Indonesia Jadi Importir Gula Terbesar di Dunia

NERACA

Jakarta – Apapun niat pemerintah untuk menjaga stabilitas harga, namun bila dilakukan dengan kebijakan impor tentu saja menuai pro dan kontra hingga ancaman kesengsaraan, khususnya petani. Apalagi, menurut ekonom Indef, bila kebijakan impor tersebut hanya untuk memburu rente tentu saja memberikan luka dalam bagi masyarakat. Oleh karena itu, tidak heran pemerintah selalu keranjingan soal impor seperti impor gula.

Ekonom Indef Faisal Basri mengatakan, saat ini Indonesia sudah menjadi importir gula terbesar di dunia.”Saya kaget indonesia sudah jadi importir terbesar di dunia, sebelumnya kan nggak terbesar. Kita sudah lampaui China dan AS," ujarnya di Jakarta, Senin (14/1). 

Faisal mengatakan, lonjakan impor gula terjadi sejak 2009. Dari data Badan Pusat Statistik (BPS) disebutkan, peningkatan impor gula Indonesia terjadi secara konsisten. Faisal memaparkan, kenaikan impor gula terjadi sejak era pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Karena, ujar Faisal, sejak zaman pemerintahan SBY, Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menghamburkan izin gula rafinasi. Sementara produksi gula dalam negeri saat ini stagnan.

Faisal juga mengungkapkan kesedihannya soal harga gula di Indonesia yang tiga kali lipat lebih mahal dari gula mentah dunia. Memang, gula yang diimpor Indonesia adalah jenis gula rafinasi untuk kebutuhan industri makanan dan minuman. Namun, ujar Faisal, gula rafinasi ini seringkali merembes ke pasar untuk kebutuhan gula konsumsi. Kok bisa? ”Gula rafinasi menurut ketentuan tidak boleh dipasarkan untuk gula konsumsi, hanya boleh diizinkan impor raw sugar sudah untuk dipakai industri makanan dan minuman (mamin). Industri mamin pemain dunia mereka tahu harga gula, mereka nggak mau dikadali, kontraknya jangka panjang," katanya.

Disebutkan, impor 4,6 juta ton di 2018 kebutuhan hanya 3 juta ton, selebihnya? Mengalir ke pasar untuk gula konsumsi. Pemerintah menggunakan untuk stabilitas harga di pasar, padahal sebelumnya pemerintah mengatakan gula rafinasi tidak boleh dipasarkan karena tidak baik bagi kesehatan Namun saat ini ironisnya, sekarang pemerintah pakai gula rafinasi untuk stabilisasi harga.

Menurut dia, impor gula ini seharusnya bisa dihentikan dengan peningkatan produksi gula rafinasi di dalam negeri. Tapi Faisal mengungkapkan, pemerintah secara sengaja menghambat peningkatan produksi gula di dalam negeri. ”Kalau Anda lihat, pemerintah kasih izinnya dikasih di daerah yang nggak mungkin tanam tebu, Cilegon, Banten, kecuali Cilacap. Deli Serdang nggak ada tanaman tebu, Makassar nggak juga. Inilah kacaunya pemerintah, jadi sepenuhnya bisa dikatakan gula rafinasi ini stempel untuk berburu rente, menikmati selisih yang sangat besar antara gula Indonesia dan gula dunia," tutur Faisal.

Oleh sebab itu, dirinya menegaskan berburu rente menikmati tanpa berkeringat, free rider alias penunggang percuma, hal tersebut yang harus diperangi. Sementara ekonom lainnya Rusli Abdullah menuturkan, dibalik impor gula yang dilakukan pemerintah menuai keganjilan karena harga gula pasir premium pada 2018 tampak lebih tidak stabil dibanding dengan tahun sebelumnya. Hal ini terlihat dari nilai coefficient of variation (COV) gula pasir premium 2018 (0,021) yang lebih besar dibandingkan tahun 2017 (0,016). 

Rusli menjelaskan, dibanding dengan 2017, harga gula pasir premium memang lebih rendah pada 2018. Berdasarkan data yang diolah dari hargapangan.go.id, rata-rata harga sepanjang 2018 mencapai Rp 15.537 per kilogram, sedangkan pada 2017 adalah Rp 16.743 per kilogram. "Begitupun dengan harga gula pasir lokal yang menurun sekitar Rp 1.000 per kilogram," ujarnya.

Tapi, di balik itu, harga gula pasir premium lebih tidak stabil. Hal ini kebalikan dengan produk lokal yang COV-nya mengalami penurunan dari 0.033 pada 2017 menjadi 0,022. Artinya, tingkat volatilitasnya lebih rendah atau cenderung stabil. Menurut Rusli, ada beberapa faktor yang menyebabkan harga gula pasir premium lebih fluktuatif. Termasuk, tersendatnya alur pasokan dan permintaan. "Ada pasokan dari distributor yang tidak lancar atau tidak selancar gula lokal," katanya. 

Fakta ini dinilai Rusli sebagai keganjilan. Sebab, gula pasir premium kebanyakan didapat dari impor yang dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Menurut hukum ekonomi, tingkat supply atau ketersediaan melimpah ini, akan berdampak pada kestabilan harga, namun nyatanya tidak. bani

BERITA TERKAIT

MENAKER IDA FAUZIYAH: - Kaji Regulasi Perlindungan Ojol dan Kurir

Jakarta-Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah akan mengkaji regulasi tentang perlindungan bagi ojek online (ojol) hingga kurir paket, termasuk mencakup pemberian tunjangan…

TRANSISI EBT: - Sejumlah Negara di Asteng Alami Kemunduran

Jakarta-Inflasi hijau (greenflation) menyebabkan sejumlah negara di Asia Tenggara (Asteng), termasuk Indonesia, Malaysia, dan Vietnam mengalami kemunduran dalam transisi energi…

RENCANA KENAIKAN PPN 12 PERSEN PADA 2025: - Presiden Jokowi akan Pertimbangkan Kembali

Jakarta-Presiden Jokowi disebut-sebut akan mempertimbangkan kembali rencana kenaikan pajak pertambahan nilai (PPN) menjadi 12 persen pada 2025. Sebelumnya, Ketua Umum…

BERITA LAINNYA DI Berita Utama

MENAKER IDA FAUZIYAH: - Kaji Regulasi Perlindungan Ojol dan Kurir

Jakarta-Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah akan mengkaji regulasi tentang perlindungan bagi ojek online (ojol) hingga kurir paket, termasuk mencakup pemberian tunjangan…

TRANSISI EBT: - Sejumlah Negara di Asteng Alami Kemunduran

Jakarta-Inflasi hijau (greenflation) menyebabkan sejumlah negara di Asia Tenggara (Asteng), termasuk Indonesia, Malaysia, dan Vietnam mengalami kemunduran dalam transisi energi…

RENCANA KENAIKAN PPN 12 PERSEN PADA 2025: - Presiden Jokowi akan Pertimbangkan Kembali

Jakarta-Presiden Jokowi disebut-sebut akan mempertimbangkan kembali rencana kenaikan pajak pertambahan nilai (PPN) menjadi 12 persen pada 2025. Sebelumnya, Ketua Umum…