Holding BUMN Infrastruktur - ADHI Targetkan Kontrak Baru Rp 30 Triliun

NERACA

Jakarta –Resmi menjadi bagian dari holding BUMN Infrastruktur di bawah langsung PT Hutama Karya, PT Adhi Karya Tbk (ADHI) terus memacu pertumbuhan bisnis tahun ini dengan menargetkan kontrak baru sebesar Rp 30 triliun. Angka tersebut lebih tinggi 30,43% ketimbang realisasi 2018 yang sebesar Rp 23 triliun.

Direktur Utama PT Adhi Karya Tbk, Budi Harto menjelaskan, sektor infrastruktur masih menjadi kontributor utama untuk kontrak baru sekitar 40%.”Tahun ini ADHI akan mengalokasikan belanja modal atau capex (capital expenditure) sebesar Rp 4 triliun. Angka ini naik 100% dibanding belanja modal tahun lalu yang sebesar Rp 2 triliun,”ujarnya di Jakarta, kemarin.

Budhi mengatakan, untuk capex 2019 Adhi Karya akan mengandalkan sumbernya internal perusahaan dan dari utang bank. Alokasi capex tersebut akan digunakan untuk membiayai proyek-proyek, seperti infrastruktur, LRT dan properti. ADHI menargetkan pendapatan untuk tahun 2019 sebesar Rp 22 triliun lebih tinggi 22,22% dibandingkan raihan pada 2018 yang sebesar Rp 18 triliun.

Sementara berdasarkan hasil rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB), para pemegang saham merestui rencana perubahan anggaran dasar perseroan terkait pengalihan saham seri B kepada PT Hutama Karya (Persero) sebagai induk holding BUMN Infrastruktur dan perubahan status menjadi non persero sejalan dengan rencana pembentukan holding BUMN infrastruktur.

Menurut Budi Harto, keberadaan holding akan membuat sinergi menjadi lebih mudah dengan sesama anggota holding. Pasalnya, banyak terdapat peluang proyek yang dibidik ke depan dan perseroan sudah bisa bersinergi akan lebih baik lagi. Keputusan RUPSLB, kata Budi, berlaku begitu payung hukum diterbitkan. Selanjutnya, dilakukan pembahasan program bersama anggota holding lainnya.

Direktur Operasi II ADHI Pundjung Setya Brata mengatakan, berdasarkan kajian pemerintah, langkah holding dinilai mampu memperkuat permodalah perusahaan perusahaan infrastruktur dan konstruksi yang tergabung. Bahkan, dalam 3 hingga 5 tahun ke depan pembentukan holding bisa memberikan feeding konstruksi, khususnya bagi anggota holding.

Dia mencontohkan, untuk proyek pembangunan tol, saat ini hanya dikelola oleh tiga perusahaan yakni Hutama Karya, Jasa Marga dan Waskita Karya, di mana ke depannya akan ada lebih banyak perusahaan anggota holding bisa ikut terlibat dalam pembangunan tersebut. "Ini semacam value chain jadi satu, dari sisi kapasitas equity-nya juga lebih besar, begitu juga kemampuan leverage," jelasnya.

Seperti diketahui, dalam rancangan awal pemerintah, ADHI seharusnya masuk ke dalam holding BUMN perumahan dan pengembangan kawasan. Tetapi, dilakukan perubahan sehingga kontraktor pelat merah itu bergabung dengan holding BUMN infrastruktur. Adapun komposisi dari holding BUMN infrastruktur yakni Hutama Karya sebagai induk, dengan anggota PT Jasa Marga (Persero) Tbk., Adhi Karya, PT Waskita Karya (Persero) Tbk., PT Yodya Karya (Persero) dan PT Indra Karya (Persero).

 

BERITA TERKAIT

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…