Bakal Diakuisi Bank Korea - Crossing Bank Agris Capai Rp 1 Triliun

NERACA

Jakarta – Santernya rencana PT Bank Agris Tbk (AGRIS) bakal diakuisisi perusahan perbankan asal Korea, mendorong terjadinya terjadinya aksi beli asing (net buy) di pasar modal pada Selasa (15/1) kemarin menembus Rp 1,61 triliun. Dari jumlah itu net buy asing di pasar negosiasi mencapai Rp 1,12 triliun, sisanya pasar reguler hanya Rp 496,04 miliar.

Nilai tersebut ternyata dikontribusi oleh transaksi tutup sendiri atau crossing saham PT Bank Agris Tbk (AGRS) senilai Rp 1,15 triliun yang dilakukan melalui broker berkode PD atau PT Indo Premier Sekuritas. Berdasarkan data RTI, kemarin tercatat ada lima kali transaksi crossing saham AGRS yakni dengan harga Rp 232 sebanyak 444,06 juta saham dan Rp 228 /saham sebanyak 4,59 miliar saham. Harga tersebut di bawah harga saham AGRS pada perdagangan kemarin di level Rp 300 /saham.

Sebelumnya diberitakan Industrial Bank of Korea berencana menjadi pemegang saham pengendali dengan 87,34% kepemilikan Bank Agris. Saham yang dibeli oleh Industrial Bank of Korea adalah milik PT Dian Intan Perkasa sebesar 81,59% dan Benjamin Jiaravanon 0,28% dan yang beredar di publik 5,45%. Sebelumnya, Otoritas Jasa Keuangan mengungkapkan, Industrial Bank of Korea akan mengakuisisi Bank Mitraniaga dan Bank Agris.

Deputi Komisioner Pengawas Perbankan III OJK, Slamet Edy Poernomo pernah bilang, bank tersebut saat ini sedang melakukan penjajakan dan mengajukan perizinan untuk merger kedua bank.”IBK rencananya ambil Bank Mitraniaga dan Bank Agris, lagi proses pengajuan. Kedua bank itu mau dibeli IBK, (saham) mayoritas, jadi arahnya merger," ungkap Slamet.

Menurut Slamet, rencana tersebut masih belum pasti disetujui. Saat ini pihaknya tengah mengevaluasi perizinan yang diajukan oleh bank asing tersebut. Merger tersebut merupakan upaya konsolidasi yang tengah didorong oleh OJK. Sebab, saat ini persaingan industri perbankan sudah meluas, hingga dengan industri teknologi finansial (fintech). Adanya persaingan yang semakin ketat tersebut akan membahayakan bagi bank-bank kecil yang berada di bank umum kelompok usaha (BUKU) 1 dan 2. Adapun rencana bisnis Industrial Bank of Korea di Indonesia yakni pada pembiayaan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

Di kuartal tiga 2018 kemarin, PT Bank Agris Tbk menderita kerugian Rp 9,2 miliar. Hal ini salah satunya disebabkan karena rasio kredit bermasalah (NPL) yang naik menjadi 5,12%. Sebagai gambaran saja, pada periode sama 2017 Bank Agris masih mencatat laba bersih Rp 8,2 miliar dengan NPL 3,63%. Padahal jika dilihat pendapatan bunga bersih bank masih naik 5,1% secara tahunan atau year on year (yoy) menjadi Rp 104 miliar dari periode sama 2017 Rp 99 miliar.

Selain itu, biaya operasional turun 3% yoy menjadi Rp 96 miliar dari periode sama 2017 Rp 99 miliar. Penyaluran kredit juga masih naik 9,8% yoy menjadi Rp 2,7 triliun dari periode sama 2017 Rp 2,5 triliun.

BERITA TERKAIT

Laba Tumbuh 23% - OCBC NISP Bagikan Dividen Rp1,65 Triliun

NERACA Jakarta – Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Bank OCBC NISP Tbk (NISP) memutuskan untuk membagikan dividen sebesar…

Laba Bersih Indonesia Fibreboard Naik 3,9%

Di tahun 2023, PT Indonesia Fibreboard Industry Tbk (IFII) membukukan laba tahun berjalan sebesar Rp100,9 miliar atau tumbuh 3,9% dibanding tahun…

Laba Bersih PP Presisi Menyusut 4,97%

NERACA Jakarta – Sepanjang tahun 2023, PT PP Presisi Tbk (PPRE) membukukan laba sebesar Rp 172 miliar pada 2023. Angka…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Laba Tumbuh 23% - OCBC NISP Bagikan Dividen Rp1,65 Triliun

NERACA Jakarta – Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Bank OCBC NISP Tbk (NISP) memutuskan untuk membagikan dividen sebesar…

Laba Bersih Indonesia Fibreboard Naik 3,9%

Di tahun 2023, PT Indonesia Fibreboard Industry Tbk (IFII) membukukan laba tahun berjalan sebesar Rp100,9 miliar atau tumbuh 3,9% dibanding tahun…

Laba Bersih PP Presisi Menyusut 4,97%

NERACA Jakarta – Sepanjang tahun 2023, PT PP Presisi Tbk (PPRE) membukukan laba sebesar Rp 172 miliar pada 2023. Angka…