Niaga Internasional - Pengusaha Karet Dukung Langkah Pemerintah Buka Pasar ke India

 

NERACA

Jakarta – Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (Gapkindo) mendukung langkah pemerintah yang ingin membuka pasar komoditas karet domestik ke India untuk meningkatkan volume perdagangan. Ketua Umum Gapkindo Moenardji Soedargo menyatakan pihaknya siap memberikan dukungan berupa sosialisasi.

Moenardji menjelaskan selama ini India sebenarnya sudah menggunakan hasil karet dari Indonesia, namun pembelian komoditas tersebut dilakukan melalui perusahaan diler di Singapura. "Kebanyakan perusahan dagang karet ini adalah perusahaan Singapura yang perannya sebagai dealer. Itu barangnya ekspor dari Indonesia," katanya, disalin dari Antara.

Untuk itu, upaya pemerintah guna menjalin kontak langsung dengan India patut mendapatkan apresiasi karena negara tersebut merupakan pasar ekspor potensial bagi karet asal Indonesia.

Moenardji menuturkan langkah aktif India dalam mencari produsen karet baru terlihat karena sebelumnya India masih mampu memenuhi kebutuhan karet secara swadaya. Namun, cara tersebut tidak lagi dapat dilakukan karena adanya gangguan cuaca yang signifikan.

Moenardji juga tidak melihat kendala berarti yang dapat menghambat Indonesia untuk mengekspor karet guna memenuhi permintaan India. Ia memastikan kualitas karet Indonesia masih menjadi pionir termasuk di antara anggota (International Tripartite Rubber Council/ITRC) lainnya seperti Thailand dan Malaysia.

Sebelumnya, pelaku usaha India menjajaki peluang untuk mengimpor karet, gambir dan kertas dari Indonesia seusai misi dagang Indonesia pada India-ASEAN Expo and Summit ke 4: "Co-creating the Future".

Sementara itu, pemerintah Indonesia memutuskan untuk menerapkan tiga kebijakan untuk mengatasi harga karet alam yang masih berada di level rendah sepanjang 2018 hingga awal 2019.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan bahwa kebijakan tersebut dilakukan baik jangka pendek, menengah, maupun panjang dengan mengatur jumlah ekspor karet alam, peningkatan penggunaan karet alam di dalam negeri, dan peremajaan (replanting) karet alam.

"Kombinasi tiga kebijakan itu, melalui pengaturan ekspor, ditambah promosi dan penggunaan karet alam dalam negeri, ditambah program peremajaan karet rakyat, kita percaya bisa menjaga agar harga karet tidak lagi jatuh begitu rendah," kata Menko Darmin pada konferensi pers di Kantor Kemenko Perekonomian Jakarta, disalin dari laman Antara.

Darmin menjelaskan saat ini harga karet alam ekspor berkisar 1,45 dolar AS per kilogram dan di tingkat petani hanya Rp7.000 sampai Rp7.500 per kg. Menurut dia, pergerakan harga karet alam ini semakin tidak sesuai dengan harga seharusnya jika dilihat dari pasokan dan kebutuhan pasar.

Tiga kebijakan ini merupakan keputusan dari pertemuan International Tripartite Rubber Council (ITRC) yang diinisiasi tiga negara produsen karet, yakni Indonesia, Malaysia dan Thailand, pada 22 Februari 2019 di Bangkok, Thailand.

Pertemuan ini dipimpin oleh Menteri Pertanian dan Kerja sama Thailand, Grisada Boonrach. Wakil dari Indonesia adalah Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution, sementara Malaysia diwakili oleh Menteri Industri Utama Teresa Kok. Mereka didampingi oleh pejabat senior kementerian lainnya, serta anggota Dewan Direksi ITRC.

Untuk jangka pendek, kebijakan yang diambil oleh tiga negara adalah pengaturan ekspor dari mekanisme Agreed Export Tonnage Scheme (AETS). Penerapan AETS dilakukan dengan mengurangi ekspor dari ketiga negara tersebut sebesar 200-300 ribu Metric Ton (MT), untuk jangka waktu tiga bulan ke depan.

Para menteri kemudian menginstruksikan kepada Senior Official Meeting (SOM) ITRC untuk membahas poin-poin implementasi AETS pada 4 Maret 2019 mendatang di Thailand. Implementasi AETS perlu dilanjutkan dengan mekanisme penggunaan karet dalam negeri melalui Demand Promotion Scheme (DPS) guna meningkatkan konsumsi domestik secara signifikan di masing-masing negara.

Di Indonesia sendiri, utilisasi karet alam terdapat pada proyek-proyek infrastruktur, seperti jalan provinsi dan kabupaten yang tersebar di seluruh negeri, damper jalur rel, pemisah jalan, bantalan jembatan, dan vulkanisir ban. Sedangkan, Thailand telah menerapkan Operasi Pasar Strategis melalui 6 pasar fisik karet, yang kemudian mampu memperbaiki harga karet alam di pasar domestiknya.

Dengan operasi tersebut, volume perdagangan karet alam Thailand di 2018 meningkat sebesar 105.600 MT atau senilai total 225 juta dolar AS. Sedangkan, Malaysia akan meneruskan proyek jalan berlapis karet.

BERITA TERKAIT

Tingkatkan Kinerja UMKM Menembus Pasar Ekspor - AKI DAN INKUBASI HOME DECOR

NERACA Bali – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno bertemu dengan para…

UMKM Perikanan Potensial di 12 Provinsi Terus Didorong

NERACA Jakarta – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) akan memberikan dukungan penuh terhadap 376 Unit Pengolahan Ikan (UPI) Usaha Mikro…

Indonesia dan Tunisia Segera Tuntaskan Perundingan IT-PTA

NERACA Tangerang – Indonesia dan Tunisia segera menuntaskan Perundingan Indonesia-Tunisia Preferential Trade Agreement (IT-PTA) pada 2024. Ini ditandai dengan  penyelesaian…

BERITA LAINNYA DI Perdagangan

Tingkatkan Kinerja UMKM Menembus Pasar Ekspor - AKI DAN INKUBASI HOME DECOR

NERACA Bali – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno bertemu dengan para…

UMKM Perikanan Potensial di 12 Provinsi Terus Didorong

NERACA Jakarta – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) akan memberikan dukungan penuh terhadap 376 Unit Pengolahan Ikan (UPI) Usaha Mikro…

Indonesia dan Tunisia Segera Tuntaskan Perundingan IT-PTA

NERACA Tangerang – Indonesia dan Tunisia segera menuntaskan Perundingan Indonesia-Tunisia Preferential Trade Agreement (IT-PTA) pada 2024. Ini ditandai dengan  penyelesaian…