Beli Kapal General Cargo - Pelita Samudera Kuras Kocek US$ 10,50 Juta

NERACA

Jakarta – Menunjang produktifitas bisnisnya, PT Pelita Samudera Shipping Tbk (PSSI) menambah armada perseroan dengan membeli kapal general cargo senilai US$ 10,50 juta atau sekitar Rp 147 miliar dari Newanda Navigation Company. Dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin perseroan menyebutkan, perjanjian jual beli itu ditandatangani pada 25 Januari 2019.

Pihak yang menjual yakni Newanda Navigation Company Incorporated of Panama dengan jenis kapal yang dijual yakni general cargo dengan nama M14V Maritime Newanda buatan tahun 2005, bulk carrier dengan kapasitas 30.882 gross tonnage (GT) atau 18.103 nett tonnage (NT). Sekretaris Perusahaan Pelita Samudera, Imelda Agustina Kiagoes mengatakan, cara pembayaran yang ditempuh perseroan yakni dibayar pertama sebesar 10% dari nilai jual beli dalam waktu tiga hari kerja sejak perjanjian ditandatangani.

Pembayaran kedua sebesar 90% dari nilai jual pada saat kapal diserahterimakan.”Sumber pendanaan untuk beli aset, 100% menggunakan kas perseroan. Tujuan pembelian kapal ini untuk meningkatkan kinerja perusahaan dan menambah pendapatan usaha. Ini bukan transaksi afiliasi," kata Imelda.

Data laporan keuangan September 2018, menunjukkan kas dan setara kas perusahaan mencapai US$ 10,49 juta, berkurang dari akhir Desember 2017 sebesar US$ 14,31 juta. Pendapatan per September 2018 naik manjadi US$ 46,84 juta dari sebelumnya US$ 31,87 juta, sementara laba bersih periode berjalan naik menjadi US$ 12,09 juta dari periode yang sama tahun 2017 sebesar US$ 1,36 juta.

Tahun ini, emiten pelayaran ini membidik kenaikan pendapatan mencapai 20%—25% dengan mengandalkan kontrak-kontrak yang telah dibukukan perseroan hingga beberapa tahun ke depan. Direktur Komersial dan Operasi Pelita Samudera Shipping, Harry Chan pernah bilang, pada tahun ini perseroan tetap akan melakukan investasi meski harga batu bara melemah. Saat ini, 80% dari kontrak yang telah digenggam perseroan, pengerjaannya berjalan hingga 2020.”Target pendapatan itu kami proyeksikan dari kontrak-kontrak kami yang sudah kami punya. Pada 2019, kebutuhan kapal dan armada untuk pasar domestik akan terus meningkat seiring pemerintah mengembangkan pabrik-pabrik hilirisasi. Dengan penambahan 2 armada, kami optimistis target pendapatan bisa tercapai,” ungkap Harry.

Saat ini, perseroan telah membukukan utilisasi armada sebesar 98%. Dengan penambahan masing-masing satu kapal induk dan kapal tunda, perseroan akan mampu memenuhi potensi permintaan di masa yang akan datang. Apalagi, perseroan juga melihat peluang-peluang bisnis lain, seperti pertumbuhan industri smelter yang cukup masif di Sulawesi Selatan yang membutuhkan sarana logistik.

 

BERITA TERKAIT

Peduli Bumi, Acer Indonesia Tanam 1.500 Mangrove

Dalam rangka merayakan hari jadi perjalanan 25 tahun Acer di Indonesia dan juga bagian dari tanggung jawab sosial perusahaan pada…

Kemana Jasa Marga dan PUPR? - Stasiun Whoosh Karawang Belum Beroperasi

Stasiun Kereta Cepat Whoosh Karawang hingga kini masih belum bisa digunakan sebagai tempat pemberhentian meski sebenarnya sudah rampung. Penyebabnya karena…

PGEO Beri Kesempatan Setara Bagi Perempuan

Dalam rangka memperingati hari Kartini dan mendukung kesetaraan perempuan, PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) juga memberikan kesempatan yang luas…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Peduli Bumi, Acer Indonesia Tanam 1.500 Mangrove

Dalam rangka merayakan hari jadi perjalanan 25 tahun Acer di Indonesia dan juga bagian dari tanggung jawab sosial perusahaan pada…

Kemana Jasa Marga dan PUPR? - Stasiun Whoosh Karawang Belum Beroperasi

Stasiun Kereta Cepat Whoosh Karawang hingga kini masih belum bisa digunakan sebagai tempat pemberhentian meski sebenarnya sudah rampung. Penyebabnya karena…

PGEO Beri Kesempatan Setara Bagi Perempuan

Dalam rangka memperingati hari Kartini dan mendukung kesetaraan perempuan, PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) juga memberikan kesempatan yang luas…