NERACA
Jakarta - Perdagangan saham PT Cottonindo Ariesta Tbk (KPAS) masuk dalam pengawasan PT Bursa Efek Indonesia (BEI) karena mengalami penurunan harga saham di luar kewajaran atau biasa disebut unusual market activity (UMA). Informasi tersebut disampaikan BEI dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin.
Menurut Kepala Divisi Pengawasan Transaksi BEI, Lidia M Panjaitan bahwa dengan status UMA itu, maka para investor diharapkan memperhatikan jawaban perusahaan tercatat atas permintaan konfirmasi bursa.”"Kami minta investor juga mencermati kinerja perusahaan tercatat dan keterbukaan informasi,"ujarnya.
Lebih lanjut, Lidia juga meminta pelaku pasar untuk mempertimbangkan berbagai kemungkinan yang dapat timbul di kemudian hari sebelum mengambil keputusan investasi. Sedangkan kepada manajemen KPAS, diharapkan untuk mengkaji kembali rencana corporate action apabila rencana tersebut belum mendapatkan persetujuan RUPS.
Meski demikian, pengumuman UMA ini tidak serta merta menunjukan adanya pelanggaran peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal. Untuk diketahui, saham KPAS mengalami penurunan harga pada perdagangan tanggal 2 Januari 2019. Pada saat itu, dibuka pada level 565 dan ditutup di level 418. Fenomena itu berlanjut hingga menyentuh level 210 pada perdagangan sesi I hari ini, Selasa (15/1). Sehingga KPAS turun 62,8% dalam lima hari bursa.
Sebagai informasi, emiten yang bergerak di industri produk kapas untuk kesehatan, kapas kecantikan dan kapas industri ini baru memiliki satu pabrik yang beroperasi di Subang, Jawa Barat. Maka dengan mengantungi dana segar hasil IPO, perseroan akan ekspansi pabrik baru guna meningkatkan kapasitas produksi.
Direktur Operasi KPAS, Albert Yan Katili pernah bilang, utilitas pabrik saat ini hampir mencapai 100%, jadi sudah saatnya perseroan melakukan ekspansi untuk merespons permintaan pasar. Lebih lanjut, menurutnya kapasitas produksi pabrik saat ini adalah 115 ton per bulan, sedangkan rata-rata produksinya sudah mencapai 100 ton hingga 105 ton per bulan. Dengan adanya penambahan pabrik baru diharapkan kapasitas produksi dapat meningkat menjadi 245 ton per bulan.
Dari total target dana IPO sekitar Rp 45,02 miliar rupiah, sekitar 75% akan digunakan untuk pembelian lahan pabrik dan mesin baru sekitar Rp 30 miliar dengan luas area mencapai 5 hektar. Sisanya untuk modal kerja. Produk unggulan perusahaan saat ini adalah untuk produk cotton bud dan kapas kecantikan. Untuk porsi kapas industri saat ini sekitar 15 ton hingga 20 ton per bulan, selanjutnya untuk kapas kesehatan baru 5 ton. Sisanya disumbang terbesar dari kapas kecantikan. Harapannya setelah pabrik sudah jadi produksi kapas kesehatan dapat meningkat menjadi 20 ton per bulan.
Sebagai bentuk tanggung jawab sosial perusahaan atau corporate social responsibility (CSR), PT Hyundai Motors Indonesia berkolaborasi dengan Grab Indonesia dan…
Di kuartal pertama 2024, PT PP Presisi Tbk (PPRE) berhasil meraih 2 penghargaan sekaligus dalam ajang Anugerah BUMN Awards ke-13…
NERACA Jakarta – Sepanjang tahun 2023, emiten pipa baja PT Steel Pipe Industry of Indonesia Tbk. (ISSP) atau Spindo membukukan…
Sebagai bentuk tanggung jawab sosial perusahaan atau corporate social responsibility (CSR), PT Hyundai Motors Indonesia berkolaborasi dengan Grab Indonesia dan…
Di kuartal pertama 2024, PT PP Presisi Tbk (PPRE) berhasil meraih 2 penghargaan sekaligus dalam ajang Anugerah BUMN Awards ke-13…
NERACA Jakarta – Sepanjang tahun 2023, emiten pipa baja PT Steel Pipe Industry of Indonesia Tbk. (ISSP) atau Spindo membukukan…