Perlambatan Ekonomi Global - Tren IHSG Dihantui Sentimen Negatif

NERACA

Jakarta - Indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa (29/1) sore ditutup melemah dipicu kekhawatiran perlambatan pertumbuhan ekonomi global. IHSG BEI ditutup melemah sebesar 22,23 poin atau 0,34% menjadi 6.436,48. Sedangkan kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 bergerak turun 3,62 poin atau 0,36% menjadi 1.015,52.

Kata analis Bina Artha Sekuritas, M Nafan Aji Gusta, sentimen yang memengaruhi pelemahan IHSG adalah kekhawatiran pelaku pasar global terkait dengan melambatnya kinerja pertumbuhan ekonomi global, terutama AS dan Tiongkok. “Selain itu, kondisi ini diperburuk minimnya sentimen positif dari domestik,”ujarnya di Jakarta, kemarin.

Penutupan IHSG sendiri diiringi aksi beli saham investor asing yang ditunjukkan dengan aksi jual bersih atau "net foreign buy" sebesar Rp607,01 miliar. Frekuensi perdagangan saham kemarin, tercatat sebanyak 435.471 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 11,67 miliar lembar saham senilai Rp9,7 triliun. Sebanyak 159 saham naik, 241 saham menurun, dan 134 saham tidak bergerak nilainya.

Bursa regional, di antaranya indeks Nikkei ditutup menguat 15,64 poin (0,08%) ke 20.664,64, indeks Hang Seng melemah 45,28 poin (0,16%) ke 27.531,68, dan indeks Strait Times melemah 11,81 poin (0,37%) ke posisi 3.187,69. Pada pembukaan perdagangan, IHSG dibuka melemah 4,24 poin atau 0,01% ke posisi 6.454,47. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 bergerak bergerak turun 1,06 poin atau 0,1% menjadi 1.018,08.

Kepala Riset Valbury Sekuritas Alfiansyah mengatakan, pergerakan IHSG akan dipengaruhi penantian laporan laba perusahaan tahun 2018. Sementara itu di satu sisi, sentimen pasar global masih diliputi keterbatasan katalis positif.”Kondisi ini mendorong IHSG diperkirakan bergerak mixed dengan peluang menguat terbatas pada perdagangan saham hari ini," ujar Alfiansyah.

Dari sisi eksternal, Amerika Serikat dan Cina akan mengadakan pertemuan putaran pembicaraan penting minggu ini dalam upaya mengakhiri perang dagang. Jika gagal keduanya mencapai kesepakatan, Trump telah berjanji menaikkan tarif terhadap impor dari China senilai US$ 200 miliar menjadi 25% dari 10%. "Gagalnya pembicaraan akan menghancurkan harapan perekonomian global," katanya.

Dari domestik, Kementerian BUMN tengah menyelesaikan dua holding baru, yakni Holding BUMN Infrastruktur serta Holding BUMN Perumahan dan Pengembangan Kawasan. Diperkirakan PP Holding Perumahan dan Pengembangan Kawasan akan keluar pada pertengahan bulan ini.

BERITA TERKAIT

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…