NERACA
Jakarta- Pacu pertumbuhan investor reksadana lebih besar lagi, Asosiasi Pelaku Reksa Dana dan Investasi (APRDI) bersama Asosiasi Bank Agen Penjual Efek Reksa Dana (ABAPERDI) meluncurkan program national campaign reksa dana 2019 untuk mengembangkan basis investor, produk investasi dan kualitas sumber daya manusia.
Kata Ketua Dewan APRDI, Prihatmo Hari Mulyanto, melalui program tersebut jumlah investor reksa dana tahun ini diharapkan bertambah 500 ribu orang dari kondisi saat ini yang tercatat 988.946 SID (Single Investor Identification). Peningkatan tersebut seiring dengan maraknya agen penjual reksa dana berbasis teknologi informasi.”Belajar dari tahun 2018, peningkatan jumlah investor sampai 300 ribu ditopang penjualan dari agen penjualan berbasis fintech yang menyumbang 70%,” ujarnya di Jakarta, kemarin.
Sejalan dengan hal itu, Prihatmo juga berharap terjadi pertumbuhan asset under management (AUM) sebesar 12% - 15% dibanding tahun 2018 sebesar Rp505 triliun. “Masih seperti tahun lalu, reksa dana pasar uang, reksa dana terproteksi dan pendapatan tetap masih akan menopang pertumbuhan AUM tahun 2019,” jelas dia.
Asal tahu saja, program national campaign reksa dana 2019 meliputi digital campaign melalui micro site, akun media sosial dan serial tallk show di IDX Channel, kegiatan tatap muka dengan investor potensial reksa dan melalui program sekolah Reksa Dana dan Kuliah Reksa Dana.
Sementara Wakil Ketua Pengurus Manajer Investasi APRDI, Bambang Subiantoro mengungkapkan, keterlibatan investor millenial pada investasi reksa dana makin signifikan. Tahun lalu, dari tambahan 300 ribu investor sebanyak 70% atau sekitar 210 investor merupakan investor millenial. Karenanya, asosiasi meyakini keterlibatan investor milenial ini bakal menggenjot pertumbuhan reksa dana Indonesia. “Basis pembeli adalah temen muda atau millenial, walupun dari sisi size (ukurang) dana kelolaan belum sesuai dengan harapan. Ke depan, karena pemakaian fintech user friendly (mudah digunakan), maka kami akan genjot pertumbuhan investor dari sana," jelas Bambang.
Sementara, jika dilihat dari jenisnya, dia mengungkapkan komposisinya masih didominasi oleh reksa dana pasar uang dan reksa dana terproteksi. Reksa dana pasar uang adalah jenis reksa dana yang menempatkan seluruh dana investasi pada instrumen pasar uang yang bersifat utang, seperti deposito, obligasi dan Sertifikat Bank Indonesia (SBI). Untuk reksa dana terproteksi adalah produk reksa dana yang menempatkan mayoritas portofolio pada efek yang bersifat utang korporasi dalam kategori layak investasi (investment grade).
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) menempati posisi Top 3 tempat kerja terbaik untuk pengembangan karir di Indonesia versi…
NERACA Jakarta – Resmi mencatatkan sahamnya di pasar modal, PT Atlantis Subsea Indonesia Tbk (ATLA) membidik pendapatan tumbuh 20% pada…
NERACA Jakarta- Tensi ketegangan politik di kawasan timur tengah menjadi sentimen negatif terhadap indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa…
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) menempati posisi Top 3 tempat kerja terbaik untuk pengembangan karir di Indonesia versi…
NERACA Jakarta – Resmi mencatatkan sahamnya di pasar modal, PT Atlantis Subsea Indonesia Tbk (ATLA) membidik pendapatan tumbuh 20% pada…
NERACA Jakarta- Tensi ketegangan politik di kawasan timur tengah menjadi sentimen negatif terhadap indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa…