Jadi Sub Holding Gas, PGN Perkuat Layanan bagi Masyarakat dan Industri

NERACA

 

Jakarta – Seiring kinerja cemerlang yang dicatatkan oleh Sub Holding Gas yang dijalankan oleh Perusahaan Gas Negara Tbk. (PGN) pada tahun lalu, Sub Holding Gas itu berkomitmen menggenjot layanan bagi masyarakat, termasuk segmen industri.

Tercatat, selama setahun lalu, PGN telah menyalurkan gas bumi ke 1.739 pelanggan industri manufaktur dan pembangkit listrik, 1.984 pelanggan komersial (hotel, restoran, rumah sakit) dan Usaha Kecil Menengah (UKM). Selain itu, juga terdapat 177.710 pelanggan rumah tangga yang dibangun dengan investasi PGN.

Pelanggan Gas Bumi PGN tersebar di berbagai wilayah mulai dari Sumatera Utara, Kepulauan Riau, Riau, Sumatera Selatan, Lampung, DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Utara dan Sorong, Papua Barat.

Saat ini, PGN juga telah mengelola dan menyalurkan gas bumi untuk sektor transportasi melalui 10 Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBG) dan 4 Mobile Refueling Unit (MRU). MSelain itu, untuk menunjang penyaluran serta kehandalan jaringan dan pasokan gas ke Pelanggan,  PGN juga mengoperasikan 2 Floating Storage Regasification Unit (FSRU) yakni di Jawa Barat dan Lampung.

Dari sisi volume, PGN menyalurkan gas bumi secara total sebesar 3.102 juta kaki kubik per hari (Mmscfd). Rinciannya, volume gas distribusi sebesar 963 Mmscfd dan volume transmisi gas bumi sebesar 2.139 Mmscfd.

Sejalan dengan perluasan cakupan pelanggan yang dilakoni dan untuk mempertahankan layanan prima, PGN melakukan terobosan seperti program 360 degree solution. Dalam program ini, PGN dapat menghadirkan gas bumi dari hulu hingga hilir sesuai kebutuhan masyarakat di berbagai segmen pengguna gas.

Sekretaris Perusahaan PGN, Rachmat Hutama mengungkapkan kiprah perusahaan tersebut terus diarahkan agar masyarakat mendapatkan benefit maksimal. Apalagi, ungkapnya, efisiensi energi yang ditawarkan PGN akan memberi imbas domino bagi kegiatan ekonomi masyarakat.

“Bagi kalangan industri, efisiensi sektor energi akan meningkatkan daya kompetitif, sedangkan bagi masyarakat akan meningkatkan daya beli yang semuanya bermuara kepada peningkatan ekonomi nasional,” tutur Rachmat.

Di sisi lain, terdapat sejumlah proyek infrastruktur yang sedang digarap PGN, mulai dari proyek pipa gas transmisi Duri-Dumai sepanjang 67 km, termasuk pipa distribusi gas di Dumai sepanjang 56 km. Selain itu, PGN juga sedang menggarap proyek pipa di Purwakarta-Subang dan Jargas Kota di Dumai, Karawang, Purwakarta, Cirebon, Bojonegoro, Lamongan, Pasuruan, Probolinggo, Kutai Kartanegara, Banggai, Aceh Utara, Palembang, Jambi, Depok, Bekasi, Kabupaten Mojokerto, Kota Mijokerto dan Kabupaten Wajo. "PGN terus berkomitmen membangun dan memperluas infrastruktur gas nasional, walau di tengah kondisi ekonomi yang belum membaik," kata Rachmat.

Tidak hanya proyek infrastruktur pipa gas, PGN juga fokus mengembangkan infrastruktur jaringan gas rumah tangga (jargas), sesuai amanah Peraturan Presiden Nomor 6 Tahun 2019 tentang Penyediaan dan Pendristribusian Gas Bumi melalui Jaringan Transmisi dan/atau Distribusi Gas Bumi Untuk Rumah Tangga dan Pelanggan Kecil.

Sejauh ini, PGN telah menyatakan kesiapannya mengemban tugas negara tersebut, terlebih kini berstatus sebagai Sub Holding Gas. PGN telah menyiapkan proposal untuk program pengembangan Jargas tersebut.

Proposal itu, ungkap Rachmat, sesuai  target tambahan sebanyak 4,7 juta sambungan rumah tangga mmbaru sampai dengan tahun 2025. Dia menjelaskan hal tersebut telah disesuaikan dengan rencana Kementerian ESDM. “Di dalamnya sudah ada penjelasan  detil dengan rincian lokasi-lokasi yang akan kami pasang pipa jargas,” tutup Rachmat.

Sepanjang 2018, PGN berhasil membukukan pendapatan sebesar USD 3,87 miliar yang meningkat dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar USD 3,57 miliar. Pendapatan emiten berkode PGAS tersebut, terutama diperoleh dari hasil Penjualan Gas sebesar USD 2,79 miliar dan Penjualan Minyak dan Gas sebesar USD 585 juta.

Sedangkan Laba Operasi  Konsolidasian selama tahun 2018 mencapai USD 645 juta. Alhasil, PGN mampu mengoleksi laba bersih sebesar USD 304,9 juta atau ekuivalen Rp 4,34 triliun (Kurs Rp 14.235 / USD). Dengan torehan itu, maka  EBITDA  meningkat menjadi sebesar USD 1,19 miliar, dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar USD 1,08 miliar. Di lain sisi, PGN telah mengakuisisi 51% kepemilikan saham pada Pertagas dari Pertamina tanggal 28 Desember 2018. (iwan)

BERITA TERKAIT

Tingkatkan Ekspor, 12 Industri Alsintan Diboyong ke Maroko

NERACA Meknes – Kementerian Perindustrian memfasilitasi sebanyak 12 industri alat dan mesin pertanian (alsintan) dalam negeri untuk ikut berpartisipasi pada ajang bergengsi Salon International de l'Agriculture…

Hadirkan Profesi Dunia Penerbangan - Traveloka Resmikan Flight Academy di KidZania Jakarta

Perkaya pengalaman inventori aktivitas wisata dan juga edukasi, Traveloka sebagai platform travel terdepan se-Asia Tenggar hadirkan wahana bermain edukatif di…

HBA dan HMA April 2024 Telah Ditetapkan

NERACA Jakarta – Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah resmi menetapkan Harga Batubara Acuan (HBA) untuk…

BERITA LAINNYA DI Industri

Tingkatkan Ekspor, 12 Industri Alsintan Diboyong ke Maroko

NERACA Meknes – Kementerian Perindustrian memfasilitasi sebanyak 12 industri alat dan mesin pertanian (alsintan) dalam negeri untuk ikut berpartisipasi pada ajang bergengsi Salon International de l'Agriculture…

Hadirkan Profesi Dunia Penerbangan - Traveloka Resmikan Flight Academy di KidZania Jakarta

Perkaya pengalaman inventori aktivitas wisata dan juga edukasi, Traveloka sebagai platform travel terdepan se-Asia Tenggar hadirkan wahana bermain edukatif di…

HBA dan HMA April 2024 Telah Ditetapkan

NERACA Jakarta – Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah resmi menetapkan Harga Batubara Acuan (HBA) untuk…