Mansek Unggulkan Saham Sektor Manufaktur

NERACA

Jakarta- PT Mandiri Sekuritas memproyeksikan sektor manufaktur memiliki prospek paling positif tahun ini. Hal ini didasarkan beralihnya fokus ekonomi China dari produsen menjadi konsumen, menjadi peluang bagi Indonesia untuk mendorong industri manufaktur. Harapannya, peralihan ekonomi China bisa menjadi pangsa pasar bagi produksi manufaktur Indonesia. Kita tahu ekonomi China melambat dan polanya juga berubah, sehingga impor mereka akan lebih banyak untuk konsumsi," kata Head of Mandiri Institute, Moekti Soejahmoen di Jakarta, kemarin.

Disampaikannya, untuk memanfaatkan momentum tersebut, Moekti menilai penting untuk mendorong kinerja sektor manufaktur tahun ini. Selain itu, upaya mendorong sektor manufaktur di 2019 dinilai mampu mengadjust harga komoditas yang turun. Sementara Deputy Head of Equity Research Mandiri Sekuritas Tjandra Lienandjaja memperkirakan ekspor komoditas Indonesia di 2019 cenderung akan flat, dengan kecenderungan mengalami penurunan."Kita ekspektasikan di akhir tahun IHSG sekitar 7.000, ada kenaikan 10% - 15% dibandingkan tahun lalu. Ini sesuai dengan ekspektasi earning prices market," jelas Tjandra.

Selain sektor manufaktur, sektor food and beverages (konsumsi), beberapa perbankan dan properti akan lebih baik di tahun ini. Sedangkan sektor komoditas diprediksi belum akan positif. Kondisi tersebut, disertai kemungkinan pertumbuhan ekonomi tahun ini dikisaran 5,3%, inflasi cenderung flat dari 2018, potensi kenaikan suku bunga acuan Amerika Serikat (Fed Fund Rate/FFR) dua kali dan BI 7 Days Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebanya satu kali. Sedangkan untuk nilai tukar rupiah diperkirakan berada di kisaran Rp 14.000 per dolar AS.

Sebagai informasi, tahun ini Mandiri Sekuritas (Mansek) memproyeksikan indeks harga saham gabungan (IHSG) mencapai 7.000. Kemudian untuk mendorong minat investor asing, perseroan bersama induk usahanya PT Bank Mandiri Tbk (BMRI)  bakal menggelar Mandiri Investment Forum (MIF). Forum tahunan ini akan mempertemukan investor dalam dan luar negeri guna mendorong peningkatan investasi di Tanah Air.

Mansek menjelaskan, orum ini sangat penting untuk menciptakan sinergi antara investor. Ditambah pelaku usaha dan pemangku kepentingan agar mampu menangkap peluang investasi yang dapat mendukung upaya pertumbuhan ekonomi Indonesia.

BERITA TERKAIT

Laba Tumbuh 23% - OCBC NISP Bagikan Dividen Rp1,65 Triliun

NERACA Jakarta – Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Bank OCBC NISP Tbk (NISP) memutuskan untuk membagikan dividen sebesar…

Laba Bersih Indonesia Fibreboard Naik 3,9%

Di tahun 2023, PT Indonesia Fibreboard Industry Tbk (IFII) membukukan laba tahun berjalan sebesar Rp100,9 miliar atau tumbuh 3,9% dibanding tahun…

Laba Bersih PP Presisi Menyusut 4,97%

NERACA Jakarta – Sepanjang tahun 2023, PT PP Presisi Tbk (PPRE) membukukan laba sebesar Rp 172 miliar pada 2023. Angka…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Laba Tumbuh 23% - OCBC NISP Bagikan Dividen Rp1,65 Triliun

NERACA Jakarta – Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Bank OCBC NISP Tbk (NISP) memutuskan untuk membagikan dividen sebesar…

Laba Bersih Indonesia Fibreboard Naik 3,9%

Di tahun 2023, PT Indonesia Fibreboard Industry Tbk (IFII) membukukan laba tahun berjalan sebesar Rp100,9 miliar atau tumbuh 3,9% dibanding tahun…

Laba Bersih PP Presisi Menyusut 4,97%

NERACA Jakarta – Sepanjang tahun 2023, PT PP Presisi Tbk (PPRE) membukukan laba sebesar Rp 172 miliar pada 2023. Angka…