Perkuat Modal Usaha - BFI Finance Terbitkan Obligasi Rp 1 Triliun

NERACA

Jakarta – Perusahaan pembiayaan kendaraan, PT BFI Finance Tbk (BFIN) bakal menerbitkan obligasi korporasi senilai Rp 1 triliun. Surat utang tersebut merupakan bagian dari Obligasi berkelanjutan IV BFI Finance dengan target raihan dana Rp 8 triliun. Informasi tersebut disampaikan perusahaan dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin.

Nantinya, dana yang dihimpun dari penawaran umum obligasi setelah dikurangi biaya emisi akan dipakai seluruhnya untuk modal kerja berupa pembiayaan investasi, modal kerja dan multi guna. Perusahaan mengungkapkan, obligasi tersebut terbagi dalam dua seri. Seri A senilai Rp 500 miliar dengan tingkat bunga tetap sebesar 9% dan bakal jatuh tempo 370 hari setelah tanggal emisi.

Seri B pokok yang ditawarkan senilai Rp 500 miliar dengan tingkat bunga tetap 10,5% dan bakal jatuh tempo tiga tahun sejak tanggal emisi. Surat utang dengan peringat AA- dari Fitch Rating tersebut akan ditawarkan kepada public pada 18-19 Februari 2019, tanggal penjatahan pada 20 Februari dan bakal dicatatkan di Bursa Efek Indonesia 25 Februari 2019.

Dalam aksi korporasi ini, perusahaan menunjuk PT Danareks Sekuritas, PT DBS Vickers Sekuritas Indonesia, PT Mandiri Sekuritas, dan PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk selaku penjamin Pelaksana emisi Obligasi. Sekadar diketahui, berdasarkan data Kustodian Sentral Efek Indonesia, obligasi berkelanjutan II BFIN tahap III 2016 seri C akan jatuh tempo pada 25 Februari dengan nilai pokok sebesar Rp 658 miliar. Berikutnya, pada Maret 2019, jatuh tempo obligasi berkelanjutan BFIN tahap IV tahun 2018 seri A dengan nilai pokok Rp 946 miliar.

Kuartal tiga 2018 kemarin, BFI Finance membukukan laba bersih sebesar Rp 1,09 triliun, naik 29,4% dari tahun lalu yakni Rp 842,06 miliar. Sedangkan pendapatan tumbuh pertumbuhan pendapatan sebesar 27,8% menjadi Rp 3,7 triliun. Berdasarkan laporan keuangan, pendapatan BFI Finance berasal dari pendapatan sewa pembiayaan Rp 2,12 triliun, pembiayaan konsumen Rp 1,51 triliun, pendapatan syariah Rp 118 juta, pendapatan keuangan Rp 13,46 miliar, pendapatan lain-lain Rp 71,13 miliar.

Untuk total beban perusahaan, tercatat naik 26,34% menjadi Rp 2,35 triliun, yang berasal dari beban dari gaji dan tunjang Rp 799,44 miliar, beban bunga dan keuangan Rp 775,99 miliar, umum dan administrasi Rp 412,06 miliar, piutang pembiayaan konsumen Rp 215,22 miliar, piutang sewa pembiayaan Rp 142,95 miliar, beban lain-lain Rp 9,66 miliar.

Meski mencatatkan kenaikan beban, tapi perusahaan berhasil menyalurkan pembiayaan baru sebesar Rp 12,7 triliun, naik 24,2% lebih tinggi dari periode yang sama di tahun lalu yakni Rp 10,2 triliun. Pembiayaan mobil bekas masih mendominasi dengan komposisi nilai pembiayaan sebesar Rp 68%, diikuti pembiayaan motor sebesar 15%, alat berat dan machinery sebesar 14% serta mobil baru dan properti dengan kontribusi masing-masing sebesar 2% dan 1%.

BERITA TERKAIT

Laba Tumbuh 23% - OCBC NISP Bagikan Dividen Rp1,65 Triliun

NERACA Jakarta – Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Bank OCBC NISP Tbk (NISP) memutuskan untuk membagikan dividen sebesar…

Laba Bersih Indonesia Fibreboard Naik 3,9%

Di tahun 2023, PT Indonesia Fibreboard Industry Tbk (IFII) membukukan laba tahun berjalan sebesar Rp100,9 miliar atau tumbuh 3,9% dibanding tahun…

Laba Bersih PP Presisi Menyusut 4,97%

NERACA Jakarta – Sepanjang tahun 2023, PT PP Presisi Tbk (PPRE) membukukan laba sebesar Rp 172 miliar pada 2023. Angka…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Laba Tumbuh 23% - OCBC NISP Bagikan Dividen Rp1,65 Triliun

NERACA Jakarta – Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Bank OCBC NISP Tbk (NISP) memutuskan untuk membagikan dividen sebesar…

Laba Bersih Indonesia Fibreboard Naik 3,9%

Di tahun 2023, PT Indonesia Fibreboard Industry Tbk (IFII) membukukan laba tahun berjalan sebesar Rp100,9 miliar atau tumbuh 3,9% dibanding tahun…

Laba Bersih PP Presisi Menyusut 4,97%

NERACA Jakarta – Sepanjang tahun 2023, PT PP Presisi Tbk (PPRE) membukukan laba sebesar Rp 172 miliar pada 2023. Angka…