Optimisme Indonesia Lebih Baik - Buah Pembangunan Infrastruktur Dari Pinggir

Negara Indonesia adalah negara yang sedang ‘bergegas’ atau berada di middle income trap (jebakan kelas menengah). Posisi Indonesia saat ini dapat dikatakan maju kena mundur kena.  GDP per Capita Indonesia pada tahun 2018 berada di 4,051 dollar dan untuk keluar atau lulus dari middle income trap tersebut, GDP per capita Indonesia harus berada diatas US$ 12,475 yang akan bisa tercapai di tahun 2034 apabila konsisten menjalankan dua hal: Pertama, investasi dalam pembangunan infrastruktur dan kedua, inovasi atau transfer tehnologi. 

Hal tersebut dipaparkan Muhammad Lutfi, Dewan Pengarah Repnas dalam acara Jumat Jempol, sebuah ajang Ajang Berkumpul Simpatisan Paslon 01 di Jakarta, kemarin. Lutfi yang juga merupakan mantan Ketua BKPM termuda dan Menteri Perdagangan di era SBY ini mengatakan, di segi infrastruktur dari tahun 2014 - 2018, Jokowi sudah membangun lebih dari 22 Gigawatt infrastruktur pembangkit listrik, jalan tol sepanjang 671 km atau 161 km/tahun. Jarak tersebut 8x lebih panjang dibandingkan pemerintah sebelumnya dan banyak lagi proyek-proyek infrastruktur lainnya yang sudah sangat dirasakan masyarakat. “Itu merupakan komitmen Pak Jokowi untuk kemajuan bangsa.”ujarnya.

Sementara bidang pendidikan, lanjut Lutfi juga menjadi program prioritas Jokowi dengan diluncurkannya kartu Indonesia pintar. Pada tahun 2030, disebutkan sekitar 90% workforce akan lulus SMA dan 60% akan lulus sebagai sarjana. Hal ini merupakan modal bagi Indonesia untuk bisa keluar dari middle income trap tersebut. Dirinya menambahkan, setelah pembangunan infrastruktur akan mendorong tumbuhnya lapangan pekerjaan. Hal ini dibuktikan dengan turunnya angka pengangguran dari 5,7% di tahun 2014 menjadi 5,13% pada awal tahun lalu. 

Namun hal yang menarik di tahun 2015 ketika tenaga kerja yang tidak terserap sempat naik menjadi 5,8%. “Saya terus cari dan mencari, kenapa hutang naik, pengangguran naik dan kemiskinan naik di tahun tersebut dan ternyata jawabannya adalah di pembangunan infrastruktur dari pinggir.  Jokowi telah membangun Indonesia tidak hanya di pusat atau kota-kota besar saja diseluruh Indonesia akan tetapi menyeluruh di seluruh pelosok negeri. Pembangunan infrastruktur dari pinggir merupakan suatu pilihan yang sangat sulit, untuk itu kebijakan Pemerintah Jokowi harus diapresiasi.”tandasnya.

 

BERITA TERKAIT

Optimis Pertumbuhan Bisnis - SCNP Pacu Penjualan Alkes dan Perluas Kemitraan OEM

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnis lebih agresif lagi di tahun ini, PT Selaras Citra Nusantara Perkasa Tbk. (SCNP) akan…

Astragraphia Tetapkan Pembagian Dividen 45%

NERACA Jakarta -Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Astra Graphia Tbk. (ASGR) memutuskan untuk membagikaan dividen sebesar Rp34 per…

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta - Indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa (23/4) sore ditutup naik mengikuti penguatan…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Peduli Bumi, Acer Indonesia Tanam 1.500 Mangrove

Dalam rangka merayakan hari jadi perjalanan 25 tahun Acer di Indonesia dan juga bagian dari tanggung jawab sosial perusahaan pada…

Kemana Jasa Marga dan PUPR? - Stasiun Whoosh Karawang Belum Beroperasi

Stasiun Kereta Cepat Whoosh Karawang hingga kini masih belum bisa digunakan sebagai tempat pemberhentian meski sebenarnya sudah rampung. Penyebabnya karena…

PGEO Beri Kesempatan Setara Bagi Perempuan

Dalam rangka memperingati hari Kartini dan mendukung kesetaraan perempuan, PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) juga memberikan kesempatan yang luas…