BTN Raih Peringkat AA Dari Fitch Ratings

Berkah kinerja positif, PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) mendapatkan peringkat nasional jangka panjang‘AA dengan prospek stabil dari Fitch Ratings. Penegasan ini mencerminkan pandangan Fitch bahwa posisi penting BTN secara sistematik terhadap perekonomian domestik relatif tidak berubah terhadap bank-bank pemerintah lainnya.

Meskipun membaiknya kemampuan pemerintah dalam memberikan dukungan luar biasa yang diindikasikan dengan kenaikan peringkat sovereign Indonesia pada Desember 2011. Informasi tersebut disampaikan dalam siaran persnya di Jakarta, Kamis (14/3).

Fitch berpendapat, pemerintah besar kemungkinan akan memberikan dukungan kepada BTN bilamana diperlukan mengingat kepemilikan pemerintah yang mayoritas dan peranan penting BTN dalam menyediakan pembiayaan bersubsidi untuk perumahan murah sebagai bagian dari program pemerintah.

Fitch berpendapat bahwa membaiknya profil kredit pemerintah (‘BBB’/stable) akan mengurangi kemungkinan penurunan peringkat nasional dari BTN. Peringkat dapat saja turun bilamana dukungan dari pemerintah dianggap melemah.

Kinerja keuangan BTN tetap memuaskan selama 2011 dengan stabilnya tingkat profitabilitas, membaiknya kualitas asset dan tingkat permodalan yang cukup. Rasio laba bersih terhadap total aset (ROA) adalah sebesar 1.4% di 2011 tetap stabil di mana penurunan marjin laba bersih dapat diimbangi dengan biaya pencadangan yang lebih rendah seiring dengan membaiknya kualitas aset.

Rasio pinjaman bermasalah (NPL) turun menjadi sebesar 2.75% di akhir 2011 (2010: 3.3%), disebabkan karena membaiknya kualitas aset di tengah kondisi perekonomian domestik yang membaik. Rasio pencadangan terhadap pinjaman bermasalah cukup rendah sebesar 0.5 x pada akhir 2011, karena tingginya porsi pinjaman beragun aset dan tingkat pengembalian pinjaman bermasalah (recovery). Fitch mencatat, biaya kredit dapat ditekan dengan adanya jaminan dari portofolio pinjaman kepemilikan rumah.

Posisi permodalan bank tetap sebanding dengan para pesaingnya. Total rasio kecukupan modal dan modal inti turun menjadi masing-masing sebesar 15% dan 14.2% pada akhir 2011 (2010:15.8% dan 16.7%) karena pertumbuhan kredit dan implementasi penuh risiko operasional berdasarkan Basel II.

Struktur pendanaan BTN membaik di 2011 dengan meningkatnya porsi dana murah tabungan dan giro sebesar 45% dari total deposito pada akhir tahun 2011 (2010: 33%), meskipun lebih rendah dibandingkan dengan bank pemerintah lainnya yang diperingkat oleh Fitch.

BTN juga telah menjajaki sumber pendanaan lainnya melalui penerbitan obligasi dan sekuritisasi kredit kepemilikan rumah sejak tahun 2009 untuk mendukung pertumbuhan kredit. Penerbitan obligasi akan dapat membantu bank dalam mengurangi eksposur terhadap risiko ‘mismatch’ tenor dan bunga. (bani)

BERITA TERKAIT

Laba Bersih Rukun Raharja Melonjak 150%

Di tahun 2023, PT Rukun Raharja Tbk (RAJA) membukukan laba bersih yang melonjak 150% year on year (yoy) menjadi senilai US$ 27,1…

Transformasi, WTON Luncurkan Logo Baru

Masuki hari jadinya ke-27, PT Wijaya Karya Beton Tbk (WTON) atau WIKA Beton resmi meluncurkan logo baru yang menjadi simbol…

Pakuwon Jati Cetak Laba Bersih Rp2,1 Triliun

Emiten properti, PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) membukukan laba bersih sebesar Rp2,105 triliun pada tahun 2023 atau naik 36,8% dibanding…

BERITA LAINNYA DI

Laba Bersih Rukun Raharja Melonjak 150%

Di tahun 2023, PT Rukun Raharja Tbk (RAJA) membukukan laba bersih yang melonjak 150% year on year (yoy) menjadi senilai US$ 27,1…

Transformasi, WTON Luncurkan Logo Baru

Masuki hari jadinya ke-27, PT Wijaya Karya Beton Tbk (WTON) atau WIKA Beton resmi meluncurkan logo baru yang menjadi simbol…

Pakuwon Jati Cetak Laba Bersih Rp2,1 Triliun

Emiten properti, PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) membukukan laba bersih sebesar Rp2,105 triliun pada tahun 2023 atau naik 36,8% dibanding…