Menjaga Hutan Rinjani Dari Amukan Api

Ancaman kebakaran hutan selalu mengintai kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani, Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat. Pada musim kemarau, kobaran api bisa tiba-tiba muncul menghanguskan sabana dan pepohonan di pegunungan yang memiliki ketinggian 3.726 meter di atas permukaan laut (mdpl) tersebut.

Meskipun demikian, kebakaran hutan dan lahan di Provinsi NTB selama ini, termasuk di kawasan Gunung Rinjani, tidak separah di provinsi lainnya yang menyebabkan terjadinya kabut asap. Bahkan, diprotes oleh "Negeri Jiran" Malaysia, beberapa tahun lalu.

Data Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR), ratusan hektare sabana hangus terbakar. Api membakar kawasan yang didominasi rumput ilalang pada 19 September 2015. Kejadian sejak siang hari tersebut berlangsung hingga beberapa hari lamanya.

Peristiwa serupa juga terjadi pada 9 Oktober 2017. Api membakar rumput ilalang dan pohon cemara saat panas tering matahari. Api begitu cepat menjalar ke segala penjuru kawasan TNGR. Total luas kawasan yang terbakar mencapai puluhan hektare.

Bahkan, kobaran api sempat mengarah ke pemukiman penduduk Kecamatan Sembalun, Kabupaten Lombok Timur, yang posisinya berada di kaki Gunung Rinjani. Namun, petugas berhasil mencegahnya.

Perjuangan memadamkan api yang dilakukan petugas taman nasional bersama TNI-Polri dibantu warga lokal juga terjadi pada Juni 2018. Sekitar 20 hektare sabana hangus menjadi abu setelah terbakar api beberapa jam lamanya.

Menurut Kepala BTNGR Sudiyono, upaya memadamkan api di dalam kawasan Gunung Rinjani, relatif sulit. Pasalnya, lahan yang terbakar berada pada kemiringan yang sulit dijangkau oleh petugas.

Pemadaman api dilakukan dengan menyiramkan air menggunakan alat penyemprot sederhana (jet sutter). Pasokan air dibawa menggunakan mobil tangki ke dalam kawasan yang masih memungkinkan untuk masuk kendaraan roda empat.

BTNGR memiliki dua mobil tangki air untuk memadamkan api dan membantu penyiraman material longsor yang menutup badan jalan di sekitar lingkar Gunung Rinjani.

Namun, upaya pemadaman api menggunakan peralatan semprot terkadang menemui hambatan jika lokasi api jauh dari tempat parkir mobil tangki. Kondisi tersebut diperparah dengan tidak adanya sumber mata air di sekitar lokasi kebakaran.

Dalam kondisi demikian, upaya pemadaman terpaksa dilakukan secara tradisional (gepyok) agar api tidak meluas. Petugas bersama warga memukul kobaran api yang membakar rerumputan dengan "gepyok" yang terbuat dari ranting pepohonan basah.

Setiap peristiwa kebakaran di dalam hutan Gunung Rinjani, selalu muncul dugaan terjadi akibat pembakaran lahan kebun di sekitar kawasan.

Ada juga dugaan disebabkan ulah manusia yang membuang puntung rokok ke areal sabana. Api akhirnya berkobar karena rerumputan yang kering mudah terbakar meskipun hanya terkena api dari puntung rokok.

Kebakaran seperti itu sering terjadi ketika musim pendakian. Rata-rata jumlah pendaki gunung itu mencapai 2.000-an orang per hari. Namun, belum pernah ada warga yang diproses hukum. Pasalnya, pihak berwenang kesulitan mendapatkan bukti-bukti kuat, meskipun penyebab kebakaran diduga kuat karena perilaku manusia yang tidak bertanggung jawab.

Kebakaran Permukaan Menurut Sudiyono, kebakaran di dalam kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani masih tergolong kebakaran permukaan karena hanya membakar rerumputan kering.

Berbeda dengan di Kalimantan dan Sumatera tergolong kebakaran bawah karena menghanguskan lahan gambut.

Kebakaran permukaan memang tidak begitu berdampak besar terhadap habitat satwa. Pasalnya, hewan-hewan berukuran besar memiliki insting menyelamatkan diri ke kawasan yang ditumbuhi pepohonan besar ketika terjadi kebakaran padang rumput.

Namun, hal yang paling diantisipasi adalah kebakaran bawah menjadi kebakaran atas, yakni terbakarnya pepohonan hingga kobaran api menjulang tinggi. Hal itu bisa terjadi jika api yang membakar padang rumput dibiarkan menjalar ke dalam kawasan hutan yang ditumbuhi pepohonan. (ant)

 

BERITA TERKAIT

Jurus Jitu Selamatkan UMKM

Jurus Jitu Selamatkan UMKM  Pelaku UMKM sebenarnya tidak membutuhkan subsidi bunga. Yang sangat mendesak diperlukan adalah penguatan modal untuk memulai…

Tegakkan Protokol Kesehatan di Pilkada 2020

Tegakkan Protokol Kesehatan di Pilkada 2020 Dalam konteks masih terjadinya penularan dengan grafik yang masih naik, sejumlah pihak meminta pemerintah…

Jangan Buru-Buru Menutup Wilayah

Jangan Buru-Buru Menutup Wilayah Strategi intervensi berbasis lokal, strategi intervensi untuk pembatasan berskala lokal ini penting sekali untuk dilakukan, baik…

BERITA LAINNYA DI

Jurus Jitu Selamatkan UMKM

Jurus Jitu Selamatkan UMKM  Pelaku UMKM sebenarnya tidak membutuhkan subsidi bunga. Yang sangat mendesak diperlukan adalah penguatan modal untuk memulai…

Tegakkan Protokol Kesehatan di Pilkada 2020

Tegakkan Protokol Kesehatan di Pilkada 2020 Dalam konteks masih terjadinya penularan dengan grafik yang masih naik, sejumlah pihak meminta pemerintah…

Jangan Buru-Buru Menutup Wilayah

Jangan Buru-Buru Menutup Wilayah Strategi intervensi berbasis lokal, strategi intervensi untuk pembatasan berskala lokal ini penting sekali untuk dilakukan, baik…