BPR Diminta Bantu Kemajuan Daerah

 

 

NERACA

 

Jakarta - Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo mengatakan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) harus terus mampu memberikan berbagai dukungan dalam hal yang menyangkut kemajuan daerah. Hal itu disampaikan Tjahjo saat menjadi pembicara kunci dalam Rakernas Perhimpunan Bank Perkreditan Rakyat Milik Pemerintah Daerah se-Indonesia (Perbamida), di Jakarta, Senin (18/2). "BPR harus mampu mandiri, berinovasi dan terus memberikan berbagai dukungan bagi kemajuan daerah. Hal kecil misalnya ATM, itu masih menjadi permasalahan yang belum tuntas dan harus segera dituntaskan demi kenyamanan pengguna jasa perbankan," jelas Tjahjo.

Dia menekankan BPR adalah institusi yang telah mengalami perjalanan panjang. Semenjak masa perekonomian Indonesia membaik memasuki reformasi, BPR di berbagai daerah mulai tumbuh. Sejak saat itu BPR mulai menjamur dan berkembang pesat, daerah pun mulai merasakan peran BPR. Tjahjo mengimbau Perbamida lebih intensif berdiskusi dengan BI dan OJK untuk upaya kemajuan BPR. "Agar ke depan BPR dapat berkembang dan maju seperti institusi perbankan lain yang sudah berkembang terlebih dulu," jelas Tjahjo. Di luar kekurangan yang dimiliki BPR, Tjahjo memberikan apresiasinya dan ucapan terima kasihnya atas dedikasi dan peran serta BPR dalam kemajuan di daerah.

"Saya mengucapkan terima kasih, sudah banyak dedikasi dan peran serta BPR dalam kemajuan daerah. Mulai dari penyaluran Dana Desa, mendukung pemberdayaan UMKM sampai dengan pembiayaan keuangan lainnya di wilayah perbatasan telah dilakukan oleh BPR," kata Tjahjo.

Sebelumnya, Lembaga Penjamin Simpanan atau LPS menilai penyebab 89 bank perkreditan rakyat (BPR) ambruk atau ditutup bukan persaingan, melainkan kesalahan pada tata kelola bank-bank bersangkutan. "Dari 90 bank yang ditutup hingga September 2018, terbesar atau 89 berupa BPR dan kolapsnya bank itu karena kesalahan direksi, manajemen atau karyawannya," ujar Direktur Group Pengelolaan Transformasi LPS, Suwandi.

Dia menegaskan, berdasarkan evaluasi, penyebab BPR-BPR itu kolaps adalah kesalahan yang dilakukan para direksi, manajemen dan karyawan dalam tata kelola usaha perbankan bersangkutan. Dia memberi contoh, aset semua BPR yang ditutup hanya Rp598 miliar, sementara jumlah simpanan nasabah yang harus dikembalikan/dibayar sebesar Rp1, 6 triliun. "Aset yang lebih kecil dari dana klaim penjaminan yang dibayarkan saat likuidasi menunjukkan bahwa bank itu tidak sehat," katanya.

Untuk itu, ujar dia, perlu bimbingan dan pengawasan ketat dalam tata kelola perbankan. Suwandi mengakui, dari 89 yang ditutup, tahun ini ada 8 BPR yang ditutup. Adapun daerah terbanyak lokasi BPR yang ditutup adalah di Jawa Barat dan Sumatera Barat yang.juga memang banyak BPR beroperasi. “Agar tidak semakin banyak BPR yang dilikuidasi, memang perlu pengawasan lebih ketat atas pendirian dan operasional bank-bank itu," ujar Suwandi.

Perhimpunan Bank Rakyat Indonesia (Perbarindo) melaporkan, kinerja industri bank perkreditan rakyat (BPR) dan BPR syariah (BPR) masih tumbuh dengan baik hingga semester I 2018. Ini terlihat dari pertumbuhan penyaluran kredit dan dana pihak ketiga (DPK). Ketua Umum Perbarindo Djoko Suyanto menjelaskan, hingga Juli 2018 jumlah kredit yang disalurkan BPR dan BPRS mencapai Rp 95 triliun yang didominasi kredit untuk UMKM.

Angka ini tumbuh 8,59 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. "Keberhasilan dalam penyaluran kredit mencerminkan Industri BPR dan BPRS memiliki produk dan layanan dapat diterima dengan baik oleh masyarakat," kata Djoko. Sementara itu, dari sisi penghimpunan DPK, jumlah tabungan pada Juli 2018 mencapai Rp 28 triliun, naik 14,23 persen dibandingkan posisi setahun sebelumnya.

Hal yang sama juga pada sisi deposito yang mencatat pertumbuhan mencapai 8,99 persen menjadi Rp 60 triliun pada Juli 2018. Selain itu, industri BPR dan BPRS telah melayani masyarakat Indonesia sebanyak 17 Juta nasabah, terdiri dari debitur sebanyak 4 juta rekening dengan rata-rata pinjaman Rp 27 juta. Adapun jumlah deposan sebanyak 600.000 rekening dengan rata-rata deposito sebesar Rp 102 juta dan penabung 12,4 juta rekening dengan rata-rata tabungan sebesar Rp 2 juta.

 

BERITA TERKAIT

Pembiayaan Tumbuh Positif, Aset Bank Muamalat Meningkat

Pembiayaan Tumbuh Positif, Aset Bank Muamalat Meningkat NERACA Jakarta – PT Bank Muamalat Indonesia Tbk mencatatkan total aset bank only…

TASPEN Bagikan Ribuan Paket Sembako Melalui Kegiatan Pasar Murah dan Bazar UMKM

TASPEN Bagikan 1.000 Paket Sembako NERACA Jakarta - Dana Tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri (Persero) atau TASPEN berkomitmen untuk terus…

LinkAja Raih Pendanaan Strategis dari Mitsui

  NERACA Jakarta – LinkAja meraih pendanaan investasi strategis dari Mitsui & Co., Ltd. (Mitsui) dalam rangka untuk saling memperkuat…

BERITA LAINNYA DI Jasa Keuangan

Pembiayaan Tumbuh Positif, Aset Bank Muamalat Meningkat

Pembiayaan Tumbuh Positif, Aset Bank Muamalat Meningkat NERACA Jakarta – PT Bank Muamalat Indonesia Tbk mencatatkan total aset bank only…

TASPEN Bagikan Ribuan Paket Sembako Melalui Kegiatan Pasar Murah dan Bazar UMKM

TASPEN Bagikan 1.000 Paket Sembako NERACA Jakarta - Dana Tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri (Persero) atau TASPEN berkomitmen untuk terus…

LinkAja Raih Pendanaan Strategis dari Mitsui

  NERACA Jakarta – LinkAja meraih pendanaan investasi strategis dari Mitsui & Co., Ltd. (Mitsui) dalam rangka untuk saling memperkuat…