Ditopang Penjualan Feronikel - EBITDA Antam Diproyeksikan Rp 5 Triliun

NERACA

Jakarta – Geliat agresifnya ekspansi bisnis PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), membuat sebagian para analis menilai layak mengkoleksi saham Antam. Apalagi berdasarkan riset Korea Investment & Sekuritas Indonesia (KISI) di Jakarta, kemarin mengungkapkan, Antam diproyeksikan akan membukukan peningkatan laba sebelum bunga, pajak, depresiasi dan amortisasi (EBITDA) menjadi Rp 5 triliun di tahun ini, naik dari Rp 3 triliun estimasi perolehan pada 2018.

KISI Menjelaskan, pencapaian EBITDA tersebut didorong kenaikan penjualan nickel dan feronikel di tahun ini dibandingkan dengan tahun lalu. KISI yang baru saja melakukan kunjungan ke Antam dalam risetnya juga menyebutkan, pada 2019 penjualan nikel akan naik menjadi 8 juta ton dari 6,3 juta ton pada 2018 dan feronikel diperkirakan akan ditingkatkan menjadi 30.280 ton, naik 10% year on year (YoY).


Selain itu, penjuan bauksit juga akan dinaikkan menjadi 3,2 juta ton di tahun ini, naik signifikan dari penjualan tahun lalu yang hanya mencapai 850 ribu ton saja. Kemudian pabrik baru feronikel akan mulai beroperasi pada semester kedua 2019 akan meningkatkan kapasitas produksinya ditahun ini sebesar 5 ribu ton dari sebelumnya 27 ribu ton.

Sentimen positif lainnya untuk perusahaan ini adalah rencana akuisisi PT Vale Indonesia Tbk (INCO) oleh induk usahanya, PT Inalum (Persero) melalui Antam. Meski demikian, beium ada mandat dari pemerintah kepada Antam untuk melakukan akuisisi tersebut. Tahun ini dengan asumsi EBITDA Rp 5 triliun, KISI memperkirakan EV/ebitda Antam akan berada di 6x jika dibanding dengan INCO di 8,7x dan PT Timah Tbk (TINS) 7,8x.

Maka mengingat pertumbuhan volume yang kuat dan valuasi yang lebih rendah ANTM lebih menarik dibanding emiten lain yang sejenis. Sebelumnya, berkah kinerja Antam yang positif membawa performance kinerja saham ANTM masuk dalam daftar indeks LQ45 dan IDX30 priode Februari- Juli 2019. Direktur Keuangan ANTM, Dimas Wikan Pramudhito bilang, pengukuhan itu merupakan apresiasi positif para pemegang saham terhadap kinerja ANTM.”Kami optimis kinerja ANTM akan tetap solid dan memberi imbal hasil positif bagi pemegang saham dan pemangku kepentingan lainnya,”ujarnya.

Dengan keyakinan itu, jelas dia, saham ANTM terapreasi sejak awal tahun 2019 hingga tanggal 7 Februari 2019 yang menembus Rp1.060 per saham, atau naik 38% dibanding penutupan akhir Desember 2018 yang sebesar Rp765 per saham. Terus bergeraknya harga saham ANTM, disamping sentimen masih tumbuhnya harga emas dunia, membuat minat investor berinvestasi saham ANTM meningkat signifikan.

Data biro administrasi efek yang menyebutkan telah terjadi peningkatan 19% secara tahunan di akhir Januari 2019 menjadi 43.297 SID (single investor identification). Hal itu diikuti dengan peningkatan nilai saham periode Januari 2019, dimana rata-rata harga penutupan ANTM mencapai Rp965 persaham atau naik 5% dibanding rata-rata harga penutupan bulan Januari 2018 yang tercatat sebesar Rp915 persaham.

 

BERITA TERKAIT

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…