NERACA
Jakarta – Mempertimbangkan keyakinan masih positifnya pertumbuhan ekonomi dalam negeri menjadi alasan bagi BNP Paribas IP bila pasar saham di Indonesia memiliki potensi pertumbuhan yang cukup kuat dengan momentum bullish.”Untuk pasar saham diperkirakan tumbuh dengan asumsi imbal hasil obligasi 10 tahun di kisaran 8% dan pendapatan emiten diperkirakan akan tumbuh 9% pada tahun 2019,”kata Aliyahdin (Adi) Saugi, Direktur BNP Paribas IP dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin.
Dirinya juga memperkirakan, tahun ini indeks harga saham gabungan (IHSG) berpotensi mencapai nilai wajar di kisaran 6.900. Meskipun memiliki proyeksi pasar yang cukup optimis, Adi juga mengingatkan investor tentang risiko yang masih ada terkait pasar lokal dan juga risiko geo-politik global. Namun Adi tetap percaya bahwa bagi investor, Indonesia akan tetap dipandang sebagai potensi investasi yang menarik.
Kemudian untuk strategi investasi perseroan, lanjut Adi, akan tetap fokus dalam berinvestasi pada perusahaan yang stabil dengan proyeksi pertumbuhan jangka panjang. “Kami akan tetap konstruktif pada sektor perbankan dan telekomunikasi. Hal ini dikarenakan prospek pertumbuhan kedua sektor tersebut cukup baik, dengan tetap mempertimbangkan risiko pasar dengan valuasi sektor kami,” lanjut Adi.
Selanjutnya, langkah berkelanjutan dari pemerintah Indonesia, seperti peningkatan tingkat suku bunga dan penggunaan cadangan devisa yang diperkirakan masih akan terus dilakukan. Menurutnya, hal tersebut akan berdampak positif terhadap peningkatan kepercayaan investor pada Indonesia. Untuk pasar obligasi Indonesia, strategi yang ditentukan oleh Bank Indonesia (BI) akan masih bergantung pada keputusan kebijakan The Fed dengan fokus untuk menjaga stabilitas mata uang Rupiah dan juga berupaya untuk menjaga tingkat inflasi.
BI juga diperkirakan siap untuk mempertahankan nilai tukar Rupiah dengan memanfaatkan cadangan devisanya agar dapat memberikan lebih banyak ruang bagi Rupiah untuk menguat. Selain itu, pelemahan Rupiah serta imbal hasil obligasi yang diberikan di tahun 2018 juga telah membuat obligasi pemerintah Indonesia menarik bagi investor di tahun 2019 ini.
Sementara Vivian Secakusuma, Presiden Direktur BNP Paribas IP menyatakan keyakinannya, Indonesia akan memiliki potensi pertumbuhan di tahun 2019. BNP Paribas IP melihat perekonomian Indonesia akan membaik secara bertahap dengan estimasi pertumbuhan PDB yang lebih tinggi yaitu di 5,2% year-on-year (YoY) untuk tahun 2019. Kondisi ekonomi diperkirakan akan stabil di tengah inflasi yang terkendali dan mata uang yang lebih stabil, karena harga minyak yang melemah dan berkurangnya tekanan untuk pasar negara berkembang secara keseluruhan.
BNP Paribas IP memproyeksikan tingkat inflasi dapat stabil di kisaran 3,75% per tahun dengan nilai tukar mata uang dolar AS ke Rupiah di Rp 14.300 – 14.800 pada akhir tahun 2019. Sementara pada tahun 2019, prospek pertumbuhan global diperkirakan akan mengalami sedikit perlambatan. Namun demikian pasar negara berkembang yang mempunyai prospek lebih baik dalam jangka panjang. Pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) global diproyeksikan melambat, tetapi masih akan berada di atas tren jangka panjangnya yaitu di 2,9% per tahun.
NERACA Jakarta – Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Bank OCBC NISP Tbk (NISP) memutuskan untuk membagikan dividen sebesar…
Di tahun 2023, PT Indonesia Fibreboard Industry Tbk (IFII) membukukan laba tahun berjalan sebesar Rp100,9 miliar atau tumbuh 3,9% dibanding tahun…
NERACA Jakarta – Sepanjang tahun 2023, PT PP Presisi Tbk (PPRE) membukukan laba sebesar Rp 172 miliar pada 2023. Angka…
NERACA Jakarta – Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Bank OCBC NISP Tbk (NISP) memutuskan untuk membagikan dividen sebesar…
Di tahun 2023, PT Indonesia Fibreboard Industry Tbk (IFII) membukukan laba tahun berjalan sebesar Rp100,9 miliar atau tumbuh 3,9% dibanding tahun…
NERACA Jakarta – Sepanjang tahun 2023, PT PP Presisi Tbk (PPRE) membukukan laba sebesar Rp 172 miliar pada 2023. Angka…