XL Bukukan Rugi Bersih Rp 3,29 Triliun

NERACA

Jakarta – Sepanjang tahun 2018 kemarin, PT XL Axiata Tbk (EXCL) membukukan rugi bersih hingga Rp 3,29 triliun. Perseroan dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin menjelaskan, kerugian yang diraih disebabkan dampak dari penutupan seluruh layanan 2G. Namun demikian, emiten operator telekomunikasi ini berhasil membukukan kenaikan pendapatan yang ditopang pendapatan data.

Disebutkan, pertumbuhan pendapatan tahun kemarin naik 0,4% ke level Rp23 triliun, dari posisi Rp22,90 triliun pada tahun 2017. Pertumbuhan tersebut terpantau lebih kecil ketimbang pertumbuhan pada 2017 yang sebesar 7,1%. CEO dan Presiden Direktur XL Axiata, Dian Siswarini menyampaikan tahun lalu memang tahun yang berat bagi industri telekomunikasi di Indonesia seiring dengan hadirnya kebijakan registrasi kartu sim prabayar dan perang tarif. “Namun, XL Axiata tetap dapat mempertahankan posisinya sebagai operator terbesar kedua di Indonesia,” katanya.

Adapun, pendapatan layanan data EXCL tumbuh sebesar 13,77% secara yoy menjadi Rp14,89 triliun, dari sebelumnya Rp13,08 triliun. Kontribusi dari pendapatan layanan data tersebut juga naik menjadi 80% terhadap total pendapatan pada akhir 2018, dari sebelumnya yang tumbuh 69%. Sedangkan beban pokok pendapatan mengalami penurunan tipis dari Rp14,55 triliun menjadi Rp14,42 triliun.

Adapun kewajiban perseroan tercatat sebesar Rp39,2 triliun atau naik 13% dibanding akhir tahun 2017 yang tercatat sebesar Rp34,69 triliun. Sementara ekuitas perseroan tercatat sebesar Rp18,34 triliun atau turun 15% dibanding akhir tahun 2017 yang tercatat Rp21,6 triliun. Adapun aset perseroan tercatat sebesar Rp57,6 triliun atau naik 2% dibanding akhir tahun 2017 yang tercatat sebesar Rp56,3 triliun.

Sebagai informasi, buntut dari penutupan seluruh layanan 2G oleh perseroan merupakan konsekuensi dari upaya strategi transformasi XL untuk lebih fokus ke bisnis data dan penyediaan internet seluler. Sejak awal tahun lalu, EXCL telah memberhentikan layanan 2G di beberapa area dan mengurangi penggunaan jaringan di beberapa area lainnya. Langkah tersebut pun membuat perseroan dapat memperbarui spektrum jaringannya menjadi 4G dari 2G.

Per akhir tahun lalu, tercatat penetrasi ponsel pintar EXCL mencapai 80% dan layanan jaringa 4G LTE mencapai 400 kota dan mengoperasikan 118.000 BTS.

BERITA TERKAIT

Laba Tumbuh 23% - OCBC NISP Bagikan Dividen Rp1,65 Triliun

NERACA Jakarta – Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Bank OCBC NISP Tbk (NISP) memutuskan untuk membagikan dividen sebesar…

Laba Bersih Indonesia Fibreboard Naik 3,9%

Di tahun 2023, PT Indonesia Fibreboard Industry Tbk (IFII) membukukan laba tahun berjalan sebesar Rp100,9 miliar atau tumbuh 3,9% dibanding tahun…

Laba Bersih PP Presisi Menyusut 4,97%

NERACA Jakarta – Sepanjang tahun 2023, PT PP Presisi Tbk (PPRE) membukukan laba sebesar Rp 172 miliar pada 2023. Angka…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Laba Tumbuh 23% - OCBC NISP Bagikan Dividen Rp1,65 Triliun

NERACA Jakarta – Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Bank OCBC NISP Tbk (NISP) memutuskan untuk membagikan dividen sebesar…

Laba Bersih Indonesia Fibreboard Naik 3,9%

Di tahun 2023, PT Indonesia Fibreboard Industry Tbk (IFII) membukukan laba tahun berjalan sebesar Rp100,9 miliar atau tumbuh 3,9% dibanding tahun…

Laba Bersih PP Presisi Menyusut 4,97%

NERACA Jakarta – Sepanjang tahun 2023, PT PP Presisi Tbk (PPRE) membukukan laba sebesar Rp 172 miliar pada 2023. Angka…