Petani Jagung Banten Butuh Akses Permodalan

Petani Jagung Banten Butuh Akses Permodalan

NERACA

Lebak - Para petani jagung yang tergabung dalam Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) di Desa Gunung Kencana, Kabupaten Lebak, membutuhkan akses permodalan untuk meningkatkan produksi jagung yang merupakan proyek percontohan pengembangan jagung di Banten.

"Yang kami butuhkan saat ini adalah permodalan karena bantuan dari pemerintah berupa pupuk hanya 50 kilogram, sedangkan kebutuhannya sekitar lima kuintal pupuk untuk satu hektare tanaman jagung agar produksinya bagus," kata Uus, salah seorang petani jagung dari Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Mukti Jaya Desa Bulakan Gunung Kencana, Kabupaten Lebak usai panen raya jagung di Lebak, Senin (25/2).

Ia mengatakan, untuk pemeliharaan satu hektare kebun jagung selama musim tanam hingga panen membutuhkan modal sekitar Rp9 juta. Sementara para petani kesulitan mendapatkan akses permodalan."Kami sudah beberapa kali rapat dengan OJK, tapi sampai saat ini belum ada realisasinya untuk bantuan modal dari BRI," kata dia.

Ia mengatakan, dengan pupuk yang hanya satu karung dari bantuan pemerintah, produksi jagung setiap hektare belum maksimal, padahal produksinya bisa mencapai tujuh sampai delapan ton per hektar, jika pupuknya cukup."Kalau soal lahan jangan khawatir, di sini saja harusnya bisa mencapai 1.500 hektare untuk luasan panen, tapi yang ada saat ini baru 1.025 hektare," ujar Uus.

Oleh karena itu, ia berharap OJK segera membantu untuk mendorong akses permodalan melalui bank-bank pemerintah untuk membantu para petani."Alhamdulillah dengan pengembangan jagung berbasis korporasi ini, kami para petani merasa terbantu karena ada kepastian harga dan juga akses pemasaran," kata Uus yang membawasi sekitar 230 petani jagung di LMDH Mukti Jaya.

Kepala Dinas Pertanian Provinsi Banten Agus M Tauchid mengatakan, produksi jagung di Banten hingga 2018 meningkat drastis. Pertumbuhan produksi jagung Banten meningkat sebesar 231,49 persen dari 63,52 ribu ton pada 2017 menjadi 210,56 ribu ton pada 2018 dengan produksi per hektare di atas lima ton."Target Provinsi Banten dalam mengembangkan jagung hibrida 2019 adalah seluas 44 ribu hektare," kata Agus.

Pengembangan jagung di kawasan tersebut dikelola oleh lima LMDH dengan melibatkan ratusan petani jagung. Hasil panen jagung di Banten sebagian dipasok untuk memenuhi kebutuhan bahan baku industri pakan ternak di Banten, salah satunya PT Caroen Pokphand dan juga disuplai ke industri pakan di Sukabumi, Jawa Barat.

Panen raya jagung hibrida di lokasi pilot project pengembangan jagung berbasis korporasi petani di Desa Bulakan, Kecamatan Gunung Kencana, Kabupaten Lebak, seluas 1.025 hektare.

Panen raya jagung tersebut secara simbolis dilakukan oleh Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian I Ketut Diarmita, Bupati Lebak Iti Octavia Jayabaya, Kepala Dinas Pertanian Provinsi Banten Agus M Tauchid, Danrem 064 Maulana Yusuf Serang Kol Inf Windiyatno serta Dinas Pertanian Kabupaten Lebak.

Bupati Lebak iti Octavia Jayabaya berharap kawasan pengembangan jagung tersebut di Kabupaten Lebak bisa meningkatkan kesejahteraan para petani serta memberikan efek lain untuk kemajuan ekonomi masyarakat salah satunya dengan pengembangan peternakan dengan memanfaatkan daun jagung untuk diolah menjadi pakan ternak yang disesuaikan dengan potensi di daerah tersebut.

"Kalau di sini cocok untuk peternakan kerbau dan domba, ini bisa memanfaatkan dari hasil tanaman jagung ini untuk peternakan sehingga bisa bersinergi antara petani jagung dan peternak di sini," kata Iti Octavia. Ant

BERITA TERKAIT

Pemkot Bogor Fokus Tangani Sampah dari Sumbernya

NERACA Kota Bogor - Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor, Jawa Barat, melalui Satgas Naturalisasi Ciliwung mendampingi warga di wilayahnya fokus menangani…

Beras Medium di Kota Sukabumi Alami Penurunan Harga

NERACA Sukabumi - Harga beras medium di sejumlah kios di Pasar Pelita dan Tipar Gede Kota Sukabumi alami penurunan harga…

Modal Pinjam PNM Mekaar, Dewi Lambungkan Bisnis Minuman Kesehatan

NERACA Jakarta – Tidak sedikit masyarakat kita yang masih kebingungan mendapatkan modal usaha. Mereka pernah mendengar ada pinjol, KUR, berbagai…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Daerah

Pemkot Bogor Fokus Tangani Sampah dari Sumbernya

NERACA Kota Bogor - Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor, Jawa Barat, melalui Satgas Naturalisasi Ciliwung mendampingi warga di wilayahnya fokus menangani…

Beras Medium di Kota Sukabumi Alami Penurunan Harga

NERACA Sukabumi - Harga beras medium di sejumlah kios di Pasar Pelita dan Tipar Gede Kota Sukabumi alami penurunan harga…

Modal Pinjam PNM Mekaar, Dewi Lambungkan Bisnis Minuman Kesehatan

NERACA Jakarta – Tidak sedikit masyarakat kita yang masih kebingungan mendapatkan modal usaha. Mereka pernah mendengar ada pinjol, KUR, berbagai…