NERACA

Jayapura - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Papua dan Papua Barat menyebut selama 2018 penyaluran kredit/pembiayaan yang dilakukan oleh bank umum di Provinsi Papua mencapai Rp27,29 triliun. "Dengan nilai tersebut, penyaluran kredit di Papua bertumbuh 7,2 persen dibanding tahun sebelumnya," ujar Kepala OJK Papua, Adolf FT. Simanjuntak, di Jayapura, seperti dikutip Antara, kemarin.

Ia menjelaskan, pertumbuhan kredit tersebut diikuti dengan membaiknya rasio kredit bermasalah atau "Non Performing Loan" (NPL) yang turun sebesar 38,63 persen menjadi 3,7 persen. Menurut dia dengan capaian tersebut dapat disimpulkan bahwa tingginya kredit bermasalah di Papua dapat diselesaikan sendiri oleh pihak perbankan.

Dari sisi aset perbankan di Papua, nilainya pada 2018 mengalami pertumbuhan 5,6 persen dibanding 2017, atau menjadi Rp64,67 triliun. Kemudian kinerja perbankan di Papua disebutkan juga membaik dari sisi penghimpunan Dana Pihak ketiga (DPK) karena terjadi pertumbuhan sebesar 4,53 persen atau menjadi Rp41,2 triliun.

Adolf menilai secara keseluruhan kinerja bank umum di Papua pada periode tersebut tergolong baik karena disemua sisi terjadi peningkatan capaian. Hal tersebut juga seiring dengan nilai pertumbuhan ekonomi Papua pada 2018 yang sebesar 7,33 persen atau lebih besar dari angka pertumbuhan ekonomi nasional yang hanya 5,17 persen.

Kemudian, Adolf menambahkan, untuk penyaluran KUR (Kredit Usaha Rakyat) juga mengalami peningkatan sejak 2018 masing masing untuk Papua dan Papua Barat, sebesar Rp 940 milyar dan Rp 397 milyar, total debitur KUR berjumlah 37.790 terbagi sebanyak 26.020 debitur di Papua dan 11.770 debitur Papua Barat. “Dengan trend positif tersebut diharapkan kinerja perbankan di tahun 2019 akan semakin bertumbuh lagi,” tutup Adolf.