Pesatnya Perkembangan Pasar Modern dan Digitalisasi, Sarinah Tetap Bina UMKM

BUMN ritel PT Sarinah (Persero) menyatakan yakin bisa tetap eksis di tengah pesatnya perkembangan dunia digital. Untuk itu, Sarinah tetap membina kerja sama dengan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)  mitra. 

Direktur Utama Sarinah GNP Sugiarta Yasa menuturkan, para mitra kerja telah bersama-sama membangun Sarinah tetap eksis dan berdiri kokoh di tengah persaingan dengan peritel modern dan asing. "Mitra kerja merupakan hal yang sangat penting bagi Sarinah, tanpa mitra kerja Sarinah tidak akan eksis sampai saat ini," kata Sugiarta.

Adapun Direktur Ritel Sarinah Lies Permana Lestari mengungkapkan, pihaknya yakin dapat menghadapi era digital. Sebab, Sarinah telah menghadirkan platform e-commerce pula. "Kami optimis tahun ini bisa lebih baik karena sudah mengembangkan sayap bisnis melalui platform e-commerce. Itu juga salah satu cara kita beradaptasi terhadap perkembangan teknologi dan meningkatkan pertumbuhan penjualan produk," jelas Lies.

Menurut dia, untuk menghadapi tantangan di era digital, salah satu kuncinya adalah beradaptasi dengan kondisi yang ada. Ini yang mendasari perseroan hadir dalam e-commerce. "Kami punya dua motor penggerak penjualan yang akan kami terus pacu tahun ini, offline dan toko daring," imbuh Lies.

Ia menjelaskan, Sarinah pun memiliki ciri khas, yakni menjual produk khas Nusantara. Sarinah memiliki 500 mitra bisnis UKM yang menghasilkan lebih dari 300 produk khas daerah.

Pada kesempatan sebelumnya, Ketua Umum Asosiasi UMKM Indonesia (Akumindo) M Ikhsan Ingratubun menyebut, pelaku UMKM mengaku sulit menembus pasar perdagangan online (e-commerce). Mereka menilai, pendampingan yang berkelanjutan dan permodalan untuk produksi masih sangat minim. Pembinaan pemerintah secara kesinambungan sangat penting. Menurutnya, masih banyak pelaku UMKM yang gaptek, alias gagap teknologi.

"Sangat sulit menembus pasar e-commerce gara-gara kurang pendampingan. Misalnya, dilatih atau diberikan modal seperti kamera, hand­phone untuk pelatihan kemasan maupun produksi yang sifatnya stabil dan memproduksi da­lam jumlah banyak,"  ujarnya.

Menurut dia, pendampingan yang dimaksud adalah pelatihan kepada pelaku UMKM supaya menguasai teknologi. Begitu pula akses kemudahan menda­pat modal untuk memproduksi barang berkualitas.

Dia meminta pemerintah konkret mendukung UMKM. Salah satu cara menggenjot produksi dengan memudahkan perizinan lembaga keuangan mikro sya­riah di setiap kabupaten kota. Sebab, pelaku UMKM bukan hanya di kota besar, melainkan tersebar di 77.707 desa.

Ia meminta pemerintah bisa menunjuk pendamping yang mampu dan memiliki kapasitas untuk UMKM. "Lewat pembinaan, pelatihan, dan pembukaan akses pasar seluas-luasnya," cetus dia.

Sementara itu, guna membantu UMKM memasarkan produknya, Men­teri Perdagangan Enggartiasto Lukita berjanji akan membuat platform khusus e-commerce. Produk yang sesuai kriteria akan ditampung di platform tersebut dan bisa menjadi rujukan pelaku marketplace dalam menjual produk Uaha Kecil Menengah (UKM) dan Industri Kecil Me­nengah (IKM).

"Kami akan buat platform sendiri di kementerian ini supaya netral. Salah satu usulan peserta, bagaimana kalau dibuat seperti itu. Tiap marketplace bisa menda­pat akses atas produk IKM yang sudah terakreditasi," katanya.

Enggar mengatakan, seiring waktu berjalan, produk-produk UKM dan IKM yang memenuhi persyaratan bakal menghiasi platform tersebut. Di sisi lain, pelaku marketplace juga mem­bantu memasarkan produk terse­but di platform toko online mereka.

Politisi Nasdem itu berjanji, Kementerian Perdagangan segera menggodok kriteria produk UKM dan IKM yang me­menuhi standar. Pebisnis UKM seharusnya bisa menerima masu­kan dari pelaku e-commerce dan Kementerian Komunikasi dan Informatika.

Enggar mengaku bakal terus memperjuangkan produk UMKM bisa masuk e-commerce. Sebab jika dibiarkan seperti sekarang, produk-produk lokal akan semakin tertinggal. Apalagi saat ini semakin banyak orang belanja lewat toko online.

"Kami akan susun beberapa orang di Ditjen Perdagangan Dalam Negeri. Ada staf khusus tangani persoalan ini. Dengan berbagai catatan yang kami per­lukan ini sebagai masukan bagi pemerintah di dalam menyusun roadmap-nya,"  pungkasnya.

BERITA TERKAIT

Cara Melestarikan Budaya Lokal di Era Digital

  Cara Melestarikan Budaya Lokal di Era Digital NERACA Jawa Tengah - Dalam rangka program Literasi Digital di Indonesia, Kementerian…

Pahami Etika Bermedia Digital dengan Bijak Tanggapi Komentar Negatif

  Pahami Etika Bermedia Digital dengan Bijak Tanggapi Komentar Negatif NERACA Malang - Dalam rangka kampanye Indonesia Makin Cakap Digital,…

Perkuat Tim, SiCepat Ekspres Siap Hadapi Lonjakan Paket Ramadan

  Perkuat Tim, SiCepat Ekspres Siap Hadapi Lonjakan Paket Ramadan  NERACA Jakarta - Memasuki bulan Ramadan tahun 2024, SiCepat Ekspres…

BERITA LAINNYA DI Keuangan

Cara Melestarikan Budaya Lokal di Era Digital

  Cara Melestarikan Budaya Lokal di Era Digital NERACA Jawa Tengah - Dalam rangka program Literasi Digital di Indonesia, Kementerian…

Pahami Etika Bermedia Digital dengan Bijak Tanggapi Komentar Negatif

  Pahami Etika Bermedia Digital dengan Bijak Tanggapi Komentar Negatif NERACA Malang - Dalam rangka kampanye Indonesia Makin Cakap Digital,…

Perkuat Tim, SiCepat Ekspres Siap Hadapi Lonjakan Paket Ramadan

  Perkuat Tim, SiCepat Ekspres Siap Hadapi Lonjakan Paket Ramadan  NERACA Jakarta - Memasuki bulan Ramadan tahun 2024, SiCepat Ekspres…