Indomobil Bukukan Untung Rp 108,13 Miliar

NERACA

Jakarta – Setelah lima tahun berturut-turut mencatatkan rugi, di tahun 2018 kemarin, PT Indomobil Sukses Internasional Tbk (IMAS) berhasil membukukan laba bersih Rp108,13 miliar atau membaik dibanding periode yang sama tahun 2017 yang tercatat rugi bersih sebesar Rp109,62 miliar. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam laporan keuangan yang dirilis di Jakarta, kemarin.

Emiten distributor kendaraan bermotor ini juga membukukan pendapatan Rp17,521 triliun  atau naik 14,076%  dibandingkan akhir Desember 2017 sebesar Rp15,359 triliun. Sedangkan  beban pokok penjualan mengalami kenaikan 14,826% dari Rp12,289 triliun menjadi Rp14,111 triliun. Sedangkan kewajiban tercatat sebesar Rp31,053 triliun  atau naik 40,54%  dibanding akhir tahun 2017 sebesar Rp22,094 triliun.

Sementara ekuitas  tercatat sebesar Rp10,453 triliun  atau naik 12,62% dibanding akhir tahun 2017 yang tercatat Rp9,281 triliun. Adapun aset tercatat sebesar Rp41,507 triliun atau naik 32,29% dibanding akhir tahun 2017 yang sebesar Rp31,375 triliun. Kemudian untuk mempertahankan pencapaian pertumbuhan laba tersebut, tahun ini perseroan meluncurkan inovasi produk yang ada. Belum lama ini, Livina baru diluncurkan. Seri terbaru Livina tersebut merupakan kelanjutan setelah sebelumnya sempat dis-continue model baru sejak 2016 silam dengan model terakhir Grand Livina Model Year 2016. 

Untuk target penjualan, manajemen IMAS menargetkan dapat menjual lebih dari 4.000 unit tahun ini, dibanding sekitar 2.270 unit pada 2018. Selain Livina, dari sisi dealer penjualan perusahaan juga berharap dari dukungan penjualan kendaraan komersial, terutama dari Hino, yang mana IMAS menargetkan dapat membukukan pertumbuhan volume penjualan 10%-15% pada 2019.

PT Bahana Sekuritas dalam risetnya yang ditulis Anthony Yunus dan Raden Rami Ramdana menyatakan, Indomobil Sukse Internasional memiliki tiga rencana strategis untuk membalik kinerja menjadi positif. Salah satu langkahnya adalah perbaikan keuntungan dealer yang akan didorong oleh kenaikan volume dan margin dealer yang lebih baik karena adanya peluncuran Nissan New Grand Livina. 

Strategi lainnya adalah potensi melonjaknya laba anak usaha yaitu PT Indomobil Multi Jasa Tbk (IMJS), yang 92% sahamnya dimiliki IMAS) yang diprediksi naik menjadi sekitar Rp 400 miliar pada 2019 dari Rp 250 miliar tahun lalu karena peningkatan armada truk yang disewakan. Jumlah armada truk IMJS dinyatakan naik lebih dari dua kali lipat menjadi 7.000 unit pada akhir 2019. 

Faktor terakhir berasal dari bisnis distribusi BBM, yang saat ini sudah memiliki 20 stasiun pengisian BBM umum (SPBU) bermerek 'Mobil'. IMAS menargetkan dapat membuka 1.000 SPBU baru pada akhir tahun ini, dengan bekerja sama dengan ExxonMobil. Selain itu, perseroan juga berharap dapat mengantongi keuntungan sekitar Rp 900 miliar dari penjualan sahamnya di PT Multistrada Arah Sarana Tbk (MASA) tahun ini.

 

BERITA TERKAIT

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…