Banten Januari 2019 Alami Inflasi 0,35 Persen

Banten Januari 2019 Alami Inflasi 0,35 Persen

NERACA

Serang - Provinsi Banten pada Januari 2019 mengalami inflasi 0,35 persen dibandingkan bulan sebelumnya dengan angka Indeks Harga Konsumen (IHK) naik dari 143,20 menjadi 143,70.

“Pemicu inflasi pada bulan tersebut dominan disebabkan naiknya tukang bukan mandor, harga daging ayam ras, rokok kretek filter, telur ayam ras dan harga melon," kata Kepala Bidang Statistik Distribusi Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Banten Bambang Widjonarko, Senin (4/2).

Hasil pemantauan terhadap 415 jenis barang dan jasa serta hasil Survei Biaya Hidup (SBH) tahun 2012 di Kota Serang, Tangerang dan Cilegon baik secara mingguan, dua mingguan maupun bulanan, BPS menemukan 251 komoditas mengalami perubahan harga, 172 komoditas diantaranya mengalami kenaikan harga dan sisanya 79 komoditas mengalami penurunan harga.

Kelompok komoditas yang memberikan andil/sumbangan terhadap inflasi Banten yaitu kelompok bahan makanan sebesar 0,17 persen, perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 0,13 persen, makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0,10 persen, pendidikan, rekreasi dan olahraga 0,02 persen, kesehatan 0,01 dan kelompok sandang sebesar0,01 persen, sedangkan kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan sebesar -0,09 persen.

Beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga yang cukup tinggi selama bulan Januari 2019 itu antara lain tukang bukan mandor, kursus bahasa asing, tomat buah, melon dan biaya pengiriman barang. Sementara komoditas yang mengalami penurunan harga paling banyak antara lain adalah telepon seluler, komputer tablet, buncis, anggur dan sabun mandi cair.

Dari 109 komoditas yang ada pada kelompok bahan makanan, 103 komoditas diantaranya mengalami perubahan harga. Kenaikan harga terjadi pada 67 jenis komoditas.

Komoditas yang dominan memberikan andil inflasi yang cukup besar antara lain daging ayam ras sebesar 0,07 persen, telur ayam ras 0,04 persen, melon 0,03 persen, tomat buah 0,02 persen, beras, minyak goreng dan bawang merah masing- masing sebesar 0,01 persen. Di Kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau, komoditas yang dominan memberikan andil inflasi adalah pada komoditas rokok kretek filter sebesar 0,04 persen, minuman ringan, ayam bakar, rokok kretek dan ketoprak masing-masing sebesar 0,01 persen.

Sementara komoditas yang memberikan andil deflasi terbesar adalah makanan ringan/snack, ice cream, kembang gula, teh dan coklat batang masing-masing menyumbangkan andil deflasi kurang dari 0,01 persen.

Secara keseluruhan kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar memberikan andil inflasi sebesar 0,13 persen. Komoditas terbesar yang menyumbang andil inflasi pada kelompok ini adalah komoditas tukang bukan mandor sebesar 0,14 persen sedangkan komoditas keramik, upah pembantu rumah tangga, sewa rumah dan kusen memberikan andil kurang dari 0,01 persen.

Sementara komoditas yang memberi andil deflasi diantaranya adalah pengharum cucian/pelembut, pembersih lantai, besi beton dan sabun cream detergen. Komoditas yang memberikan andil inflasi pada kelompok sandang adalah emas perhiasan dengan andil 0,01 persen sedangkan komoditas sandal karet, baju kaos/T-Shirt, dan seragam sekolah wanita memberikan sumbangan andil inflasi masing-masing kurang dari 0,01 persen. Sementara itu komoditas yang memberikan andil deflasi diantaranya pembalut wanita, seragam sekolah anak, diapers, tas tangan wanita dan sarung katun.

Dari 38 komoditas yang ada pada kelompok kesehatan, 24 komoditas diantaranya mengalami perubahan harga. Komoditas yang dominan memberikan andil inflasi diantaranya adalah pasta gigi dengan andil sebesar 0,01 persen sedangkan komoditas bedak, parfum, obat dengan resep dan tarif gunting rambut pria masing-masing menyumbangkan andil inflasi kurang dari 0,01 persen. Sementara komoditas yang memberikan andil deflasi yaitu sabun mandi cair, shampo dan hand body lotion.

Komoditas yang memberi andil inflasi terbesar pada kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga adalah kursus bahasa asing dan akademi/ perguruan tinggi yang masing-masing komoditas memberikan andil sebesar 0,02 persen dan 0,01 persen. Sedangkan komoditi yang memberikan andil deflasi yaitu komputer tablet dan tas sekolah.

Komoditas yang memberikan andil deflasi terbesar pada kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan adalah bensin dengan andil sebesar 0,05 persen, biaya telepon seluler dengan andil sebesar 0,03 persen, angkutan udara dengan andil 0,02 persen dan angkutan antar kota sebesar 0,01 persen. Sementara komoditas yang memberikan andil inflasi adalah komoditas ban luar motor, mobil dan biaya pemeliharaan/ service dengan andil inflasi kurang dari 0,01 persen. Ant

 

 

BERITA TERKAIT

PDIP Dinilai Belum 100% Dukung Gugatan Sengketa Pilpres

  NERACA Jakarta-Proses sidang gugatan sengketa pemilu presiden (pilpres) 2024 yang diajukan kubu Ganjar Pranowo-Mahfud MD di Mahkamah Konstitusi (MK),…

Komisi VI: Persiapan Pertamina Hadapi Lebaran 2024 Lebih Baik

  NERACA Jakarta-Komisi VI DPR RI kompak mengapresiasi kerja keras Pertamina dalam menyiapkan pasokan dan distribusi bahan bakar minyak (BBM)…

Tingkatkan Kualitas Produk, SesKemenKopUKM Dorong Koperasi Masuk PMO Kopi Nusantara

NERACA Subang - Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM (SesKemenKopUKM) Arif Rahman Hakim mendorong koperasi-koperasi produsen kopi masuk ke dalam program…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Daerah

PDIP Dinilai Belum 100% Dukung Gugatan Sengketa Pilpres

  NERACA Jakarta-Proses sidang gugatan sengketa pemilu presiden (pilpres) 2024 yang diajukan kubu Ganjar Pranowo-Mahfud MD di Mahkamah Konstitusi (MK),…

Komisi VI: Persiapan Pertamina Hadapi Lebaran 2024 Lebih Baik

  NERACA Jakarta-Komisi VI DPR RI kompak mengapresiasi kerja keras Pertamina dalam menyiapkan pasokan dan distribusi bahan bakar minyak (BBM)…

Tingkatkan Kualitas Produk, SesKemenKopUKM Dorong Koperasi Masuk PMO Kopi Nusantara

NERACA Subang - Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM (SesKemenKopUKM) Arif Rahman Hakim mendorong koperasi-koperasi produsen kopi masuk ke dalam program…