Targetkan Naik Jadi BUKU III - BRI Agro Cari Tambahan Modal Rp 700 Miliar

NERACA

Jakarta – Perkuat modal guna meningkatkan likuiditas dan juga menaikkan Bank Umum Kegiatan Usaha (BUKU) III, PT Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk (AGRO) tahun ini tengah mencari cara modal tamahan inti sebesar Rp700 miliar. “Saat ini perseroan masih kurang Rp600 miliar hingga Rp700 miliar lagi untuk masuk BUKU III,” kata Direktur Utama AGRO, Agus Noorsanto di Jakarta, kemarin.

Disampaikannya, modal inti  sampai dengan akhir November 2018 tercatat Rp4,3 triliun.  Sehingga dibutuhkan tambahan Rp700 miliar menjadi BUKU III, dengan minimal modal inti Rp5 triliun hingga Rp30 triliun. Dirinya menjelaskan, dalam rapat umum pemegang saham tahunan yang akan digelar dalam waktu dekat, pihaknya akan mengusulkan beberapa rencana aksi korporasi, seperti right issue, selaian nambah modal juga menambah porsi publik.

Pada tahun lalu, lanjut Agus, perseroan telah menggelar right issue dengan mengincar dana Rp2 triliun. Tapi, hanya terserap Rp1,2 triliun. Hal itu disebabkan harga penawaran Rp400 lebih tinggi dari harga pasar saat itu .”Tahun lalu dapat Rp1,2 triliun dari right issue, maka tahun ini bisa lah dapat Rp600 miliar-Rp700 miliar,” kata dia.

Sedangkan mengenai kinerja tahun 2018, kata dia, berdasarkan catatannya tumbuh 40%, baik dari sisi aset, dana pihak ketiga (DPK) dan laba bersih. Sementara target kinerja tahun 2019, jelas dia, diharapkan mencatatkan pertumbuhan kredit sebesar 35%, Aset 35% dan DPK  sebesar 35%. Sebagai informasi, tahun ini perseroan menaikkan pertumbuhan kredit agribisnis mencapai 35%. Bank masih akan mengoptimalkan komoditi sawit, kelapa dalam, pisang, terutama di pengolahan dan tardingnya, serta juga supply chain financing-nya.

Sementara untuk target NPL, lanjut Agus, NPL kredit agribisnis akan dipertahankan di bawah 1% di sepanjang 2019. Ada beberapa debitur yang kreditnya bermasalah yang akan restrukturisasi dan juga didorong untuk exit. Selain itu, Agus menambahkan, secara total, BRI Agro menargetkan kredit dapat tumbuh 40% secara tahunana. Sedangkan secara kualitas, AGRO akan menekan rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) di bawah 3%.

Dari total kredit yang hendak dicapai di tahun ini, Agus bilang pihaknya ingin 65% hingga 70% kredit disalurkan ke sektor produktif. Hingga November 2018, BRI Agro mencatatkan pertumbuhan kredit agribisnis sebesar 40% year on year (yoy) menjari Rp 9,6 triliun. Adapun NPL pada November 2018 bertengger di posisi 2,96%.

Selain itu, perseroan juga dikabarkan berencana mengakuisisi BANK BUKU I. Nantinya pasca akuiisisi, dimungkinkan nanti BRI Agro melakukan rebranding. Saat ini sebagai gambaran sebanyak 60%-65% bisnis bank ada di agrisbisnis. Bisa saja nanti porsinya sama namun jumlah kredit yang disalurkan akan semakin banyak.  Selain itu dengan akuisisi ini juga bisa meningkatkan diferensiasi bisnis bank. Terkait apakah nanti BRI Agro akan mengakuisisi satu atau dua bank, hal ini tergantung dari pemegang saham pengendali.

BERITA TERKAIT

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…