Bank Jatim Targetkan Kredit Tumbuh 9,5%

NERACA

Jakarta - Meskipun berhasil membukukan pencapaian kinerja yang positif sepanjang tahun 2018 kemarin, hal tersebut tidak mendorong PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (BJTM) atau Bank Jatim mematok target bisnis tahun ini terlalu agresif. Dimana perseroan menargetkan pertumbuhan penyaluran kreditnya tahun ini mencapai 9,5%.

Presiden Direktur Bank Jatim, R Soeroso mengakui, angka itu relatif kecil dibandingkan target kredit perbankan yang dipatok pemerintah yaitu sekitar 13%. Tapi untuk Bank Jatim, pertumbuhan tersebut termasuk naik signifikan jika di bandingkan tahun lalu.”Pertumbuhan penyaluran kredit di 2018 sebesar 6,74% yoy menjadi Rp 33,89 triliun, posisi yang sama tahun 2017 Rp 31,75 triliun,”ujarnya di Jakarta, kemarin.

Adapun pertumbuhan kredit Bank Jatim sepanjang tahun lalu ditopang sektor korporasi, terutama infastruktur yang menjadi penyumbang tertinggi yaitu sebesar Rp 7,26 triliun atau tumbuh 12,67% (yoy). Soeroso menjelaskan, selama ini pemerintah daerah banyak menggunakan kredit dari Bank Jatim. Sayangnya kondisinya sekarang banyak kendala penyaluran kredit, terutama kredit berbasiskan produk ekspor.”Agak tersendat karena kondisi makro ekonomi global yang masih penuh ketidakpastian,”jelasnya.

Soeroso menambahkan, pihaknya bakal menerapkan strategi untuk menggenjot penyaluran kredit ke depan. Utamanya yang menyangkut pembiayaan pemda yang memang selama ini menyumbangkan himpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) cukup besar yaitu 45%.”Untuk proyek masih ada di rekening bank jatim, (yang bakal ditingkatkan) sepeti dana BOS, dana gaji pegawai yang turun di (setiap) Desember,” ujarnya.

Di samping itu, dirinya menekankan akan membidik pembiayaan UMKM hingga menggiatkan kerja sama misalnya saja yang sedang dilakukan yaitu bersama perbankan plat merah.”Kita kerjasama dengan Taspen karena sudah tidak masuk di BTPN. Kita kerja sama dengan BRI, BRI tidak akan mengambil kredit pemerintah BPD karena payrollnya di Bank Jatim,” tandasnya.

Sebagai informasi, Bank Jatim memiliki rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) di 2018 sebesar 3,75%, sedangkan NPL net 0,61%. Sementara laba bersih tumbuh 8,71% di 2018 menjadi Rp1,26 triliun dari Rp1,15 triliun di tahun 2017. Perseroan menjelaskan, pertumbuhan laba tersebut didukung oleh pertumbuhan penyaluran kredit yang menjadi sebesar Rp33,89 triliun atau tumbuh 6,74% dibanding 2017 Rp31,75 triliun.

BERITA TERKAIT

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…