PTBA Targetkan Penjualan Ekspor 12 Juta Ton

NERACA

Jakarta – Sepanjang tahun 2019, PT Bukit Asam Tbk (PTBA) akan menggenjot pertumbuhan pendapatan dari penjualan ekspor batu bara. Dimana perseroan membidik penjualan batu bara ke pasar ekspor sebesar 12 juta ton atau sekitar 40% dari target volume penjualan tahun ini yang mencapai 24 juta—26 juta ton.

Direktur Niaga Bukit Asam, Adib Ubaidillah mengatakan, volume penjualan sepanjang tahun ini sebanyak 24 juta ton--26 juta ton sedikit di bawah target produksi perseroan yang dipatok sebesar 27 juta ton batu bara. Perseroan selalu menetapkan target penjualan yang di bawah level produksi karena akan mempertahankan posisi stok sekitar 3 juta ton untuk di-carry over ke tahun berikutnya.”Dengan produksi 27 juta ton, penjualannya 24 juta—26 juta ton, biasanya angkanya tidak terlalu jauh beda karena kami memang mencadangkan stok. Kami hanya menjual produksi sendiri, tidak menyerap produksi dari pihak ketiga,”ujarnya di Jakarta, kemarin.

Dirinya menyampaikan, dari total penjualan sebesar 24 juta—26 juta tersebut, perseroan merencanakan ekspor pada tahun ini dapat mencapai 12 juta ton dengan kombinasi batu bara kalori medium dan kalori tinggi. Menurutnya, perseroan biasanya memasarkan batu bara ke dalam dan luar negeri dengan perbandingan 60%:40%.

Dengan pergerakan batu bara yang masih fluktuatif, Adib memprediksi belum akan ada perubahan signifikan pada porsi penjualan perseroan tersebut. Adapun, pada tahun ini perseroan menargetkan produksi batu bara dapat mencapai 27 juta ton dari target tahun lalu yang dipatok 25,5 juta ton. Sementara itu perseroan dalam pengembangan bisnisnya mengandeng kerjasama dengan PT Pertamina (Persero) berupa penandatanganan perjanjian pembentukan perusahaan patungan (joint venture/JV) untuk rencana penghiliran batu bara di mulut tambang Bukit Asam di Peranap, Riau.

Dengan kerja sama ini, Bukit Asam, Pertamina, dan Air Products akan mendirikan perusahaan JV yang bergerak di bidang bisnis pengolahan batu bara dan produk turunan batu bara. Sebelum JV tersebut berdiri, ketiga perusahaan tersebut akan terlebih dahulu melakukan studi kelayakan bisnis dan komersial.

Konsorsium akan melakukan hilirisasi dengan skema gasifikasi, yaitu batu bara akan diubah menjadi syngas dan kemudian diproses mejadi produk akhir. Rencananya, pabrik hilirisasi tersebut akan dibangun di Peranap, Riau. PTBA akan menyuplai batu bara dari area tambang Peranap ke perusahaan JV untuk diolah, yang kemudian hasilnya akan dibeli oleh Pertamina. Air Products and Chemicals Inc. akan mengoptimasi desain dan teknologi pengolahan.

Kata Direktur Utama PTBA, Arviyan Arifin, hilirisais batu bara ini akan menghasilkan DME untuk pengganti bahan baku LPG yang sebagian besar masih diimpor. Dampaknya, hilirisasi ini akan menghemat devisa negara.“Hilirisasi yang dilakukan PTBA ini diperkuat dengan sumber daya batu bara sebesar 8,3 miliar ton dan total cadangan batu bara sebesar 3,3 miliar ton,”jelasnya.

Sementara Dirut Pertamina, Nicke Widyawati mengatakan, kerja sama strategis ini akan membawa benefit bagi semua pihak. “Sekitar 73% LPG masih diimpor. Pada 2017 Indonesia mengonsumsi tidak kurang dari 7,11 juta ton LPG,” ungkapnya. Rencananya, pabrik JV ini akan memiliki kapasitas produksi 1,4 juta ton DME per tahun dengan kebutuhan 9,2 juta ton per tahun.

 

 

BERITA TERKAIT

Summarecon Crown Gading - Primadona Properti di Utara Timur Jakarta

Summarecon Crown Gading yang merupakan kawasan terbaru Summarecon yang di Utara Timur Jakarta, kini semakin berkembang. Saat ini sedang berlangsung…

Pertumbuhan Logistik Tembus 8% - CKB Logistics Optimalkan Bisnis Lewat Kargo Udara

Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) memperkirakan sektor logistik nasional tahun ini mengalami pertumbuhan tujuh sampai dengan delapan persen. Tak heran, bisnis…

Mitra Investindo Catat Laba Meningkat 212%

NERACA Jakarta - Perusahaan jasa pelayaran dan logistik PT Mitra Investindo Tbk (MITI) membukukan laba bersih yang meningkat signifikan 212% year…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Summarecon Crown Gading - Primadona Properti di Utara Timur Jakarta

Summarecon Crown Gading yang merupakan kawasan terbaru Summarecon yang di Utara Timur Jakarta, kini semakin berkembang. Saat ini sedang berlangsung…

Pertumbuhan Logistik Tembus 8% - CKB Logistics Optimalkan Bisnis Lewat Kargo Udara

Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) memperkirakan sektor logistik nasional tahun ini mengalami pertumbuhan tujuh sampai dengan delapan persen. Tak heran, bisnis…

Mitra Investindo Catat Laba Meningkat 212%

NERACA Jakarta - Perusahaan jasa pelayaran dan logistik PT Mitra Investindo Tbk (MITI) membukukan laba bersih yang meningkat signifikan 212% year…