Profit Taking Tekan Laju IHSG Awal Pekan

NERACA

Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (28/1) awal pekan kemarin, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup turun 24,13 poin atau 0,37% ke 6.458,71. Indeks sempat turun hingga 6.433 sebelum akhirnya ditutup mempersempit penurunan. Berdasarkan data RTI di Jakarta, kemarin, enam sektor menutup perdagangan Senin awal pekan di area negatif. Sektor konstruksi turun paling dalam, yakni 1,72%. Sektor infrastruktur tergreus 1,41%. Sektor aneka industri turun 0,73% dan sektor barang konsumen turun 0,62%.

Empat sektor menguat. Kenaikan tertinggi tampak pada sektor industri dasar, yakni 1,51%. Sektor perkebunan menguat 1,49%. Sektor perdagangan naik 0,20% dan sektor tambang menanjak 0,19%. Total volume transaksi bursa mencapai 13,26 miliar saham dengan nilai transaksi Rp 9,99 triliun. Sebanyak 230 saham turun harga. Masih ada 171 saham yang harganya naik dan 145 saham flat.

Investor asing mencatat penjualan bersih Rp 606,97 miliar di seluruh pasar. Saham-saham dengan penjualan bersih terbesar asing adalah PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) Rp 348,4 miliar, PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) Rp 146,6 miliar, dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) Rp 63,3 miliar. Saham-saham dengan pembelian bersih terbesar asing adalah PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) Rp 68,5 miliar, PT Gudang Garam Tbk (GGRM) Rp 44,6 miliar, dan PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) Rp 30,1 miliar.

Pada pembukaan perdagangan, IHSG dibuka menguat 6,06 poin atau 0,01% ke posisi 6.488,9. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 bergerak menguat 1,52 poin atau 0,15% menjadi 1.027,31.”Kami positif terhadap pergerakan IHSG minggu ini didorong oleh rilis laporan keuangan tahunan yang dapat menjadi katalis bagi indeks," kata Kepala Riset Valbury Sekuritas, Alfiansyah.
Sementara itu dari sisi eksternal, setelah penutupan pemerintahan (government shutdown) selama 35 hari, Kongres AS akhirnya berhasil membuka kembali pemerintahan tanpa adanya pembahasan mengenai tembok pembatas. Donald Trump mengatakan persetujuannya untuk menghindari dampak negatif terhadap 800.000 pekerja federal.”Namun, kami melihat situasi ketidakpastian masih besar, mengingat anggaran yang dikucurkan hanya untuk tiga minggu ke depan, sedangkan Republik tidak ingin berkompromi soal tembok," ujarnya.

Direktur PT Indosurya Bersinar Sekuritas, William Surya Wijaya mengatakan, pergerakan IHSG mengawali pekan terakhir di bulan pertama tahun 2019 ini, sekaligus sepekan menjelang hari raya Imlek, masih menunjukkan pola penguatan yang terlihat masih akan berlanjut "Hal ini tentunya ditopang oleh beberapa faktor, diantaranya 'capital inflow' yang masih terus berlangsung secara 'year to date', yang didukung oleh faktor kondisi fundamental perekonomian yang masih relatif stabil terlihat dari data terlansir dan beberapa faktor lain,"kata William.

BERITA TERKAIT

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…