Di Jatim - BI : Inflasi Triwulan I/2012 Naik

NERACA

Surabaya---Bank Indonesia (BI) memperkirakan inflasi di Jawa Timur pada triwulan I/2012 meningkat antara satu hingga satu setengah persen dibandingkan triwulan IV/2011 karena adanya kenaikan harga sejumlah bahan pokok. "Sementara itu, pada triwulan IV/2011 besaran inflasi Jatim mencapai 0,92% atau sebesar 4,29% (yoy)," kata Pemimpin Kantor BI Surabaya, Mohammad Ishak, di Surabaya, Selasa.

Menurut Iskak, posisi inflasi Jatim tersebut berada pada batas bawah rentang sasaran inflasi nasional 2011 atau setara dengan 5% plus minus satu persen.  "Peningkatan inflasi pada triwulan I/2012, kami prediksi dipengaruhi oleh rencana kebijakan pemerintah menyesuaikan Harga Pokok Pembelian (HPP) beras sekitar 28%," tambahnya

Iskak menjelaskan, pergerakan harga di kelompok bahan makanan seperti beras sampai sekarang pada umumnya menjadi pemicu terjadinya inflasi. Apalagi, bahan makanan adalah komoditas utama yang banyak dibutuhkan masyarakat dalam kehidupan sehari-hari.  "Jika dilihat dari sisi nonfundamental, pergerakan harga pada kelompok bahan makanan `volatile food` selama triwulan I/2012 memiliki potensi meningkat dibandingkan periode sama tahun lalu," terangnya

Walau terjadi peningkatan, tambah Iskak,  ke depan tetap diimbangi musim panen padi yang diprediksi pada bulan Februari dan Maret 2012. Lalu, masa puncak panen raya akan terjadi antara April sampai Mei 2012.  "Sementara itu, pencapaian inflasi selama triwulan I/2012 juga dipengaruhi oleh beragam kebijakan di antaranya bea masuk impor untuk produk pangan dan bahan pangan serta bahan baku pakan ternak dan pupuk tertentu," paparnya

Kebijakan tersebut, kata dia, menyebutkan bahwa adanya peningkatan bea masuk impor dari nol persen menjadi lima persen dan diterapkan per tanggal 1 Januari 2012. Komoditas yang mendapatkan imbas kebijakan ini misalnya gandum, kedelai, tepung jagung, dan tepung beras.  "Ketentuan itu juga mampu memicu terjadinya inflasi pada sub kelompok makanan jadi contoh mie instan dan produk olahan tepung lainnya," ucapnya. **cahyo

BERITA TERKAIT

Investasi Ilegal di Bali, Bukan Koperasi

Investasi Ilegal di Bali, Bukan Koperasi NERACA Denpasar - Sebanyak 12 lembaga keuangan yang menghimpun dana masyarakat secara ilegal di…

Farad Cryptoken Merambah Pasar Indonesia

  NERACA Jakarta-Sebuah mata uang digital baru (kriptografi) yang dikenal dengan Farad Cryptoken (“FRD”) mulai diperkenalkan ke masyarakat Indonesia melalui…

OJK: Kewenangan Satgas Waspada Iinvestasi Diperkuat

NERACA Bogor-Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengharapkan Satuan Tugas (Satgas) Waspada Investasi dapat diperkuat kewenangannya dalam melaksanakan tugas pengawasan, dengan payung…

BERITA LAINNYA DI

Investasi Ilegal di Bali, Bukan Koperasi

Investasi Ilegal di Bali, Bukan Koperasi NERACA Denpasar - Sebanyak 12 lembaga keuangan yang menghimpun dana masyarakat secara ilegal di…

Farad Cryptoken Merambah Pasar Indonesia

  NERACA Jakarta-Sebuah mata uang digital baru (kriptografi) yang dikenal dengan Farad Cryptoken (“FRD”) mulai diperkenalkan ke masyarakat Indonesia melalui…

OJK: Kewenangan Satgas Waspada Iinvestasi Diperkuat

NERACA Bogor-Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengharapkan Satuan Tugas (Satgas) Waspada Investasi dapat diperkuat kewenangannya dalam melaksanakan tugas pengawasan, dengan payung…