NERACA
Jakarta – Perusahaan keramik, PT Arwana Citramulia Tbk (ARNA) telah membeli kembali 9,29 juta saham lewat aksi korporasi buyback. Jumlah saham tersebut dibeli pada periode buyback 29 Maret 2018-31 Desember 2018. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam siaran persnya di Jakarta, kemarim.
ARNA mengungkapkan bahwa rentang harga pembelian kembali berkisar dari Rp 314 hingga Rp 412 per saham. Maka dengan harga tersebut, perusahaan menyediakan dana Rp 30 miliar untuk memuluskan aksi buyback saham tersebut, dimana hingga akhir tahun 2018 sisa biaya pembelian kembali saham sebesar Rp 26,71 miliar. Artinya sejauh ini perusahaan telah menghabiskan dana sekitar Rp 3,29 miliar untuk membeli kembali 9,29 juta saham.
Produsen keramik ini membeli kembali (buyback) saham dengan tujuan menjaga kewajaran harga saham emiten tersebut. Pada perdagangan Senin (14/1), pukul 15.35 WIB saham ARNA stagnan pada level harga Rp 414. Sebagai informasi, tahun ini perusahaan masih ekspansi menambah lini produksi. Edy Suyanto, Direktur ARNA pernah bilang, permintaan pasar yang dinilai prospektif dimasa mendatang menyebabkan perusahaan tak segan menambah pabrik baru.”Tahun 2019 kami berencana ekspansi di plant ke 4 di Ogan Ilir, Sumatera Selatan dan ditargetkan mulai beroperasioanal di semester kedua 2019,"ujarnya.
Jumlah modal yang dikeluarkan untuk pengembangan pabrik baru ialah senilai Rp 100 miliar. Sebelumnya di Sumatera Selatan, ARNA telah memiliki fasilitas produksi dengan kapasitas terpasang 8 juta meter persegi per tahunnya. Sedangkan penambahan satu lini produksi baru yang nanti berkapasitas 6 juta meter persegi dalam setahun.
Sekadar informasi, saat ini ARNA memiliki kapasitas terpasang secara total mencapai 58 juta meter persegi per tahunnya dengan 5 titik pabrik yang tersebar di Tangerang, Serang, Surabaya, Ogan Ilir, dan Mojokerto. Dengan penambahan pabrik baru di Ogan Ilir, Sumatera Selatan, maka di tahun 2019 ARNA memproyeksi kapasitas total pabrikannya bakal mencapai 64 juta meter persegi dalam setahun.
Saat ini utilisasi pabriknya sudah mencapai 100%. Penjualan di Jawa menyumbang sebesar Rp 1,22 triliun penjualan atau 83% dari total penjualan sampai kuartal tiga tahun ini, sementara sisanya berasal dari luar Jawa. Adapun total pendapatan bersih perusahaan mengalami pertumbuhan 13,6% dari Rp 1,26 triliun di kuartal III 2017 menjadi Rp 1,46 triliun. Laba tahun berjalan pada kuartal III tahun 2018 tercatat Rp 115,94 miliar, naik 38% year on year (yoy). Untuk segmen pasar ARNA menyasar kelas menengah dan bawah dengan target utama end user.
Sebagai bentuk tanggung jawab sosial perusahaan atau corporate social responsibility (CSR), PT Hyundai Motors Indonesia berkolaborasi dengan Grab Indonesia dan…
Di kuartal pertama 2024, PT PP Presisi Tbk (PPRE) berhasil meraih 2 penghargaan sekaligus dalam ajang Anugerah BUMN Awards ke-13…
NERACA Jakarta – Sepanjang tahun 2023, emiten pipa baja PT Steel Pipe Industry of Indonesia Tbk. (ISSP) atau Spindo membukukan…
Sebagai bentuk tanggung jawab sosial perusahaan atau corporate social responsibility (CSR), PT Hyundai Motors Indonesia berkolaborasi dengan Grab Indonesia dan…
Di kuartal pertama 2024, PT PP Presisi Tbk (PPRE) berhasil meraih 2 penghargaan sekaligus dalam ajang Anugerah BUMN Awards ke-13…
NERACA Jakarta – Sepanjang tahun 2023, emiten pipa baja PT Steel Pipe Industry of Indonesia Tbk. (ISSP) atau Spindo membukukan…