Industri Asuransi Jiwa Melambat 19,4%

 

 

NERACA

 

Jakarta - Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) mencatat bahwa oertumbuhan industri asuransi jiwa nasional mengalami perlambatan 19,4% dibandingkan periode yang sama tahun lalu, sementara total pendapatan premi turut melambat 5,0% dibandingkan tahun sebelumnya. Sedangkan hasil investasi industri asuransi jiwa turut melambat sebesar 84,5% jika dibandingkan pada tahun sebelumnya menjadi Rp 7,83 triliun, namun, hasil Investasi tetap mengalami kenaikan sebesar 509,8% dibandingkan Kuartal III-2018.

Ketua Bersama AAJI Maryoso Sumaryono, dalam paparannya menyampaikan, bahwa meski keseluruhan total pendapatan industri asuransi jiwa di kuartal keempat 2018 mengalami perlambatan, dikarenakan pengaruh kondisi pertumbuhan ekonomi global dan nasional, tetapi pertumbuhan hasil investasi secara kuartal dari Q2 sampai dengan Q4 di tahun 2018 yang meningkat, tetap memberikan harapan positif di tahun berikutnya. “Di kuartal IV-2018, keseluruhan total pendapatan industri asuransi jiwa mengalami perlambatan, kinerja industri asuransi jiwa, mencatatkan penurunan pertumbuhan industri sebesar 19,4%, dibandingkan dengan kuartal IV-2017,” kata Maryoso di Jakarta, Rabu (27/2).

Terkait total pendapatan premi, Maryoso menjelaskan total pendapatan premi sampai dengan kuartal IV-2018 mengalami perlambatan sebesar 5,0% menjadi Rp185,88 triliun. Penurunan total premi dipengaruhi oleh menurunnya pendapatan premi dari saluran distribusi bancassurance sebesar 11,2% serta berkontribusi sebesar 42,9% dari keseluruhan total pendapatan premi industri asuransi jiwa. Tercatat pendapatan premi bisnis baru yang berasal dari produk asuransi kesehatan memiliki kontribusi sebesar 4,8% dari keseluruhan total pendapatan premi bisnis baru pada Kuartal IV-2018. Hal ini menunjukkan bahwa produk asuransi kesehatan masih diminati oleh masyarakat Indonesia.

“Dalam hal Hasil Investasi industri asuransi jiwa di kuartal keempat 2018, mengalami perlambatan sebesar 84,5% jika dibandingkan pada tahun sebelumnya menjadi Rp 7,83 triliun, penurunan kinerja hasil investasi asuransi jiwa disebabkan penurunan harga pasar pada investasi saham dan reksadana, namun, apabila dibandingkan Q3 2018, Hasil Investasi di Q4 2018 menunjukkan adanya peningkatan yang tinggi, yaitu sebesar 509,8%. Hal tersebut menunjukkan bahwa IHSG sudah menguat dan industri asuransi jiwa optimis untuk hasil investasi akan semakin membaik,” katanya.

Industri asuransi jiwa tetap menunjukkan komitmen dalam melakukan tanggung jawabnya dalam membayarkan klaim dan manfaat. Pada kuartal keempat 2018, total klaim dan manfaat mengalami perlambatan 1,1%, atau senilai Rp 119,74 triliun dibandingkan periode yang sama tahun 2017 sebesar Rp 121,08 triliun.

Kepala Departemen Investasi AAJI, Iwan Pasila mengatakan, klaim nilai tebus (Surrender), dikuartal keempat 2018 melambat 0,5% dibandingkan tahun sebelumnya yakni sebesar Rp 66,93 triliun, klaim ini memiliki proporsi terbesar di dalam pembayaran klaim dan manfaat, yakni sebesar 55,9%. “Penyebab banyaknya klaim Surrender, karena kondisi pasar yang masih belum stabil dan banyak masyarakat yang membutuhkan uang tunai untuk kebutuhan sehari-hari. Oleh karena itu, perlu adanya edukasi ke masyarakat agar apabila membutuhkan dana untuk disarankan tidak melakukan klaim surrender, melainkan melakukan klaim partial wirhdrawal saja agar tetap mendapatkan dana dan asuransi tetap berjalan,” jelas Iwan Pasila. 

Klaim penarikan sebagian, juga mengalami perlambatan sebesar 16,2%, dibandingkan periode yang sama tahun 2017, menjadi Rp 14,65 triliun dan berkontribusi sebesar 12,2%. Sementara klaim kesehatan (medical), tercatat mengalami perlambatan 8,4% menjadi Rp. 8,57 Triliun. Hal ini dipengaruhi oleh menurunnya klaim kesehatan kumpulan sebesar 15,5%. Proporsi dari klaim medical adalah 50,2% dari produk Asuransi Kesehatan Kumpulan dan 49,8% berasal dari produk Asuransi Kesehatan Individu.

BERITA TERKAIT

Survei BI : Kegiatan Dunia Usaha Meningkat di Triwulan I/2024

    NERACA Jakarta – Hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) Bank Indonesia (BI) mengindikasikan bahwa kinerja kegiatan dunia usaha…

BRI Catat Setoran Tunai Lewat ATM Meningkat 24,5%

  NERACA Jakarta – PT Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk (BRI) mencatat setoran tunai melalui ATM bank tersebut meningkat sebesar 24,5 persen…

Bank DKI Jadi Penyumbang Deviden Terbesar ke Pemprov

    NERACA Jakarta – Bank DKI menjadi Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) penyumbang dividen terbesar bagi Provinsi DKI Jakarta sepanjang…

BERITA LAINNYA DI Jasa Keuangan

Survei BI : Kegiatan Dunia Usaha Meningkat di Triwulan I/2024

    NERACA Jakarta – Hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) Bank Indonesia (BI) mengindikasikan bahwa kinerja kegiatan dunia usaha…

BRI Catat Setoran Tunai Lewat ATM Meningkat 24,5%

  NERACA Jakarta – PT Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk (BRI) mencatat setoran tunai melalui ATM bank tersebut meningkat sebesar 24,5 persen…

Bank DKI Jadi Penyumbang Deviden Terbesar ke Pemprov

    NERACA Jakarta – Bank DKI menjadi Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) penyumbang dividen terbesar bagi Provinsi DKI Jakarta sepanjang…