Pengolahan Sawit Mentah Capai 38.320 Ton Per Jam

NERACA

Jakarta – Ditjen Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral mencatat kapasitas pengolahan kelapa sawit mentah di Indonesia mencapai 38.320 ton per jam dari total 391 Pabrik Kelapa Sawit (PKS).

"Bioenergi berbahan baku minyak kelapa sawit (CPO) sangat potensial untuk terus dikembangkan di Indonesia. Setidaknya ada 391 PKS yang tersebar di wilayah Indonesia dengan tingkat produktivitas yang tinggi," kata Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM Agung Pribadi di Jakarta, disalin dari Antara.

Sebaran PKS tersebut, rinci Agung, terdapat di regional Sumatera sebanyak 505 pabrik dengan kapasitas produksi sebesar 22.905 ton per jam, Kalimantan memiliki 257 pabrik (13.989 ton/jam), Sulawesi 19 pabrik (890 ton/jam), Maluku dan Papua 8 pabrik (485 ton/jam) serta 2 pabrik (50 ton/jam) di Jawa, Bali dan Nusa Tenggara.

Agung menilai potensi minyak kelapa sawit yang ada sejalan dengan upaya Pemerintah mempeluas kebijakan pemanfaatan bioenergi di semua sektor terutama transportasi dan pertambangan, untuk impelementasi mandatori Biodiesel sebesar 20 persen (B20) dalam Bahan Bakar Minyak (BBM). "Pemanfaataan Biodiesel menjadi salah satu mandatori yang harus dilaksanakan. Apalagi dari tahun ke tahun produksi CPO makin tinggi," ungkap Agung.

Pada tahun 2015, kebutuhan CPO mencapai 5,05 juta kilo liter (kl) dengan tingkat mandatori sebesar 15 persen. Jumlah ini terus meningkat hingga angka 7,35 KL (kebutuhan) dan 20 persen (mandatori) pada tahun 2018. Ditargetkan, akan ada 7,58 juta KL biodiesel yang akan dibutuhkan pada tahun 2019 dan 11,7 juta KL di 2020 dengan tingkat mandatori sebesar 20 persen pada tahun 2019 dan 2020.

Dalam dua tahun terakhir, Pemerintah menggenjot pemanfaatan biodiesel melalui penerbitan regulasi mengenai perluasan insentif Biodiesel untuk sektor Non-PSO Permen ESDM No.12 Tahun 2018 tentang Penghimpunan dan Penggunaan Dana Perkebunan Kelapa Sawit dan Permen ESDM No. 41 Tahun 2018 tentang Penyediaan dan Pemanfaatan BBN Jenis Biodisel dalam Kerangkan Pembiyaaan Dana Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS).

Tingginya penyerapan atas pemanfaatan CPO terhadap total produksi CPO memberikan rasa optimis Pemerintah untuk terus mengembangkan CPO untuk biodiesel. Dari 18 persen pemanfaatan CPO untuk biodiesel di tahun 2015 nantinya akan mencapai 26 persen di tahun 2020. "Seiring meningkatnya kebutuhan dan berkembangnya teknologi, penerapan biodiesel ini bisa kita tingkatkan. Kami optimis dan sangat memungkinkan," tutup Agung.

Sementara itu, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno mengatakan bahan bakar nabati campuran 100 persen atau B100 ditargetkan akan selesai dalam jangka waktu tiga tahun ke depan. Kalau B100 bisa lah tiga tahun ke depan selesai, namun ya belum sepenuhnya langsung tergantikan masih butuh waktu lama untuk menyeluruh, kata Menteri BUMN Rini Soemarno di Kementerian BUMN, Jakarta.

Menurut Rini belum sepenuhnya nanti solar dapat tergantikan sepenuhnya dengan B100, paling tidak akan digantikan dengan B50, atau 50 persen menggunakan biodiesel. Investasi untuk menuju B50 untuk program paling dekat adalah dengan membangun kilang green refinery yang dapat memproduksi BBN B50, dengan nilai investasi sekitar 800 juta dolar AS. Dalam hal ini PT Pertamina akan bekerja sama dengan ENI perusahaan migas asal Itali.

Calon Presiden nomor urut 01 Joko Widodo (Jokowi) menyebutkan saat ini Indonesia sedang menuju proses pengembangan energi B100 atau campuran biodiesel 100 persen pada BBM. "Kita sudah produksi B20 sudah sebanyak 98 persen, artinya B20 sudah rampung, saat ini kita menuju B100," kata Jokowi dalam Debat Capres 2019 Putaran Kedua di Jakarta, Minggu.

Selain itu, Jokowi juga menyampaikan bahwa sebanyak 30 persen sawit di Indoensia akan dimanfaatkan menjadi energi baru terbarukan. "Ini sudah kita rencanakan secara rigid dan jelas, hal ini untuk agar kita tidak tergantung pada impor minyak. Debat capres kedua yang diselenggarakan di Hotel Sultan Jakarta, terdiri dari enam segmen, di mana pada segmen pertama kedua capres akan dipersilakan mengambil pertanyaan secara acak.

Berdasarkan susunan acara debat kedua yang beredar di kalangan wartawan, pada segmen pertama, masing-masing capres menjelaskan visi-misi. Kemudian mereka mengambil pertanyaan terkait tema infrastruktur, energi dan pangan, sumber daya alam dan lingkungan hidup yang akan ditanyakan pada segmen-segmen berikutnya.

BERITA TERKAIT

Pertamina Patra Niaga Siap Salurkan BBM Subsidi Sesuai Kuota

NERACA Jakarta – Besaran kuota subsidi BBM dan LPG pada tahun 2024 telah ditetapkan. Didasarkan pada SK Kepala BPH Migas…

2024 Pertamina Siap Salurkan Subsidi Energi Tepat Sasaran

NERACA Jakarta – Pertamina siap menjalankan penugasan Pemerintah menyalurkan subsidi energi 2024 tepat sasaran. Melalui PT Pertamina Patra Niaga sebagai…

Pemurnian Nikel di Kalimantan Timur Terima Tambahan Pasokan Listrik - TINGKATKAN HILIRISASI

NERACA Jakarta – Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) terus mendorong industri untuk meningkatkan nilai tambah melalui…

BERITA LAINNYA DI Industri

Pertamina Patra Niaga Siap Salurkan BBM Subsidi Sesuai Kuota

NERACA Jakarta – Besaran kuota subsidi BBM dan LPG pada tahun 2024 telah ditetapkan. Didasarkan pada SK Kepala BPH Migas…

2024 Pertamina Siap Salurkan Subsidi Energi Tepat Sasaran

NERACA Jakarta – Pertamina siap menjalankan penugasan Pemerintah menyalurkan subsidi energi 2024 tepat sasaran. Melalui PT Pertamina Patra Niaga sebagai…

Pemurnian Nikel di Kalimantan Timur Terima Tambahan Pasokan Listrik - TINGKATKAN HILIRISASI

NERACA Jakarta – Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) terus mendorong industri untuk meningkatkan nilai tambah melalui…