Gelontorkan Investasi US$ 30 Juta - Darma Henwa Targetkan Produksi 17 Juta Ton

NERACA

Jakarta – Tahun ini, PT Darma Henwa Tbk (DEWA) fokus untuk meningkatkan produksi di tengah beratnya tantangan di industri ini.”Kami fokus memperbaiki fundamental produksi di semester satu ini, sehingga menghasilkan operasi yang optimal," kata Corporate Secretary & Chief Corporate Services Officer, Mukson Arif Rosyidi di Jakarta, kemarin.

Sebagai gambaran, pada 2019, perseroan membidik produksi mencapai 17 juta ton naik 30,76% dibandingkan target produksi 2018 sebanyak 13 juta ton. Serta, target overburden removal sebanyak 125,7 juta bank cubic meter (bcm) naik sekitar 25% dari target tahun lalu sebesar 100 juta bcm. Untuk mencapai target tersebut, lanjut Mukson, perseroan menggelentorkan investasi sekitar US$ 30 juta. Dananya untuk membeli dan memperbaiki alat produksi. "Tahun ini harus ada peningkatan tapi masih dalam pembahasan internal," ucapnya.

Perseroan juga masih menjalankan diversifikasi usaha ke lini bisnis tambang mineral. Untuk mengembangkan bisnis mencakup pengembangan bisnis jasa kontraktor pertambangan mineral ini, kata Mukson, DEWA belum membutuhkan investasi khusus. Yang pasti, sambungnya, mereka bakal melakukan investasi alat berat.

Lebih lanjut, DEWA akan mengembangkan bisnis jasa penyediaan infrastruktur pertambangan, seperti pembuatan jalan tambang maupun penyedia jasa pertambangan. Sebelumnya manajemen DEWA menyebutkan ada beberapa proyek potensial yang tengah diincar untuk bisnis pertambangan mineral ini. Pertama, proyek penambangan bawah tanah, yakni proyek penambangan seng dan timah di Dairi, Sumatra Utara dengan lingkup pekerjaan premining earthworks. Kedua, potensi pertambangan terbuka di proyek penambangan tembaga dan emas yang berlokasi di Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo. Lingkup pekerjaan adalah tahap awal road construction, aktivitas penambangan dan reklamasi.

Ketiga, proyek penambangan emas yang berlokasi di Palu, Sulawesi Tengah dan Sulawesi Selatan. Jenis pertambangan bawah tanah ini mempunyai durasi pekerjaan 3 tahun-4 tahun, dengan lingkup pekerjaan infrastruktur dan earthworks. Namun, Mukson belum dapat menuturkan proyek mana yang bakal lebih dulu ditangani. “Kami tidak bisa menentukan mana yang bisa lebih dulu, tergantung partner karena banyak hal yang harus mereka siapkan, seperti kesediaan pendanaan dan pasarnya,” ujarnya.

Sementara, dari kinerja keuangan DEWA membidik pendapatan sebesar US$ 300 juta di tahun ini. DEWA optimistis target ini bakal tercapai sejalan dengan adanya peningkatan kinerja operasional. Kemudian berdasarkan hasil rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB), merombak jajaran direksi dan komisaris menyusul makin beratnya bisnis di industri ini. Pemegang saham menyetujui mengangkat mantan Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi sebagai presiden komisaris menggantikan Suadi Atma yang digeser wakil presiden komisaris. Selain itu, pemegang saham menyetujui mengangkat Saptari Hoedaja sebagai direktur perseroan.

Mukson menyampaikan pergantian susunan komisaris dan pengurus untuk memperkuat perseroan dalam menghadapi tantangan industri. "Dengan mempertimbangkan perkembangan usaha dan tantangan perseroan di masa depan, khususnya dalam menghadapi tantangan industri perdagangan yang semakin besar, dibutuhkan peran komisaris untuk melaksanakan fungsi pengawasan dan memastikan pelaksanaan good corporate governance (GCG)," ungkap Mukson.

Dia menambahkan pergantian direksi juga dilakukan dengan mempertimbangkan penguatan kinerja perseroan.Darma Henwa yang merupakan usaha milik grup Bakrie ini bergerak di jasa kontraktor pertambangan umum. Saat ini, perseroan beroperasi pada beberapa proyek yaitu area tambang batu bara milik PT Kaltim Prima Coal, PT Arutmin Indonesia, dan PT Cakrawala Langit Sejahtera.

BERITA TERKAIT

Tumbuh by Astra Financial Raih 2,5 Juta Kunjungan

Pameran virtual pertama Astra Financial, Tumbuh by Astra Financial yang digelar dua pekan mencatatkan lebih dari 2,5 juta kunjungan konsumen.…

Berkolaborasi Wujudkan Mudik Sehat dan Aman

Budaya mudik di Indonesia jelang libur lebaran selalu menyisakan masalah, khususnya potensi lonjakan volume kendaraan dan angka kecelakaan. Maka tak…

Gandeng Kerjasama Telkom - LKPP Rilis Sistem E-Katalog Versi 6.0 Yang Lebih Responsif

Dalam rangka meningkatkan pelayanan dan transparansi dalam pengadaan barang, Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) bekerjasama dengan PT Telkom Indonesia…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Tumbuh by Astra Financial Raih 2,5 Juta Kunjungan

Pameran virtual pertama Astra Financial, Tumbuh by Astra Financial yang digelar dua pekan mencatatkan lebih dari 2,5 juta kunjungan konsumen.…

Berkolaborasi Wujudkan Mudik Sehat dan Aman

Budaya mudik di Indonesia jelang libur lebaran selalu menyisakan masalah, khususnya potensi lonjakan volume kendaraan dan angka kecelakaan. Maka tak…

Gandeng Kerjasama Telkom - LKPP Rilis Sistem E-Katalog Versi 6.0 Yang Lebih Responsif

Dalam rangka meningkatkan pelayanan dan transparansi dalam pengadaan barang, Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) bekerjasama dengan PT Telkom Indonesia…