Ditopang Penjualan Lemari Es - Sharp Catatkan Penjualan Rp 35 Triliun

NERACA

Cirebon - Sukses mencatatkan penjualan mencapai Rp 35 triliun di tahun 2018 kemarin atau tumbuh dari target yang ditetapkan sebesar Rp 9 triliun, menjadi keyakinan bagi manajemen PT Sharp Electronics Indonesia (SEID) bila penjualan tahun ini kembali menorehkan target lebih besar lagi. Perseroan tahun ini mentargetkan pertumbuhan penjualan 115%.

Andri Adi Utomo, Seniors General Manager SEID menuturkan, capian turut dipengaruhi kenaikan dollar. Disampaikannya, untuk barang impor dari Sharp langsung menaikan harga hingga 15%.”Karena kami punya TKDN 30%-40% kami bisa naikan harga 5%-7% saja. Jadi kami bisa isi di situ dan growth kami besarnya ada di September - Desember saat naik harga dollar itu," ujarnya di Cirebon, akhir pekan lalu.

Pertumbuhan yang dialami perusahaan, lanjut Andri, juga tak lepas dari tingginya market share yang dimiliki tiap produk sebesar 25%-27%. Dari empat lini produk, kulkas menjadi produk dengan market share terbesar yaitu 27,8% disusul oleh AC sebesar 27,6%, selanjutnya LED TV dan mesin cuci masing-masing sebesar 22,8% dan 25,7%.

Dengan begitu, kulkas menjadi kontributor penjualan terbesar dengan 35% yang kemudian disusul AC 25%, LED TV 20%, dan mesin cuci 20%, serta 5% sisanya lainnya. Andri bilang di tahun ini perusahaan akan berupaya mempertahankan market sharenya. "Target kami di tahun ini untuk marketshare akan dijaga sekitar itu juga, untuk pertumbuhan lewat bisnis lain yang sedang kami kembangkan," ujarnya.

Dirinya menuturkan, kehadiran lemari es halal sanggup membuat sibuk pabrik di Cikarang. "Pekerja di Cikarang sudah overtime, tapi permintaan di pasar belum bisa kami penuhi semua. Ini luar biasa, kami berhasil membaca peluang pasar untuk sisi local fit. Karena lebih dari 85% rakyat Indonesia muslim, jadi di sana ada pasarnya," ungkap Andri.

Kemudian untuk terus memperkuat pemasaran, maka ditempuh berbagai strategi inovasi produk hingga pemasaran. Teranyar, pertengahan tahun ini perseroan akan masuk kategori bisnis baru seperti PC, notebook dan smartphone. Menurut Andri Adi Utomo, ntuk kategori produk yang dimiliki perusahaan sudah memiliki reputasi yang baik dalam negeri. Karenanya, dia menilai perusahaan melakukan pengembangan bisnis yang lainnya.

Selain produk-produk tersebut, Andri juga menyebutkan bahwa pihaknya akan terus menggenjot SHA (small home appliances). Memang perusahaan telah memasuki segmen tersebut, hanya saja disebutnya kontribusi SHA masih kecil. "Marketshare kami masih kurang, di bawah 10% dan kontribusinya 5%-6%," ungkapnya.

BERITA TERKAIT

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…