Simpilikasi Pembukaan Rekening - Merangsang Milenial Berinvestasi di Pasar Modal

Geliat sekolah pasar modal yang dilakukan PT Bursa Efek Indonesia (BEI) bersama perusahaan efek membuah hasil yang cukup besar seiring besarnya pertumbuhan investor pasar modal. Berdasarkan data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) mengungkapkan, sepanjang tahun 2018 jumlah investor baru untuk instrumen saham telah mencapai 223.749 single investor identification (SID). Dimana 38,27% dari total penambahan investor baru tersebut di tahun 2018 dikontribusikan dari kegiatan sekolah pasar modal di seluruh Indonesia.

Hebatnya lagi, KSEI mencatat pertumbuhan investor baru didominasi investor milenial atau usia di bawah 30 tahun yang tumbuh 11% sepanjang tahun 2018. Direktur Utama KSEI, Friderica Widyasari Dewi mengatakan, peningkatan tersebut sekaligus didukung perkembangan teknologi. "Yang menarik, investor usia muda semakin banyak, kalau tahun lalu sekitar 28% tahun 2018 sebanyak 39%," kata Friderica.

Disebutkan, demografi investor individu didominasi kaum milenial sebanyak 39,72%, diikuti investor berusia 31 tahun-40 tahun sebesar 25,34%, usia 41 tahun-50 tahun sebanyak 18,69%, usia 51 tahun-60 tahun dan terendah adalah investor dengan usia di atas 60 tahun sebanyak 5,56%. Sementara, berdasarkan jenis kelamin, terbanyak masih dari pria yakni 59,13%, sedangkan wanita 40,87%. Di mana, mayoritas investor atau 58,34% memiliki penghasilan berkisar Rp 10 juta-Rp 100 juta, dengan kategori pekerjaan sebagian besar atau 58,27% adalah pegawai (swasta, pegawai negeri dan guru).

Peningkatan jumlah investor itu, merupakan akumulasi kerja keras semua pihak dalam menggaet investor muda. Kemudian selalu membaca tren kebutuhan masyarakat, khususnya investor potensial milenial menjadi strategi dalam meningkatkan minat investasi di pasar modal. Tidak heran, inovasi layanan akan investasi yang mudah, aman dan tidak ribet selalu dihadirkan KSEI dalam rangka meningkatkan pendalaman pasar modal.

Sebut saja, proses pembukaan rekening efek. Bila dahulu pembukaan rekening efek harus memakan waktu berhari-hari dan bahkan ada yang sampai 2 minggu lamanya lantaran proses dokumen dan pendataan. Kini proses tersebut dipangkas jadi pendek, sehingga pembukaan rekening efek lebih mudah, cepat dan efisien. Apalagi, di usianya yang ke-21 ini, KSEI terus melakukan terobosan dalam rangka memberikan kemudahaan calon investor pasar modal dalam membuka rekening efek. Teranyar, KSEI bersama 106 pelaku industri menggandeng Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Ditjen Dukcapil) untuk mempercepat pembukaan rekening investasi.

Kata Friderica Widyasari Dewi, dengan kerjasama tersebut, kini pembukaan rekening bisa dilakukan dalam waktu kurang dari satu jam. Sebab proses pendataan pembukaan rekening investasi kini cukup memanfaatkan NIK, data kependudukan dan e-KTP."Dulu buka rekening beberapa hari, misalnya di luar Jawa itu bisa semingu. Tapi dengan sekarang kemudahan kita bisa akses data dukcapil bisa dengan cepat. Beberapa sudah coba dengan bank secara langsung, pembukaan rekening bahkan bisa kurang dari 1 jam," papar dia.

Kecepatan itu dikarenakan, Dukcapil menyediakan keterbukaan data calon pembuat rekening. Dengan begitu data tersebut memiliki kualitas yang lebih terjamin dan membuat proses pembuatan rekening tervalidasi lebih capat."Dengan adanya E-KTP yang sudah disediakan dan kita bisa memudahkan kemudahan yang ada. Proses percepatan pembukaan rekening investasi dan peningkatan kualitas data investor,"ungkapnya.

Menurutnya, kerjasama ini dilakukan untuk memperdalam pasar investasi. Dengan begitu, diharapkan fundamental pasar modal di Indonesia akan jauh lebih kuat. "Ini salah satu upaya yang dilakukan KSEI untuk melakukan pendalaman pasar. Bagaimana melakukan pendalaman pasar agar market lebih stabil karena tidak kita pungkiri banyak dampak dari luar negeri yang memengaruhi pasar,"kata Friderica.

 

Respon Positif

 

Simplikasi pembukaan rekening efek inipun mendapatkan sambutan positif dari Deputi Komisioner Pengawas Pasar Modal II Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Fakhri Hilmi. Menurutnya, kerjasama KSEI dengan Ditjen Dukcapil merupakan bagian dari pendalaman pasar modal Indonesia. “Pasar modal masih dangkal, jumlah investor, infrastruktur, permintaan dan penawaran masih belum maksimal,” ujar Fakhri.

Hal senada juga disampaikan pengamat sekaligus investor kawakan pasar modal, Irwan Ariston Napitupulu. Dirinya menyambut baik rencana menerapkan simplifikasi pembukaan rekening efek ini. Pasalnya, selama ini kendala terbesar bagi calon investor pasar modal adalah adanya keharusan untuk bertatap muka secara langsung dengan pihak perusahaan sekuritas. Namun, seiring dengan perkembangan teknologi saat ini pembukaan rekening bank sudah bisa dilakukan secara online melalui layanan mobile banking yang ditawarkan oleh sejumlah bank di Tanah Air. 

Lebih lanjut Irwan menilai, simplifikasi pembukaan rekening efek yang nantinya memungkinkan calon investor tak perlu bertatap muka secara langsung dengan pihak perusahaan sekuritas tentu bukan tanpa risiko. Oleh karena itu, ia ingin agar proses pembukaan rekening efek tersebut tidak sesederhana proses pendaftaran financial technology (fintech) yang sedang booming saat ini. “Cara fintech yang menggunakan foto kartu identitas dan selfie itu saya kira rawan dari sisi keamanan, karena bisa saja digunakan kembali oleh pihak ketiga jika pengiriman datanya tidak dilakukan dengan enkripsi. Pengiriman data yang sifatnya rahasia seperti itu sebenarnya harus melalui enkripsi terlebih dahulu dan memiliki jejak digital yang jelas dan kuat secara hukum. Jejak digital tersebut bisa dilakukan dengan verifikasi digital melalui kode tertentu yang dikirimkan melalui nomor telepon yang terdaftar,” jelas dia.

Upaya simplifikasi pembukaan rekening efek saham dan reksa dana sudah dilakukan PT Indo Premier Sekuritas bekerjasama dengan PT Bank Permata Tbk, tanpa memerlukan tanda tangan basah calon investor. Waktunya pun singkat dan mudah, semudah mendaftarkan diri saat berbelanja di e-commerce. Calon investor cukup melakukan registrasi secara digital dengan mungunduh terlebih dahulu aplikasi IPOTGO dan IPOTPAY milik IndoPremier, memasukkan nomor e-KTP, mengunggah foto diri dengan memegang e-KTP dan foto spesimen tanda tangan.

Dalam waktu kurang dari satu jam, nasabah akan mendapatkan rekening efek sebagai rekening transaksi, sub rekening efek (SRE) sebagai rekening penyimpanan efek, nomor SID (Single Investor Identification), sekaligus rekening dana nasabah (RDN) yang dibukakan di Permata Bank sebagai bank RDN terdaftar untuk rekening penampungan dana. Ya, memberikan kemudahan berinvestasi merupakan kepentingan bersama pelaku industri pasar modal agar pendalaman pasar modal di masyarakat semakin meningkat.

Selain itu, KSEI juga mengambil peranan penting saat penerapan T+2 pada tanggal 26 November 2018 lalu. Karena, penyelesaian transaksi pada tanggal 28 November 2018 merupakan penyelesaian transaksi gabungan atas dua transaksi pada 23 November 2018 dan 26 November 2018. Masih dalam inovasi untuk meningkatkan kenyamanan bertransaksi, KSEI telah melakukan pengembangan sistem utama C-BEST Next-G (The Central Depository and Book-entry Settlemen System Next Generation). C-BEST Next-G merupakan satu dari berbagai inisiatif strategis rencana jangka panjang pengembangan infrastruktur yang dicanangkan KSEI sejak 2016.

Dimana tujuan tersebut untuk membangun kapasitas dan kapabilitas perusahaan yang setara dengan lembaga penyimpanan dan penyelesaian di tingkat regional. Selain itu, KSEI juga telah bersinergi dengan Bank Indonesia (BI) terkait fungsi KSEI sebagai lembaga penyimpanan dan penyelesaian di pasar modal. Sementara, Direktur KSEI Supranoto Prajogo menambahkan, pembaruan fasilitas AKSes Next Generation (AKSes Next-G) yang akan diimplementasikan dalam waktu dekat. Pengembangan AKSes Next-G meliputi proses log-in yang mudah.”Cukup dengan menggunakan alamat email. Pengguna AKSes Next-G pun tidak terbatas pada investor saja, tapi juga masyarakat secara umum dan perubahan lain pada AKSes Next-G terdapat pada laman,"ungkapnya.

BERITA TERKAIT

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…