CIMB Principal AM Incar AUM Rp 10 Triliun

NERACA

Jakarta – Tahun ini, PT CIMB Principal Asset Management memproyeksikan dana kelolaan (asset under management/AUM) bisa tembus Rp 10 triliun, naik dari akhir Desember 2018 sebesar Rp 7,5 triliun. Kata Direktur CIMB Principal, Mauldy Rauf Makmur, asumsi pertumbuhan AUM reksa dana itu didasarkan pada kondisi makro ekonomi yang mulai kondusif, ditandai dengan mulai meredanya ketegangan perang dagang antara Amerika Serikat dengan China.

Tidak hanya itu, lanjutnya, The Federal Reserve atau bank sentral AS diperkirakan tidak akan seagresif tahun lalu dalam menaikkan bunga acuan. “Sentimen itu akan menguntungkan Indonesia karena investor akan balik ke sini,”ujar Mauldy di Jakarta, kemarin.

Menurut Kepala Pengawas Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Hoesen, pertumbuhan investor reksa dana terus terjadi. Pada akhir tahun 2018, jumlah investor reksa dana meningkat hampir tiga kali lipat menjadi 995.000 dari tahun 2014 sebanyak 320.000 investor dengan dana kelolaan yang juga naik signifikan.”Dalam 4 tahun terakhir total dana kelolaan tumbuh lebih dua kali lipat yaitu Rp 242 triliun pada Desember 2014 jadi Rp 505 triliun per Desember 2018,"ungkapnya.

Meski demikian, peningkatan investor reksa dana masih jauh dari potensi investor domestik yang sangat besar. Dirinya mencontohkan, jika dibandingkan dengan total populasi masyarakat kelas menengah Indonesia yang mencapai 22% dari total populasi tersebut, jumlah investor reksa dana baru mencapai 1,8%. “Jika dibandingkan dengan total populasi penduduk Indonesia jauh lebih kecil lagi hanya 0,4%," tutur Hoesen.

Sementara menurut Ketua Presidium Asosisasi Pelaku Reksa Dana dan Investasi Indonesia (APRDI), Prihatmo Hari Mulyanto, geliat industri reksadana masih akan tetap tumbuh di tahun politik. Bahkan dirinya menuturkan, kinerja reksadana indeks dan exchange traded fund (ETF) pada awal tahun ini cukup prospektif. Mengingat laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berada dalam tren positif.

Menurutnya, jenis reksadana ini lebih menantang. Makanya mayoritas investornya berasal dari kaum milenial. Dirinya juga memprediksi sampai akhir tahun ini jumlah nasabah reksadana jenis ini dapat mencapai sekitar 500.000 nasabah. Angka ini naik 66,6% dari tahun lalu yang mencapai 300.000 nasabah. Sementara untuk dana kelolaan (AUM) reksadana diproyeksikan tumbuh 12%-15% menjadi Rp 560 triliun-Rp 575 triliun. Di mana tahun lalu total AUM mencapai Rp 500 triliun. “Hampir 70% AUM berasal dari bank,” katanya.

BERITA TERKAIT

IHSG Melemah di Tengah Penguatan Bursa Asia

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) Rabu (17/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Danai Refinancing - Ricky Putra Globalindo Jual Tanah 53 Hektar

NERACA Jakarta – Perkuat struktur modal guna mendanai ekspansi bisnisnya, emiten produsen pakaian dalam PT Ricky Putra Globalindo Tbk (RICY)…

Libur Ramadan dan Lebaran - Trafik Layanan Data XL Axiata Meningkat 16%

NERACA Jakarta – Sepanjang libur Ramadan dan hari raya Idulfitr 1445 H, PT XL Axiata Tbk (EXC) atau XL Axiata…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

IHSG Melemah di Tengah Penguatan Bursa Asia

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) Rabu (17/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Danai Refinancing - Ricky Putra Globalindo Jual Tanah 53 Hektar

NERACA Jakarta – Perkuat struktur modal guna mendanai ekspansi bisnisnya, emiten produsen pakaian dalam PT Ricky Putra Globalindo Tbk (RICY)…

Libur Ramadan dan Lebaran - Trafik Layanan Data XL Axiata Meningkat 16%

NERACA Jakarta – Sepanjang libur Ramadan dan hari raya Idulfitr 1445 H, PT XL Axiata Tbk (EXC) atau XL Axiata…