Kejar Pertumbuhan Target Emiten - BEI Bidik Debitur Bank Besar Untuk IPO

NERACA

Jakarta – Dikejar target emiten tahun ini oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebanyak 100 emiten, mendorong PT Bursa Efek Indonesia (BEI) melalukan berbagai macam cara untuk mendorong perusahaan besar dan dinilai layak IPO untuk segera IPO. Salah satunya untuk memenuhi target emiten, BEI mewacanakan untuk memberikan kewajiban (mandatory) kepada perbankan untuk mengarahkan para debitur yang selama ini menarik kredit dalam jumlah besar untuk mencatatkan saham perdana (IPO) sebagai salah satu pilihan dalam menggalang dana.

Kata Direktur Pengembangan BEI, Hasan Fawzi, saat ini baru ada dua perbankan yang aktif untuk mengarahkan nasabah besarnya untuk melakukan aksi korporasi penawaran saham perdana (initial public offering/IPO) yakni PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA).”Baru dua itu yang melaksanan, tapi wacana dan sosialisasi jalan terus,”ujarnya di Jakarta, kemarin.

Menurut dia, hal ini merupakan salah satu bentuk sinergi dengan stakeholder yang ada di pasar modal. Pasalnya, semakin besar perusahaan yang mencatatkan saham, menjadi potensi transaksi lebih dari mereka. Dia menyebutkan, selama ini dua debitur bank tersebut yang melakukan IPO memiliki portofolio kredit dengan nilai mencapai Rp 1 triliun.

Biasanya, kata Hasan, kategorisasi profil ini dilakukan terlebih dahulu oleh pihak perbankan dan kemudian dilanjutkan dengan pertemuan dengan bursa dan lembaga intermediary atau perantara lainnya. “Mudah-mudahan tanpa mandatory tetap akan ada. Kami akan jalani prosesnya, kami datangi satu-satu tapi juga rangkul intermediaries-nya," katanya.

Disampaikannya, target revisi emiten yang IPO bisa mencapai 75 emiten hingga 100 emiten merupakan angka masih realistis jika melihat kondisi yang ada sekarang. Bahkan juka melihat tahun 2018 saja, jumlah emiten yang IPO mencapai 62, melebihi target yang disusun yakni 35 emiten. “Bursa sudah melakukan koordinasi internal untuk memetakan agar mencapai target yang sama dengan OJK,” ujar Hasan.

Target bursa tahun 2019 memang 35 emiten berdasarkan rencana kerja, namun angka 75 emiten-100 emiten dirasa masih realistis sesuai dengan rapat strategis yang sudah dilakukan BEI. Itu semua bercermin dari tahun 2018 yang masih bisa mencapai rekor IPO 62 perusahaan di tengah kondisi pasar yang penuh tantangan. Sebelumnya, OJK menyatakan target perusahaan yang melantai di BEI dengan IPO bisa mencapai 75 emiten hingga 100 emiten tahun 2019. Bahkan OJK yakin angka tersebut akan disusul oleh penghimpunan dana yang mencapai Rp 200 triliun-Rp 250 triliun.

Sementara pelaku pasar mendukung target OJK mengejar pertumbuhan jumlah emiten. Hanya saja, yang utama selain dari jumlah perusahaan tercatat yang semakin bertambah adalah dari sisi kualitatif dan kualitas emiten baru tersebut. Secara prospek dan fundamental harus sangat mumpuni untuk melantai di BEI.

Kata Direktur Utama PT Kresna Sekuritas, Octavianus Budiyanto, dirinya lebih akan melihat dari sisi kualitatif dibandingkan dari sekedar jumlah angka dari emiten baru. Jangan sampai jadi bumerang sehingga akhirnya yang listing adalah perusahaan-perusahaan yang asal dan apabila terjadi justru tidak akan bermanfaat bagi industri pasar modal itu sendiri.

 

 

 

BERITA TERKAIT

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…