Ekspansif Gelar Aksi Korporasi - Sarana Menara Pacu Pertumbuhan Harga Saham

NERACA

Jakarta –Mampu mencetak pencapaian positif kinerja keuangan di 2018 kemarin, serta ekspansif dengan mengakuisisi beberapa perusahaan menara mendorong volume dan likuiditas perdagangan saham PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) naik signifikan di bulan Januari 2019. Kenaikan saham secara signifikan terjadi sejak akhir tahun 2018 lantaran saham emiten menara telekomunikasi ini masuk ke dalam indeks IDX80. IDX80 merupakan indeks baru yang dibentuk oleh BEI yang terdiri dari 80 saham paling likuid.

Direktur Utama Sarana Menara Nusantara, Aming Santoso dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin mengatakan, likuiditas perdagangan di BEI punya peran penting bagi perusahaan untuk meningkatkan harga saham dan merefleksikan nilai intrinsik perusahaan dan pertumbuhan yang kuat selama beberapa tahun terakhir.”Perkembangan terkini dari likuiditas saham ini merupakan pengakuan atas pertumbuhan yang baik, posisi keuangan yang solid, serta valuasi dari perusahaan kami,”ujarnya.

Asal tahu saja, berbagai macam aksi korporasi yang dilakukan TOWR membawa dampak positif terhadap perdagangan saham perseroan. Kata Wakil Direktur Utama Sarana Menara Nusantara, Adam Gifari, rata-rata perdagangan saham alias Average Daily Traded Value (ADTV) saham TOWR mencapai Rp 30 miliar di bulan Januari 2019. “Di bulan Juli 2018, ADTV saham TOWR adalah Rp 1,1 miliar, volume perdagangan terus meningkat hingga hampir 30 kali sejak bulan tersebut,” ungkap Adam.

Menurut Adam, sebelumnya saham TOWR bisa dibilang sebagai salah satu saham yang tidak likuid di bursa dengan volume perdagangan tertinggi berupa transaksi di pasar negosiasi berupa block trade.  Saat ini volume perdagangan saham TOWR berada pada parameter ADTV yang lebih baik daripada saham-saham yang tergabung dalam indeks LQ45. “Pada tingkat likuiditas saat ini dengan free float kami yang cukup besar di 48,9% kami berharap bahwa kami bisa disertakan di indeks LQ45 pada bulan Agustus 2019 mendatang,” ujarnya.

Sebagai informasi, saat ini TOWR memiliki new contracted revenue sebesar Rp 5,8 triliun dari order pipeline serta sewa menara dan fiber beserta kontrak satelit.  Untuk kontrak satelit, Sarana Menara Nusantara melalui anak usahanya PT iForte Solusi Infotek telah memperoleh kontrak untuk untuk menyiapkan jaringan di 1.939,2 Mhz satelit multifungsi atau high throughput satellite (HTS) dari Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (Bakti).

Kemudian belum lama ini, TOWR mendapatkan fasilitas pinjaman senilai 5,67 miliar yen atau sekitar Rp 721,03 miliar dari Sumitomo Mitsui Banking Corporation (SMBC) Cabang Singapura. Fasilitas pinjaman tersebut nantinya akan digunakan oleh anak usaha Sarana Menara Nusantara, PT Profesional Telekomunikasi Indonesia (Protelindo). Disebutkan, pinjaman tersebut akan digunakan untuk membiayai kebutuhan umum, modal kerja serta untuk pembayaran biaya dan pengeluaran dari Protelindo.

Protelindo diketahui memiliki dua anak usaha, antara lain PT Iforte Solusi Infotek dan PT Komet Infra Nusantara (KIN). Protelindo merupakan perusahaan yang 99,99% sahamnya dimiliki secara langsung oleh Sarana Menara Nusantara. Sementara, Iforte Solusi Infotek sebanyak 99,99% sahamnya dimiliki secara langsung oleh Protelindo. Demikian pula KIN yang 99,99% sahamnya dimiliki secara langsung oleh Protelindo.

 

BERITA TERKAIT

Laba Tumbuh 23% - OCBC NISP Bagikan Dividen Rp1,65 Triliun

NERACA Jakarta – Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Bank OCBC NISP Tbk (NISP) memutuskan untuk membagikan dividen sebesar…

Laba Bersih Indonesia Fibreboard Naik 3,9%

Di tahun 2023, PT Indonesia Fibreboard Industry Tbk (IFII) membukukan laba tahun berjalan sebesar Rp100,9 miliar atau tumbuh 3,9% dibanding tahun…

Laba Bersih PP Presisi Menyusut 4,97%

NERACA Jakarta – Sepanjang tahun 2023, PT PP Presisi Tbk (PPRE) membukukan laba sebesar Rp 172 miliar pada 2023. Angka…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Laba Tumbuh 23% - OCBC NISP Bagikan Dividen Rp1,65 Triliun

NERACA Jakarta – Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Bank OCBC NISP Tbk (NISP) memutuskan untuk membagikan dividen sebesar…

Laba Bersih Indonesia Fibreboard Naik 3,9%

Di tahun 2023, PT Indonesia Fibreboard Industry Tbk (IFII) membukukan laba tahun berjalan sebesar Rp100,9 miliar atau tumbuh 3,9% dibanding tahun…

Laba Bersih PP Presisi Menyusut 4,97%

NERACA Jakarta – Sepanjang tahun 2023, PT PP Presisi Tbk (PPRE) membukukan laba sebesar Rp 172 miliar pada 2023. Angka…