Indonesia Urutan ke8 di Asia Angka Kejadian Terbanyak - Hari Kanker Sedunia

Tanggal 4 Februari diperingati sebagai Hari Kanker Sedunia. Kanker tergolong penyakit yang ditakuti sebab penyakit ini menyumbang angka kematian cukup besar. Berdasar data Globocan 2018, dari 18,1 juta angka kejadian kanker, sebanyak 9,6 juta jiwa terenggut nyawanya karena penyakit ini.

Untuk Indonesia, angka kejadian kanker sebesar 136,2 per 100 ribu penduduk. Angka ini menempatkan Indonesia di urutan ke-8 di Asia Tenggara dan ke 23 Asia untuk angka kejadian kanker terbanyak.

Baik laki-laki dan perempuan memiliki kecenderungan berbeda untuk jenis kanker. Namun pada perempuan, angka kejadiannya terbilang lebih besar daripada laki-laki.  Data tersebut juga menyatakan 1 dari 8 laki-laki dan 1 dari 11 perempuan, meninggal karena kanker. Kanker payudara dan kanker serviks jadi momok terbesar. Kanker payudara memiliki angka kejadian 42,1 per 100ribu penduduk dan angka rata-rata kematian 17 per 100ribu penduduk. Sedangkan untuk kanker serviks atau leher rahim sebesar 23,4 per 100ribu penduduk dan angka kematian sebesar 13,9 per 100ribu penduduk.

Angka ini jauh berbeda dengan penduduk berjenis kelamin laki-laki. Pada laki-laki, 'tren' penyakit kanker tertinggi ditempati kanker paru dengan 19,4 per 100ribu penduduk dan angka kematian sebesar 10,9 per 100ribu penduduk. Kemudian urutan kedua ditempati kanker hati dengan angka kejadian sebesar 12,4 per 100ribu penduduk dan angka kematian sebesar 7,6 per 100ribu penduduk.

Kanker patut jadi perhatian sebab berdasarkan data Riskesdas terbaru, Indonesia menunjukkan peningkatan signifikan penyakit kanker dalam lima tahun. Pada Riskesdas 2013 menunjukkan angka 1,4 per 1000 penduduk, sedangkan pada 2018 naik menjadi 1,79 per 1000 penduduk.

Berbagai upaya cegah kanker

Tren kanker payudara dan kanker serviks cukup menyita perhatian sehingga pemerintah mengerahkan upaya untuk mencegah peningkatan kasus kedua jenis kanker ini. Deteksi dini kanker payudara untuk perempuan usia 30-50 tahun lewat metode Pemeriksaan Payudara Klinis (SADANIS). Sedangkan untuk deteksi dini kanker serviks dilakukan Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA).

"Selain upaya di atas, Kementerian Kesehatan juga mengembangkan program penemuan dini kanker pada anak, pelayanan paliatif kanker, deteksi dini faktor risiko kanker paru, dan sistem registrasi kanker nasional," kata Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Anung Sugihantono, dikutip dari CNN Indonesia.

Tahun ini hari kanker sedunia mengangkat tema 'I Am and I Will'. Tema berusaha mengajak semua pihak untuk aktif terlibat menjalankan peran masing-masing dalam mengurangi beban akibat penyakit kanker.

Sementara itu, Kanker khusus pada pria seperti kanker prostat dan kanker penis kerap kali diabaikan. Padahal, dua jenis kanker ini mengancam kehidupan para pria.

Data menunjukkan 1 dari 5 pria diperkirakan menderita kanker sebelum umur 75 tahun. Sebuah penelitian di Inggris mengungkapkan pria lebih rentan terhadap kanker dibandingkan wanita karena konsep kejantanan. Para pria merasa perlu menunjukkan kejantanannya dengan mengadopsi gaya hidup tidak sehat sehingga meningkatkan risiko kanker. 

Kanker prostat merupakan jenis kanker ketiga terbanyak di Indonesia setelah kanker paru-paru dan usus. Kanker ini berkembang di prostat, kelenjar dalam sistem reproduksi laki-laki. Pada tahap awal, kanker prostat muncul tanpa gejala. Namun, pada tahap lanjut, beragam gejala dapat muncul. Mulai dari perubahan pola berkemih menjadi lebih sering, sulit mulai atau sulit berhenti, dan aliran kemih melemah. Dapat pula muncul darah pada air seni dan timbul nyeri tulang.

Sementara, kanker penis lebih jarang ditemui. Penyakit ini diasosiasikan dengan infeksi virus papiloma manusia (HPV), sama seperti kanker serviks pada wanita. Gejala yang patut diwaspadai adalah muncul benjolan, ruam atau lecet yang tak kunjung sembuh, serta pendarahan pada penis. Ahli Urologi Parkway Hospitals Poh Beow Kiong menjelaskan sejumlah faktor risiko kanker prostat dan penis pada pria. 

Faktor usia yang terus meningkat berperan besar terhadap kanker ini. Begitu pula dengan pola makan tidak sehat, kurang berolahraga, dan obesitas meningkatkan risiko kanker prostat. Sementara, merokok, seks bebas dan infeksi HIV meningkatkan risiko kanker penis.

Para pria juga kerap dianggap lalai dalam memeriksakan penyakit yang diidapnya. Mereka kebanyakan menunda pemeriksaan hingga kanker terlanjur parah.  "Waktu adalah faktor kunci dalam perawatan kanker, tetapi kami justru sering mendapati pasien pria yang menunda memeriksakan diri ke dokter hingga kanker telah mencapai tahap lanjut," kata Senior Consultant-Medical Oncology dari Parkway Cancer Center (PCC) Richard Quek, dikutip dari keterangan pers.

Para pria lambat memeriksakan penyakitnya lantaran menganggap gejala yang timbul seperti kelelahan dan gangguan kemih hanya penyakit ringan dan bisa diatasi. Gejala-gejala ini bila dibiarkan dapat menjadi pertanda awal kanker prostat dan kanker penis. "Semakin cepat mendiagnosis pasien, semakin baik pula prospek penyembuhan,"  ujar Quek

BERITA TERKAIT

Hadirkan Inspirasi Cinta Budaya Lokal - Lagi, Marina Beauty Journey Digelar Cari Bintangnya

Mengulang kesuksesan di tahun sebelumnya, Marina Beauty Journey kembali hadir mendorong perempuan muda Indonesia untuk memaknai hidup dalam kebersamaan dan…

Mengenal LINAC dan Brachytherapy Opsi Pengobatan Kanker

Terapi radiasi atau radioterapi, termasuk yang menggunakan Linear Accelerator (LINAC) dan metode brachytherapy telah menjadi terobosan dalam dunia medis untuk…

Masyarakat Diminta Responsif Gejala Kelainan Darah

Praktisi kesehatan masyarakat, dr. Ngabila Salama meminta masyarakat untuk lebih responsif terhadap gejala kelainan darah dengan melakukan pemeriksaan atau skrining.…

BERITA LAINNYA DI Kesehatan

Hadirkan Inspirasi Cinta Budaya Lokal - Lagi, Marina Beauty Journey Digelar Cari Bintangnya

Mengulang kesuksesan di tahun sebelumnya, Marina Beauty Journey kembali hadir mendorong perempuan muda Indonesia untuk memaknai hidup dalam kebersamaan dan…

Mengenal LINAC dan Brachytherapy Opsi Pengobatan Kanker

Terapi radiasi atau radioterapi, termasuk yang menggunakan Linear Accelerator (LINAC) dan metode brachytherapy telah menjadi terobosan dalam dunia medis untuk…

Masyarakat Diminta Responsif Gejala Kelainan Darah

Praktisi kesehatan masyarakat, dr. Ngabila Salama meminta masyarakat untuk lebih responsif terhadap gejala kelainan darah dengan melakukan pemeriksaan atau skrining.…