Pilpres dan Kepentingan Umat

Oleh: Dr. Edy Purwo Saputro, MSi., Dosen Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Solo

Tanwir Muhammadiyah telah diselenggarakan pada 15-17 Pebruari 2019 di Bengkulu dengan tema “Beragama Yang Mencerahkan” sesuai dengan SK PP Muhammadiyah no. 265/KEP/I.0/B/2018. Persepsian tentang tema ‘Beragama Yang Mencerahkan’ saat ini cenderung mengacu kepada aspek politis karena muncul di tahun politik dan karenanya ke mana arah politik umat Muhammadiyah menjelang pilpres nampaknya juga menjadi target politik dari kedua kandidat capres – cawapres yaitu Jokowi vs Prabowo. Fakta ini tentu sangat beralasan karena Muhammadiyah dengan basis massanya yang tersebar merupakan salah satu ormas terbesar di republik ini, selain NU. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika tokoh-tokoh Muhammadiyah kini juga menjadi incaran untuk dapat memberikan efek stimulus terhadap umat Muhammadiyah.

Fakta yang berkembang memang menjadi sangat dilematis karena di satu sisi pergerakan Muhammadiyah berkomitmen untuk netral atau tidak berpolitik, namun di sisi lain fakta perkembangan demokrasi tidak memungkinkan semua organisasi massa dan keagamaan untuk tidak berpolitik. Oleh karena itu, meski tidak secara langsung, yang pasti ke depan pergerakan Muhammadiyah pasti akan berpolitik juga. Bahkan, jika dicermati banyak di kalangan senior yang telah terlibat secara langsung dalam kiprah politik, termasuk misal mendirikan parpol tertentu atau menjadi donatur pada parpol tertentu. Terkait hal ini maka tema tanwir 2019 yaitu ‘Beragama Yang Mencerahkan’ sejatinya juga mengacu kepentingan politis di tahun politik sehingga dapat dipersepsikan bahwa beragama juga harus berpolitik sehingga mampu mencerahkan kehidupan demokrasi kedepannya.

Konsekuensi

Relevan dengan dilema kehidupan demokrasi dan menjelang pilpres ternyata pergerakan Muhammadiyah cenderung terpecah menjadi dua kubu yaitu antara yang mendukung ke Prabowo dan di sisi lain ada juga yang mendukung Jokowi. Fenomena ini tentu menjadi sesuatu yang wajar dalam dinamikan kehidupan organisasi dan juga fakta yang tidak bisa dihindari dari perkembangan Muhammadiyah yang menapaki usianya seabad lebih. Hal ini sebenarnya juga dialamai oleh ormas lainnya karena suara akar rumput pastilah tidak  akan seirama dengan organisasinya. Oleh karena itu perbedaan dalam menentukan pilihan menjelang pilpres tidak harus memecah belah kesatuan pergerakan ormas dan organisasi keagamaan semisal Muhammadiyah karena memang sebenarnya pergerakan Muhammadiyah tidak harus berpolitik. Bahkan, ini juga ditegaskan oleh Din Syamsudin di Tanwir Muhammadiyah di Samarinda 23-25 Mei 2014, bahwa Muhammadiyah netral dalam pilpres. Artinya, Muhammadiyah memang tidak berpolitik praktis langsung.

Tanpa mengabaikan komitmen netralitas Muhammadiyah, yang pasti, umat yang ada di Muhammadiyah pasti harus memilih dan menentukan sikap. Oleh karena itu, sangatlah beralasan jika akhirnya ini memicu perbedaan dalam penentuan sikap dan dukungan ke capres - cawapres. Artinya, realitas ini adalah sesuatu yang wajar dan karenanya tidaklah perlu sampai memicu konflik, apalagi sampai menimbulkan perpecahan antar umat. Hal ini sekaligus menunjukan bahwa kesadaran politik dari umat Muhammadiyah semakin berkembang untuk menentukan pilihan yang terbaik, tidak hanya bagi bangsa dan negara tetapi juga bagi perkembangan pergerakan Muhammadiyah itu sendiri. Argumen hal ini yaitu demokrasi identik dengan suksesi kepemimpinan sehingga dari pilpres diharapkan lahir pemimpin yang amanah. Jadi, tema ‘Beragama Yang Mencerahkan’ sejatinya yaitu adalah bagaimana mendukung tahun politik yang menghasilkan suksesi terbaik.

Jika dicermati, perkembangan politik dan dinamisasi yang muncul saat ini sangat cepat sehingga tema tanwir 2019 yaitu ‘Beragama Yang Mencerahkan’ memberikan banyak makna, yaitu tidak saja dari aspek sosial-keagamaan tapi juga ekonomi-politik dan tentu umat Muhammadiyah semakin cerdas dalam mensikapi perkembangan isu politik dan dinamikanya menjelang pilpres. Bahkan, diyakini umat Muhammadiyah tidak terpedaya oleh maraknya peredaran isu kampanye hitam, termasuk juga munculnya beragam hoax yang kemudian berniat memecah belah persatuan umat dan bangsa. Oleh karena itu, apa yang diharapkan dari tema ‘Beragama Yang Mencerahkan’ sejatinya yaitu memacu niat persatuan dan persantunan di tahun politik yang kenyataanya penuh intrik.

Konsistensi

Terlepas dari berbagai konflik kepentingan yang muncul menjelang pilpres, yang pasti, perkembangan demokrasi politik yang diwarnai kampanye hitam justru memperkeruh situasi sospol dan hal ini nampaknya sangat bertentangan dengan kampanye damai yang dideklarasikan kedua kandidat pada awal musim kampanye pilpres kemarin. Fakta yang ada memang menunjukan bahwa kedua kandidat saling serang melalui kampanye hitam di berbagai media, baik offline ataupun online dan fakta ini semakin menunjukan kepada publik bahwa kehidupan demokrasi di republik ini belum mencapai tahap kedewasaan. Ironisnya, kampanye hitam tidak hanya menyerang pribadi dan individu tapi juga agama sehingga fenomena ini sangat rentan memicu konflik horisontal. Oleh karenanya sangat beralasan jika ini menjadi relevan dengan tema tanwir: ‘Beragama Yang Mencerahkan’

Situasi yang berkembang terkait dinamika politik ternyata juga melibatkan tokoh-tokoh yang memiliki basis intelektual, termasuk misalnya melibatkan sejumlah alumni PT di sejumlah daerah. Ironisnya, muncul juga penegasan bahwa almamater tetap netral dan tidak berpolitik. Sekali lagi inilah relevansinya dengan tema tanwir ‘Beragama Yang Mencerahkan’ agar para alumni juga tetap netral tanpa harus terlibat berbalut almamater.

Oleh karena itu, sangat beralasan jika situasi demokrasi menjelang pilpres cenderung semakin memanas dan situasi ini ternyata juga melibatkan sejumlah ormas keagamaan, termasuk salah satunya adalah Muhammadiyah. Terkait ini, beralasan jika banyak tokoh lintas agama yang merasa prihatin melihat perkembangan dewasa ini menjelang pilpres.

 

BERITA TERKAIT

Tidak Ada Pihak yang Menolak Hasil Putusan Sidang MK

  Oleh : Dhita Karuniawati, Penelitti di Lembaga Studi Informasi Strategis Indonesia   Mahkamah Konstitusi (MK) mengumumkan hasil sidang putusan…

Investor Dukung Putusan MK dan Penetapan Hasil Pemilu 2024

  Oleh: Nial Fitriani, Analis Ekonomi Politik   Investor atau penanam modal mendukung penuh bagaimana penetapan hasil Pemilihan Umum (Pemilu)…

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Diprediksi Tetap Tinggi di 2024

  Oleh : Attar Yafiq, Pemerhati Ekonomi   Saat ini perekonomian global tengah diguncang oleh berbagai sektor seperti cuaca ekstrim,…

BERITA LAINNYA DI Opini

Tidak Ada Pihak yang Menolak Hasil Putusan Sidang MK

  Oleh : Dhita Karuniawati, Penelitti di Lembaga Studi Informasi Strategis Indonesia   Mahkamah Konstitusi (MK) mengumumkan hasil sidang putusan…

Investor Dukung Putusan MK dan Penetapan Hasil Pemilu 2024

  Oleh: Nial Fitriani, Analis Ekonomi Politik   Investor atau penanam modal mendukung penuh bagaimana penetapan hasil Pemilihan Umum (Pemilu)…

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Diprediksi Tetap Tinggi di 2024

  Oleh : Attar Yafiq, Pemerhati Ekonomi   Saat ini perekonomian global tengah diguncang oleh berbagai sektor seperti cuaca ekstrim,…