NERACA
Jakarta – Positinya respon pasar dalam dan luar negeri dalam menyerap obligasi yang diterbitkan beberapa Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Karya, khususnya Komodo Bond menjadi landasan bahwa instrumen surat utang tersebut masih akan kembali diterbitkan BUMN di tahun ini.
Deputi Bidang Restrukturisasi dan Pengembangan Usaha Kementerian BUMN, Aloysius Kiik Ro mengatakan, BUMN Karya dalam memenuhi belanja modalnya tahun ini sebesar Rp 108 triliun atau tumbuh dari tahun sebelumnya Rp 90 triliun akan mengandalkan pendanaan pasar modal dalam negeri.”Beberapa inisiatif pendanaan seperti komodo bond, green bond, dan Dinfra akan diteruskan,”ujarnya di Jakarta, kemarin.
Dia menambahkan, saat ini sebagian kontraktor pelat merah telah melakukan switching model bisnis. Artinya, beberapa tidak lagi hanya menjadi sebagai penggarap konstruksi, tetapi juga melakukan investasi. Sebelumnya, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini M. Soemarno menjelaskan bahwa realisasi belanja modal atau capital expenditure (capex) hampir mencapai Rp500 triliun pada 2018. Rencananya, dana yang digelontorkan tahun ini akan lebih besar atau naik sekitar 60%.“Tahun ini mungkin yang keluar benar-benar lebih besar sampai sekitar Rp775 triliun hingga Rp800 triliun. Jumlah itu dari rencana kerja anggaran perusahaan RKAP yang dilaporkan oleh BUMN,” jelasnya.
Berdasarkan data Kementerian BUMN, realisasi belanja modal perseroan pelat merah terus merangkak naik dari 2014-2017. Dana yang digelontorkan naik dari Rp223 triliun pada 2014, Rp268 triliun pada 2015, Rp298 triliun pada 2016, dan Rp349 triliun pada 2017. Rini mengungkapkan komposisi terbesar dari total belanja modal BUMN tahun ini berasal dari PT Pertamina (Persero). Pasalnya, perseroan minyak dan gas milik negara itu akan memulai sejumlah proyek secara penuh. “Pertamina akan memulai secara penuh proyek di Balikpapan, Tuban, dan Insya Allah Cilacap. Jadi, itu yang besar-besar,” paparnya.
Selain itu, dia mengungkapkan sejumlah proyek infrastruktur juga masih menjadi prioritas perseroan pelat merah. Salah satunya pembangunan transit oriented development (TOD). Di sektor jalan tol, Rini mengatakan masih menjadi prioritas penyelesaian sejumlah proyek seperti Trans-Sumatra, tol Banyuwangi, dan Bogor-Ciawi-Sukabumi. Selanjutnya, infrastruktur seperti pelabuhan dan bandar udara (bandara) juga menjadi prioritas.
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) menempati posisi Top 3 tempat kerja terbaik untuk pengembangan karir di Indonesia versi…
NERACA Jakarta – Resmi mencatatkan sahamnya di pasar modal, PT Atlantis Subsea Indonesia Tbk (ATLA) membidik pendapatan tumbuh 20% pada…
NERACA Jakarta- Tensi ketegangan politik di kawasan timur tengah menjadi sentimen negatif terhadap indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa…
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) menempati posisi Top 3 tempat kerja terbaik untuk pengembangan karir di Indonesia versi…
NERACA Jakarta – Resmi mencatatkan sahamnya di pasar modal, PT Atlantis Subsea Indonesia Tbk (ATLA) membidik pendapatan tumbuh 20% pada…
NERACA Jakarta- Tensi ketegangan politik di kawasan timur tengah menjadi sentimen negatif terhadap indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa…