Sentimen Positif RDG Bawa IHSG Menguat

NERACA

Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (21/2), indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup menguat 24,98 poin atau 0,38% di level 6.537. Sebanyak 206 saham naik, 200 saham turun dan 140 saham flat. Penguatan IHSG ditopang delapan sektor, sedangkan dua sektor terjebak di zona merah.

Sektor-sektor dengan penguatan tertinggi adalah sektor pertambangan yang naik 1,5%, sektor industri dasar yang naik 1,08% dan sektor perkebunan yang naik 0,97%. Sementara itu, sektor yang melemah adalah sektor aneka industri yang turun 0,94% dan sektor consumer goods yang turun 0,22%. Berdasarkan data RTI di Jakarta, kemarin, total volume perdagangan di bursa mencapai 15,08 miliar saham dengan total nilai Rp 10,17 triliun. 

Investor asing mencatatkan pembelian bersih Rp 483,28 miliar di seluruh pasar. Saham-saham dengan pembelian bersih terbesar asing adalah PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) Rp 191,5 miliar, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) Rp 163,3 milair dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) Rp 115,5 miliar. Sedangkan saham-saham dengan penjualan bersih terbesar asing adalah PT Japfa Tbk (JPFA) Rp 110,3 miliar, PT Bank Danamon Tbk (BDMN) Rp 74 miliar dan PT Modernland Realty Ltd.Tbk (MDLN) Rp 54,9 miliar.

Pada pembukaan perdagangan, IHSG sendiri dibuka melemah 2,21 poin atau 0,03% ke posisi 6.510,57. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau Indeks LQ45 bergerak turun 0,52 poin atau 0,05% menjadi 1.018,81. Kepala Riset Valbury Sekuritas, Alfiansyah mengatakan, IHSG berpotensi menguat seiring sentimen pengumuman hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia.

Menurutnya, peluang IHSG untuk menguat cukup terbuka terutama keyakinan pasar bank sentral tidak akan menaikkan suku bunga acuannya.”Peluang penguatah IHSG didukung sejumlah katalis yakni optimis bahwa BI akan mempertahankan tingkat suku bunga di angka enam persen, sedangkan optimisme pasar dari eksternal FOMC Meeting Minutes yang cenderung "dovish" serta negosiasi dagang AS-Cina," ujar Alfiansyah.

Pasar sendiri sudah memperkirakan Bank Indonesia (BI) akan mempertahankan tingkat suku bunga atau BI 7-Day Reverse Repo Rate di level enam persen, sejalan dengan perubahan akselerasi kenaikan Fed Fund Rate dan potensi risiko volatilitas di pasar keuangan yang mereda. Di sisi lain, arah tekanan inflasi dan level defisit neraca berjalan masih akan menjadi faktor domestik yang menentukan arah bagi Bank Indonesia.



 




BERITA TERKAIT

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…