Aksi Ambil Untung Hambat Penguatan IHSG

NERACA

Jakarta  -Mengakhiri perdagangan Selasa (19/2) kemarin, indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) ditutup melemah tipis dipicu aksi ambil untung investor. IHSG ditutup melemah sebesar 3,15 poin atau 0,05% menjadi 6.494,67. Sedangkan kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 bergerak turun 1,89 poin atau 0,19% menjadi 1.015,93.

Kata analis Indopremier Sekuritas, Mino, IHSG sebetulnya cukup positif didukung sentimen antara lain optimisme akan kemajuan perundingan dagang antara Amerika Serikat dan China dan kenaikan beberapa harga komoditas seperti minyak mentah, CPO, nikel, dan batu bara. "Secara sentimen sebenarnya lebih banyak positifnya tapi karena ada beberapa emiten yang mengalami aksi ambil untung setelah kemarin mencatatkan kenaikan cukup banyak, membuat indeks harga saham gabungan berakhir dengan pelemahan tipis,"jelasnya di Jakarta, kemarin.

Penutupan IHSG sendiri diiringi aksi jual saham investor asing yang ditunjukkan dengan aksi jual bersih atau "net foreign sell" sebesar Rp548,75 miliar. Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 428.114 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 13,24 miliar lembar saham senilai Rp7,88 triliun. Sebanyak 226 saham naik, 187 saham menurun, dan 117 saham tidak bergerak nilainya.

Sementara itu, bursa regional Asia antara lain indeks Nikkei ditutup menguat 20,8 poin (0,1%) ke 21.302,65, indeks Hang Seng melemah 118,88 poin (0,42%) ke 28.228,13, dan Straits Times melemah 2,94 poin (0,09) ke posisi 3.263,03. Pada pembukaan perdagangan, IHSG dibuka menguat 2,89 poin atau 0,04% ke posisi 6.500,7. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau Indeks LQ45 bergerak naik 0,74 poin atau 0,07% menjadi 1.018,56.

Kepala Riset Valbury Sekuritas, Alfiansyah mengatakan, sejumlah sentimen negatif dapat melemahkan IHSG antara lain kabar adanya upaya pemakzulan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang terlontar dari mantan Wakil Direktur Badan Penyelidik Federal (FBI) Andrew McCabe dan Departemen Perdagangan AS yang mengirim laporan kepada Presiden Donald Trump berisikan penerapan bea impor tinggi terhadap mobil dan suku cadang impor.

Menurutnya, akumulasi sentimen di atas terbilang negatif serta perkiraan meredanya sentimen pasar atas optimistis pertemuan AS dan China membahas perdagangan, dan ditambah bursa AS yang kerap jadi rujukan tengah libur pada Senin, membuka peluang bagi IHSG rawan koreksi.



BERITA TERKAIT

Laba Tumbuh 23% - OCBC NISP Bagikan Dividen Rp1,65 Triliun

NERACA Jakarta – Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Bank OCBC NISP Tbk (NISP) memutuskan untuk membagikan dividen sebesar…

Laba Bersih Indonesia Fibreboard Naik 3,9%

Di tahun 2023, PT Indonesia Fibreboard Industry Tbk (IFII) membukukan laba tahun berjalan sebesar Rp100,9 miliar atau tumbuh 3,9% dibanding tahun…

Laba Bersih PP Presisi Menyusut 4,97%

NERACA Jakarta – Sepanjang tahun 2023, PT PP Presisi Tbk (PPRE) membukukan laba sebesar Rp 172 miliar pada 2023. Angka…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Laba Tumbuh 23% - OCBC NISP Bagikan Dividen Rp1,65 Triliun

NERACA Jakarta – Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Bank OCBC NISP Tbk (NISP) memutuskan untuk membagikan dividen sebesar…

Laba Bersih Indonesia Fibreboard Naik 3,9%

Di tahun 2023, PT Indonesia Fibreboard Industry Tbk (IFII) membukukan laba tahun berjalan sebesar Rp100,9 miliar atau tumbuh 3,9% dibanding tahun…

Laba Bersih PP Presisi Menyusut 4,97%

NERACA Jakarta – Sepanjang tahun 2023, PT PP Presisi Tbk (PPRE) membukukan laba sebesar Rp 172 miliar pada 2023. Angka…