Sektor Primer - Pemerintah Sebut Perlu Adanya Ekspor untuk Jaga Harga Jagung

NERACA

Jakarta – Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan Indonesia perlu membuka pasar ekspor untuk komoditas jagung guna menjaga stabilitas harga jagung saat panen raya. Menurut Presiden, kalau suplai melimpah sementara permintaan turun, maka harga jagung akan jatuh. Kalau turun, semua petani tidak akan mau menanam jagung lagi.

"Ekspornya sudah 380.000 ton, ini untuk menjaga keseimbangan agar suplai tidak melimpah sementara permintaan berkurang. Itu yang selalu kita jaga sehingga tahun kemarin ada ekspor 380.000 ton, dan impornya 180.000 ton," kata Presiden Jokowi usai panen jagung dan dialog dengan petani di Desa Botuwombato, Kabupaten Gorontalo Utara, sebagaimana disalin dari Antara.

Presiden menyebutkan saat ini pasar ekspor untuk jagung masih bagus, masih banyak permintaan. "Pokoknya harga kita kompetitif. Harga ekspor itu harus, mesti kompetitif, kualitas harus baik, itu yang harus dipegang, bahwa pasar masih membutuhkan untuk pakan ternak, hampir semua negara," katanya.

Sementara menanggapi keluhan petani tentang kesulitan mendapatkan pupuk, Presiden mengakui masih ada kekurangan dalam distribusi. "Kadang-kadang terlalu banyak di sebuah provinsi, kurang di provinsi lain. Kita harus ngomong apa adanya seperti itu, sehingga memang diperlukam tambahan kapasitas untuk produksi pupuk kita," katanya.

Sebelumnya dalam dialog dengan petani, Presiden Jokowi mengatakan pemerintah ingin produksi jagung terus meningkat, namun harganya tidak anjlok. "Saya setuju kalau ada kelebihan produksi, jangan hanya untuk dalam negeri tapi juga ekspor, sehingga harga menguntungkan. Kalau banyak tidak bisa ekspor, harganya akan jatuh," katanya.

Provinsi Gorontalo selama ini sudah dikenal sebagai salah satu sentra produksi jagung nasional yang mampu memenuhi kebutuhan komoditas itu di pasar dalam negeri bahkan ekspor.

Sejumlah program, baik yang dilakukan oleh Kementerian Pertanian maupun pemerintah daerah setempat, terus dilakukan untuk mempertahankan produksi dan kualitas jagung Gorontalo tetap terjaga Untuk tahun 2019, Kementerian Pertanian (Kementan) menargetkan produksi dan ekspor jagung lebih besar dari sentra-sentra jagung nasional. Oleh karena itu, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman akan memaksimalkan program dan bantuan untuk meningkatkan produksi dan ekspor dari provinsi yang berjuluk Serambi Madinah itu.

Produksi jagung dari petani jagung Gorontalo terbukti meningkat tajam dari yang tadinya hanya 692.000 ton di 2016, menjadi 1,5 juta ton di 2018. Bahkan dari total ekspor jagung 380.000 ton di 2018, sebanyak 113.000 tonnya adalah hasil produksi petani Gorontalo. Angka ini lebih besar dari target awal yang hanya 58 ribu ton.

Pemerintah pun optimistis, dengan program Kementan dan kerja keras pemerintah daerah bersama petani produksi jagung Gorontalo bisa menghasilkan 1,7 juta ton di 2019. Target ekspor jagung dari Gorontalo pun diupayakan bisa tembus 150.000 ton, dari target ekspor nasional yang totalnya 500.000 ton.

Secara nasional, Kementan meyakinkan bahwa produksi petani jagung nasional sudah mampu meningkat, sehingga bisa menekan impor jagung yang pada 2014 mencapai 3,25 juta ton senilai Rp10 triliun. Bahkan sudah mampu ekspor signifikan di 2018.

Keberhasilan tersebut merupakan hasil dari sejumlah kebijakan yang tepat. Diantaranya program intensifikasi dan ekstensifikasi lahan, modernisasi pertanian melalui bantuan alat mesin pertanian (alsintan), serta regulasi yang menguntungkan petani.

Intensifikasi lahan dilakukan untuk upaya peningkatan produktivitas di lahan yang sudah ada, seperti pembagian benih unggul dan pupuk gratis. Sementara ekstensifikasi berarti perluasan lahan tanam baru. Pemerintah juga dorong petani menggunakan alsintan, sehingga bisa menghemat waktu, tenaga dan biaya.

Dari sisi regulasi, setidaknya ada beberapa hal yang sudah dilakukan dan cukup berdampak besar bagi petani, yakni pengadaan benih, pupuk, pestisida, dan alsintan yang lebih sesuai dengan periode tanam petani, dan penetapan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) agar harga jagung menguntungkan bagi petani.

Gubernur Gorontalo Rusli Habibi mengatakan selama ini kekhawatiran petani jagung adalah ketersediaan benih yang sering terlambat karena proses lelang, bahkan pernah ada masa dimana petani tidak bisa menanam jagung karena proses lelang pengadaan benih yang gagal.

Petani Gorontalo bisa produksi sesuai, bahkan melebihi target Kementan karena aturan pengadaan tidak lagi lewat lelang, tapi lewat e-catalog, sehingga syarat pengadaan benih unggul bisa tepat waktu, tepat volume, dan tepat sasaran.

BERITA TERKAIT

Hingga H+3 Pertamina Tambah 14,4 juta Tabung LPG 3 Kg

NERACA Malang – Selama Ramadhan hingga H+3 Idul Fitri 2024, Pertamina melalui anak usahanya, Pertamina Patra Niaga, telah menambah pasokan…

Pengembangan Industri Pengolahan Kopi Terus Dirorong

NERACA Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus mendorong perkembangan industri pengolahan kopi nasional. Hal ini untuk semakin mengoptimalkan potensi besar…

Konsumsi Energi Listrik SPKLU Meningkat 5,2 Kali Lipat - MUDIK LEBARAN 2024

NERACA Jakarta – Guna memanjakan pemudik yang menggunakan kendaraan listrik EV (Electric Vehicle), 1.299 unit Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum…

BERITA LAINNYA DI Industri

Hingga H+3 Pertamina Tambah 14,4 juta Tabung LPG 3 Kg

NERACA Malang – Selama Ramadhan hingga H+3 Idul Fitri 2024, Pertamina melalui anak usahanya, Pertamina Patra Niaga, telah menambah pasokan…

Pengembangan Industri Pengolahan Kopi Terus Dirorong

NERACA Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus mendorong perkembangan industri pengolahan kopi nasional. Hal ini untuk semakin mengoptimalkan potensi besar…

Konsumsi Energi Listrik SPKLU Meningkat 5,2 Kali Lipat - MUDIK LEBARAN 2024

NERACA Jakarta – Guna memanjakan pemudik yang menggunakan kendaraan listrik EV (Electric Vehicle), 1.299 unit Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum…