Harga Beras di Penggilingan Turun Pada Februari

NERACA

Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa rata-rata harga beras di penggilingan untuk berbagai kualitas mengalami penurunan pada Februari 2019. "Harga beras di tingkat penggilingan baik untuk kualitas premium, medium maupun rendah semuanya mengalami penurunan harga baik secara bulanan (month to month/mtm) maupun tahunan (year on year/yoy)," ujar Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Yunita Rusanti kepada wartawan di Jakarta, disalin dari Antara.

Menurut data BPS, rata-rata harga beras premium di penggilingan pada Februari 2019 sebesar Rp10.008 per kilogram, turun sebesar 1,02 persen dibandingkan Januari 2019 sebesar Rp10.111 per kilogram.

Sedangkan secara tahunan rata-rata harga beras premium di penggilingan turun 3,60 persen dari Rp10.382 per kilogram pada Februari 2018 menjadi Rp10.008 per kilogram pada Februari 2019. Untuk rata-rata harga beras medium di penggilingan pada Februari 2019 sebesar Rp9.800 per kilogram, turun 1,04 persen dibandingkan Januari 2019 sebesar Rp10.215 per kilogram.

Secara tahunan, rata-rata harga beras medium di penggilingan turun 4,06 persen dari Rp10.215 per kilogram pada Februari 2018 menjadi Rp9.800 per kilogram pada Februari 2019. Rata-rata harga beras berkualitas rendah di penggilingan pada Februari 2019 sebesar Rp9.474 per kilogram, turun 0,65 persen dibandingkan Januari 2019 sebesar Rp9.536 per kilogram.

Secara tahunan, rata-rata harga beras berkualitas rendah di penggilingan turun 5,14 persen dari Rp9.987 per kilogram pada Februari 2018 menjadi Rp9.474 per kilogram pada Februari 2019. "Jadi semua mengalami penurunan. Penurunan tertinggi secara bulanan terlihat pada rata-rata harga beras medium di penggilingan, " ujar Yunita.

BPS mengungkapkan bahwa Indeks Harga Perdagangan Besar Umum Nonmigas atau IHPB Umum Nonmigas pada Februari 2019 mengalami penurunan 0,34 persen dibandingkan bulan sebelumnya.

"Untuk IHPB Umum Nonmigas kondisi Februari 2019 mengalami penurunan sebesar 0,34 persen. Jadi harga grosir untuk nonmigas mengalami penurunan 0,34 persen," ujar Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Yunita Rusanti.

Yunita menjelaskan bahwa harga grosir nonmigas untuk tahun kalender 2019 juga mengalami penurunan sebesar 0,25 persen. Namun untuk harga grosir secara tahunan mengalami kenaikan 1,89 persen (year on year/yoy).

"Yang menyebabkan penurunan harga grosir pada Februari 2019 yang dominan tertinggi itu, dari sektor pertanian yang mengalami penurunan secara bulanan sebesar 2,26 persen (month to month/mtm)," katanya.

Yunita juga menambahkan bahwa komoditas-komoditas yang mengalami penurunan harga pada Februari 2019, antara lain cabai merah, cabai rawit, tomat, ayam ras, bawang merah, kol, dan daging ayam. "Ini sejalan, di harga konsumen turun dan di harga pedesaan juga turun," tutur Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS dalam acara jumpa pers.

Sedangkan sektor pertambangan dan penggalian turun 0,17 persen, namun sektor industri mengalami kenaikan sebesar 0,12 persen dalam IHPB Nonmigas pada Februari 2019. Sektor pertanian merupakan penyumbang andil dominan pada perubahan harga grosir pada Februari 2019 yakni sebesar negatif 0,42 persen.

Sedangkan sektor pertambangan dan penggalian menyumbang andil sebesar negatif 0,01 persen, dan sektor industri 0,06 persen. IHPB Umum pada Januari 2019 cenderung stabil terhadap bulan sebelumnya, dengan sektor domestik menyumbang andil 0,16 persen. Sementara itu, kelompok perdagangan internasional menyumbang andil negatif 0,16 persen.

Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Selatan (Sulsel) mencatat angka deflasi di provinsi tersebut pada Februari 2019 sekitar -0,19 persen disebabkan oleh kebijakan pemerintah yang menurunkan harga bahan bakar minyak (BBM). Kepala BPS Sulsel Yos Rusdiansyah di Makassar, Jumat, mengatakan penyebab deflasi di daerah tersebut karena menurunnya beberapa indeks harga-harga.

"Faktor pendorong terjadinya deflasi itu disebabkan adanya penurunan indeks harga pada dua kelompok yang memiliki kontribusi cukup besar, diantaranya penurunan harga bahan bakar minyak," ujarnya.

BERITA TERKAIT

Pelaku Transhipment Dari Kapal Asing Ditangkap - CEGAH ILLEGAL FISHING

NERACA Tual – Kapal Pengawas Orca 06 milik Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) berhasil mengamankan Kapal Pengangkut Ikan asal Indonesia yang…

Puluhan Ton Tuna Loin Beku Rutin Di Ekspor ke Vietnam

NERACA Morotai – Karantina Maluku Utara kembali memfasilitasi ekspor tuna loin beku sebanyak 25 ton tujuan Vietnam melalui Satuan Pelayanan…

Libur Lebaran Dorong Industri Parekraf dan UMKM

NERACA Jakarta – Tingginya pergerakan masyarakat saat momen mudik dan libur lebaran tahun ini memberikan dampak yang besar terhadap industri…

BERITA LAINNYA DI Perdagangan

Pelaku Transhipment Dari Kapal Asing Ditangkap - CEGAH ILLEGAL FISHING

NERACA Tual – Kapal Pengawas Orca 06 milik Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) berhasil mengamankan Kapal Pengangkut Ikan asal Indonesia yang…

Puluhan Ton Tuna Loin Beku Rutin Di Ekspor ke Vietnam

NERACA Morotai – Karantina Maluku Utara kembali memfasilitasi ekspor tuna loin beku sebanyak 25 ton tujuan Vietnam melalui Satuan Pelayanan…

Libur Lebaran Dorong Industri Parekraf dan UMKM

NERACA Jakarta – Tingginya pergerakan masyarakat saat momen mudik dan libur lebaran tahun ini memberikan dampak yang besar terhadap industri…