Defisit Bukan Sebab Tapi Akibat

Oleh: Fauzi Aziz

Pemerhati Ekonomi dan Industri

 

Apapun definisinya, kata defisit mempunyai konotasi yang cenderung bersifat negatif. Misal dalam sepakbola sering dimunculkan klub tertentu dalam satu musim pertandingan mengalami defisit gol.

Artinya klub yang bersangkutan lebih banyak kebobolan gol daripada lebih banyak mencetak gol dalam satu  musim pertandingan. Pada  musim berikutnya defisit gol tersebut belum tentu terjadi karena lebih banyak mencetak gol daripada kemasukan gol.

Dengan contoh sederhana tersebut, maka defisit bersifat cyclical atau dalam kata lain bersifat conditional  atau bisa terjadi dalam semusim. Dalam perdagangan internasional istilah defisit juga sangat populer dikenali.

Menjadi defisit jika barang dan jasa yang diimpor lebih besar dari yang diekspor. Defisit bisa merisaukan jika terjadi berkelanjutan karena bisa mengganggu kinerja ekonomi, seperti yang dialami oleh AS. Daya saing sektor manufakturnya mengalami penurunan, sehingga kalah dengan produk-produk China.

Sampai ada pendapat yang mengatakan bahwa China telah menjadi pemasok, kreditur, sekaligus investor dan banker untuk konsumen AS. Kredit ekspornya begitu luas menjangkau pasar AS dan negara lain di dunia. Ini pertanda bahwa China mempunyai stok likuiditas yang amat besar. Kredit ekspor dan kredit investasinya lending di seluruh dunia dewasa ini.

Berarti bahwa defisit neraca perdagangan, dan neraca transaksi berjalan secara berkelanjutan berpotensi menjadi ancaman bagi stabilitas dan pertumbuhan ekonomi. Satu hal bisa mengakibatkan produksi mengalami tekanan. Efek dominonya adalah investasi baru atau perluasan akan wait and see yang pada gilirannya efek full employmentnya juga akan mengalami tekanan berat.

Pertumbuhan konsumsi menjadi makanan empuk bagi impor barang dan jasa. Satu diskursus dapat kita pahami bahwa secara konvensional ekonomi akan bergerak dari dalam ke luar. Atau bergerak dari hulu ke hilir atau bergerak dari investasi menuju ke arah produksi dan tumpah ruah di pasar.

Pasar kini tampil sebagai sosok  penggerak perubahan  bisnis dan pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi global melambat karena adanya hambatan perdagangan yang tak terlihat, namun efektif sebagai alat kontrol dalam praktik perdagangan internasional.

Di pasar ada ekspor ada impor. Jika yang diimpor lebih besar dari yang diekspor, akan terjadi defisit, bisa defisit perdagangan atau defisit transaksi berjalan. Dari sisi likuiditas, jika defisit kita biarkan, maka kita akan rugi karena pendapatan hasil ekspor akan terkuras untuk membiayai impor, untuk bayar utang dan lain-lain

Dengan demikian dari sisi penguatan likuiditas, pendapatan hasil eksporlah yang harus diperbesar karena akan memberikan insentif bagi peningkatan investasi, baik investasi pemerintah, investasi swasta, dan investasi masyarakat yang akan memperbesar porsi Pembentukan Modal Tetap Bruto dalam PDB, serta akan terjadi peningkatan produksi. Terkait dengan ini maka penerapan Export Led Strategy menjadi keniscayaan.

BERITA TERKAIT

Iklim dan Reformasi Kebijakan

Oleh: Suahasil Nazara Wakil Menteri Keuangan Sebagai upaya untuk memperkuat aksi iklim, Indonesia memainkan peran penting melalui kepemimpinan pada Koalisi…

Cawe-cawe APBN dalam Lebaran 1445 H

  Oleh: Marwanto Harjowiryono Widyaiswara Ahli Utama, Pemerhati Kebijakan Fiskal   Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi melaporkan kepada Presiden Joko…

Investasi Emas Pasca Lebaran

Oleh: Agus Yuliawan Pemerhati Ekonomi Syariah Usai lebaran Idul Fitri 1445 H masyarakat Indonesia mulai menjalankan aktifitas kembali seperti biasanya…

BERITA LAINNYA DI

Iklim dan Reformasi Kebijakan

Oleh: Suahasil Nazara Wakil Menteri Keuangan Sebagai upaya untuk memperkuat aksi iklim, Indonesia memainkan peran penting melalui kepemimpinan pada Koalisi…

Cawe-cawe APBN dalam Lebaran 1445 H

  Oleh: Marwanto Harjowiryono Widyaiswara Ahli Utama, Pemerhati Kebijakan Fiskal   Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi melaporkan kepada Presiden Joko…

Investasi Emas Pasca Lebaran

Oleh: Agus Yuliawan Pemerhati Ekonomi Syariah Usai lebaran Idul Fitri 1445 H masyarakat Indonesia mulai menjalankan aktifitas kembali seperti biasanya…