Kemenkop Benahi UKM Pasca Bencana di NTB dan Sulteng

NERACA

Mataram - Kementerian Koperasi dan UKM melakukan sinergitas kegiatan di Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) dan Nusa Tenggara Barat (NTB) guna pemulihan usaha bagi koperasi dan Usaha Mikro dan Kecil (UMK) yang terdampak gempa bumi, tsunami, likuifasi, dan gempa bumi."Di Sulteng, kegiatan dilakukan di Kota Palu, Kabupaten Sigi, dan Kabupaten Donggala. Di NTB, kegiatan dilakukan di Kabupaten Lombok Utara, Lombok Barat, Lombok Timur, dan Kota Mataram", kata Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha Kementerian Koperasi dan UKM Abdul Kadir Damanik, pada acara Sosialisasi Restrukturisasi Usaha kepada 50 koperasi dan UMKM di Kota Mataram, NTB, kemarin.

Di NTB, lanjut Damanik, sinergi antara Deputi Restrukturisasi Usaha dengan Deputi Pengembangan SDM Kemenkop dan UKM itu diwujudkan dalam bentuk Bantuan Pemerintah (Banpem) kepada 150 UMK yang masing-masing mendapat Rp4,5 juta dan penerapan Early Warning System (EWS). Selain itu, juga dilakukan pelatihan vocational kepada 80 orang di Lombok Tengah."Restrukturisasi usaha bagi koperasi dan UMKM merupakan hal penting dilakukan dalam upaya menjaga stabilitas kinerja koperasi dan UMKM. Oleh karena itu, kami secara bertahap terus melakukan sosialisasi di seluruh Indonesia”, tegas Damanik

Menurut Damanik, restrukturisasi usaha tidak hanya dilakukan koperasi dan UMKM yang mengalami penurunan usaha atau usaha yang terkena bencana alam."Namun, restrukturisasi harus dilakukan terus-menerus agar kinerja koperasi dan UMKM lebih baik sehingga dapat meraih peluang dalam setiap persaingan," imbuh Damanik.

Damanik berharap, sosialisasi restrukturisasi usaha di Lombok Tengah dapat meningkatkan performa kinerja usahanya dengan memaksimalkan sumber daya yang ada."Menata kembali aspek usahanya yang tidak efisien, sehingga kinerja usahanya makin baik dan dapat terus unggul dalam era pasar bebas ini", kata Damanik.

Selain itu, Kemenkop juga melaksanakan program pelatihan vocational pengolahan makanan berbahan dasar buah-buahan lokal yang diberikan dalam bentuk keterampilan teknis dengan pemilihan jenis pelatihan sesuai dengan potensi/sumberdaya lokal yang tersedia di daerah setempat. Kemudian diolah menjadi produk yang mempunyai nilai jual/nilai tambah dan sekaligus selepas pelatihan, peserta dapat memanfaatkan ilmu ini sebagai modal keterampilan untuk membuka lapangan usaha/peluang usaha baru.

Sementara di Sulteng, tercatat ada lima kabupaten terdampak bencana tsunami, gempa bumi dan likuifasi, yaitu di wilayah Palu, Sigi, Parigi, Parigi Moutong, dan Donggala. Dari lima wilayah tersebut yang dinilai kerusakannya paling parah adalah Kota Palu, Kabupaten Sigi, dan Kabupaten Donggala.

Damanik menambahkan, program bantuan modal usaha direncanakan akan diberikan kepada 150 UMK di Palu, Sigi, dan Donggala, yang masing-masing sebesar Rp5 juta."Kami terus berupaya agar usaha mikro dan kecil dapat kembali menjalankan usahanya pascabencana", tandas Damanik lagi.

Tak hanya itu, Kemenkop juga memfasilitasi restrukturisasi kredit dengan melibatkan lembaga keuangan (bank/non bank), Kemenko Perekonomian, dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Hingga 29 Januari 2019, data KUMKM yang terdampak bencana di Sulawesi Tengah mencapai 100.910 unit UMKM dengan plafon kredit sebesar Rp8,038 triliun dan jumlah outstanding sebesar Rp5,150 triliun yang bersumber dari 13 perbankan dan satu lembaga keuangan. Nilai restrukturisasi kredit yang telah dilakukan adalah jumlah UMKM sebanyak 22.325 unit dengan jumlah plafon sebesar Rp3,498 triliun dan outstanding sebesar Rp2,672 triliun. Mohar/Rin