Industri Kereta Api Nasional Berpeluang Jadi Pemain Global

NERACA

Jakarta – Industri kereta api nasional dinilai semakin berdaya saing seiring peningkatan kerja sama dengan perusahaan skala global karena mendapatkan transfer teknologi. Hal ini diwujudkan melalui langkah kolaborasi antara PT INKA (Persero) dan Stadler Rail Group asal Swiss.

“Kalau kita lihat, Stadler adalah salah satu player kereta api di Eropa, juga sebagai produsen nomor 4 di dunia. Ini menjadi momentum yang baik bagi PT INKA sehingga bisa saling memanfaatkan,” kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto seusai mengunjungi kantor pusat Stadler Rail Group di Bussnang, Swiss, disalin dari siaran resmi.

Menperin menjelaskan, upaya sinergi kedua belah pihak akan terealisasi melalui pembangunan pabrik kereta api terintegrasi dan terbesar di Indonesia milik PT INKA di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur. Jumlah investasi yang bakal digelontorkan mencapai Rp30 triliun, dengan tahap awal yang dikucurkan senilai Rp500 milliar.

Dalam kesepakatannya, PT INKA menyiapkan lahan seluas 84 hektare beserta bangunan. Namun untuk tahap pertama, digunakan seluas 12 Ha. Sementara itu, pihak Stadler menyediakan teknologi, mesin dan pasar. Diperkirakan, total penyerapan tenaga kerja hingga 2.000 orang.

“Dari kerja sama ini, diharapkan akan membuka akses pasar ekspor lebih luas lagi bagi keduanya, baik di Asean maupun regional, di mana masing-masing sudah punya jaringan,” ungkapnya. Dari produksi di Banyuwangi ini, PT INKA bisa fokus di pasar berkembang seperti Bangladesh, India, Sri Lanka dan Filipina, sedangkan Stadler untuk memenuhi pasar seperti Singapura dan Australia.

Dengan penerapan teknologi terbaru, menurut Airlangga, pabrik PT INKA di Banyuwangi nantinya siap memproduksi berbagai jenis kereta mulai dari light rail transit (LRT), metro, sampai yang kereta kecepatan tinggi. Bahkan, melalui penggunaan mesin canggih, pabrik ini mampu memproduksi 4 kereta per hari atau sanggup melampaui 1.000 kereta per tahun.

“Kami terus memacu industri perkeretaapian nasional agar dapat menguasai pasar domestik dan semakin berperan dalam supply chain industri perkeretaapian untuk pasar global,” tegasnya. Saat ini, Indonesia termasuk salah satu pemain industri manufaktur sarana kereta api terbesar di Asia Tenggara. Berdasarkan studi perusahaan independen Jerman, PT INKA berada di posisi 22 dalam jajaran industri kereta api di dunia.

Selain mengunjungi kantor pusat Stadler Rail Group, dalam rangkaian agenda menghadiri perhelatan 2019 World Economic Forum Annual Meeting di Davos, Menperin juga melakukan pertemuan dengan sejumlah pemimpin perusahaan internasional seperti CEO GE Gas Power Scott Strazik.

“Kalau dari GE, mereka melaporkan terlibat dalam pembangunan power plant di Jawa, yang pengembangannya akan mendekati 3 giga watt. Mereka tentu sangat mengapresiasi terhadap kebijakan yang telah diambil oleh Pemerintah Indonesia saat ini,” paparnya.

Selanjutnya, Menperin juga bertemu dengan perusahaan industri farmasi Abbott. Menurutnya, Abbott memberikan perhatian terhadap adanya kebijakan mengenai lokal konten dan sertifikasi halal. Mereka akan menyesuaikan penerapan dari regulasi tersebut. “Sebagai perusahaan farmasi, pada dasarnya memang sangat mengikuti regulasi. Mereka berharap diberikan waktu yang cukup untuk melakukan implementasi peraturan-peraturannya,” imbuh Airlangga.

Dari berbagai hasil pertemuan dengan para pelaku industri skala global di ajang WEF 2019, Menperin menegaskan, secara umum mereka merasa percaya diri untuk terus berinvestasi di Indonesia karena terciptanya iklim usaha yang kondusif.

“Selain itu, dari WEF 2019, kami berharap perekonomian dunia lebih memiliki kepastian, sehingga pertumbuhannya bisa lebih tinggi lagi. Sebab, bagi Indonesia, dengan pertumbuhan yang lebih tinggi itu, akan meningkatkan lapangan pekerjaan dan investasi,” tuturnya.

Sebelumnya, diwartakan, industri kereta api nasional semakin menunjukkan daya saingnya dengan kembali melakukan ekspor. PT Industri Kereta Api (INKA) melakukan pengiriman hasil tender yang nantinya berjumlah total 250 gerbong kereta penumpang ke Bangladesh. Pada tahun 2017, INKA memenangkan tender pengadaan kereta penumpang untuk Bangladesh Railway sebanyak 250 gerbong kereta dengan nilai kontrak sebesar USD100,89 juta atau sekitar Rp1,4 triliun.

“Ini menunjukan kemampuan engineering dan produk nasional yang sudah bisa menembus pasar ekspor sekaligus menembus pasar-pasar nontradisional,” ujar Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto saat peresmian pengiriman ekspor gerbong kereta produksi Indonesia ke Bangladesh, Minggu (20/1).

BERITA TERKAIT

HBA dan HMA April 2024 Telah Ditetapkan

NERACA Jakarta – Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah resmi menetapkan Harga Batubara Acuan (HBA) untuk…

Program Making Indonesia 4.0 Tingkatkan Daya Saing

NERACA Jerman – Indonesia kembali berpartisipasi dalam Hannover Messe 2024, acara pameran industri terkemuka yang merupakan salah satu satu pameran…

Le Minerale Favorit Konsumen Selama Ramadhan 2024

Air minum kemasan bermerek Le Minerale sukses menggeser AQUA sebagai air mineral favorit konsumen selama Ramadhan 2024. Hal tersebut tercermin…

BERITA LAINNYA DI Industri

HBA dan HMA April 2024 Telah Ditetapkan

NERACA Jakarta – Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah resmi menetapkan Harga Batubara Acuan (HBA) untuk…

Program Making Indonesia 4.0 Tingkatkan Daya Saing

NERACA Jerman – Indonesia kembali berpartisipasi dalam Hannover Messe 2024, acara pameran industri terkemuka yang merupakan salah satu satu pameran…

Le Minerale Favorit Konsumen Selama Ramadhan 2024

Air minum kemasan bermerek Le Minerale sukses menggeser AQUA sebagai air mineral favorit konsumen selama Ramadhan 2024. Hal tersebut tercermin…