NERACA

Jakarta – PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat sepanjang awal tahun hingga akhir Februari 2019, nilai emisi obligasi dan sukuk mencapai Rp 13,24 triliun menyusul pencatatan dua obigasi pekan ini. Dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin disebutkan, sejak awal Januari hingga 1 Maret 2019 ada 15 emisi dari 12 perusahaan senilai Rp 13,24 triliun.

Pada pekan kemarin, BEI mencatatkan dua obligasi berkelanjutan pada hari yang sama, yaitu Senin (25/2/2019). Pertama, Obligasi Berkelanjutan I PP Properti Tahap II Tahun 2019 senilai Rp 800 miliar dengan jangka waktu tiga tahun. Kedua, Obligasi Berkelanjutan IV BFI Finance Indonesia Tahap II Tahun 2019 senilai Rp 1 triliun.

Dengan pencatatan ini, maka total emisi obligasi dan sukuk yang tercatat di BEI berjumlah 391 emisi dengan nilai outstanding Rp 421,63 triliun dan US$ 47,5 juta, diterbitkan oleh 117 perusahaan tercatat. Sementara Surat Berharga Negara (SBN) yang tercatat di BEI berjumlah 99 seri senilai Rp 2.461,95 triliun dan US$ 400 juta. Efek Beragun Aset (EBA) sebanyak 11 emisi senilai Rp 9,55 triliun.

Selain itu, BEI juga mengungkapkan, IHSG sepekan kemarin melemah sebesar 0,02% ke level 6,499.88 dari 6.501,38 pada penutupan pekan sebelumnya. Selama sepekan, investor asing mencatatkan jual bersih (net sell) sebesar Rp 929 miliar. Sejalan IHSG, nilai kapitalisasi pasar turun 0,02% menjadi Rp 7.391,21 triliun dari Rp 7.392,35 triliun pada penutupan pekan sebelumnya.

Sementara rata-rata volume transaksi harian BEI naik 3,12% menjadi 14,66 miliar unit saham dari 14,22 miliar unit saham dari pekan sebelumnya. Tidak hanya itu, rata-rata nilai transaksi harian BEI juga mengalami peningkatan sebesar 1,45% menjadi Rp 9,77 triliun dari Rp 9,63 triliun pada penutupan pekan sebelumnya. Adapun frekuensi transaksi harian BEI turun sebesar 0,72% menjadi 441.270 kali transaksi dari 444.470 kali transaksi dari pekan lalu.

Selama sepekan, investor asing mencatatkan jual bersih sebesar Rp 929 miliar dan sampai dengan awal bulan Maret 2019 ini investor asing mencatatkan beli bersih (net buy) sebesar Rp 9,9 triliun. Pada perdagangan Jum’at akhir pekan kemarin, IHSG ditutup terkoreksi sebesar 56,54 poin atau 0,88% menjadi 6.499,88. Sedangkan kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 bergerak turun 12,07 poin atau 1,2% menjadi 1.018,17.

Kata analis Panin Sekuritas, William Hartanto, sentimen pasar pada kemarin masih didorong oleh laporan keuangan emiten. Dirinya pun memprediksi penguatan IHSG akan berlanjut pada awal Senin pekan ini,”Masih belum ada sentimen baru, hanya dari laporan keuangan. Investor bisa fokus mencari emiten mana yang bertumbuh di atas 20%, sahamnya akan menguat pada hari data tersebut dirilis atau sehari setelahnya," ujar William.

Sementara itu, bursa regional Asia ditutup menguat. Indeks Nikkei menguat 217,53 poin (1,02%) ke 21.602,69, indeks Hang Seng menguat 178,99 poin (0,63%) ke 28.812,17, dan indeks Straits Times menguat 7,7 poin (0,24%) ke posisi 3.220,04..