Serap Private Placement - Benny Tjokro Tambah Porsi Saham di RIMO

NERACA

Jakarta - Aksi korporasi PT Rimo International Lestari Tbk (RIMO) berupa Penambahan Modal Tanpa Memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMT-HMETD) atau private placement tahap II pada tanggal 11 Januari 2019 berjalan sukses. Hal ini tidak terlepas andil pemegang saham yang ikut menyerap private placament perseroan.

Direktur RIMO, Herman Susanto dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin menyampaikan, penerbitan 2.463.635.500 lembar saham seri bernominal Rp100 dan harga pelaksanaan Rp155 perlembar saham telah diserap seluruhnya oleh Benny Tjokrosaputro. Dengan demikian, RIMO meraup dana Rp381,863 miliar dalam aksi korporasi ini.”Sebelum private placement total saham perseroan sebanyak 41,586 miliar lembar saham dan setelahnya menjadi 44,049 miliar lembar saham,” kata Herman.

Selanjutnya, jelas Herman, dana hasil aksi korporasi itu akan digunakan untuk membayar pinjaman kepada pihak terafiliasi. Dengan demikian, kepemilikan Benny Tjokrosaputro pada RIMO bertambah dari 8,05% menjadi 15% dari total saham perseroan.  Merambah bisnis properti, mendorong perseroan harus berhati-hati dalam setiap proyek yang digarap seperti perizinan hingga Amdalnya. Saat ini, RIMO tengah menggarap proyek apartemen yang ada di Kuningan, Jakarta yang diperkirakan akan selesai pada akhir tahun 2019.

RIMO juga meluncurkan proyek perumahan sederhana guna mendukung program sejuta rumah pemerintah seluas 1.000 hektare (ha) yang lokasinya di Mampawah, Pontianak. Selanjutnya ada proyek-proyek RIMO yang berlokasi di Serang, Kendari, Balikpapan, Bandung, Jakarta, dan Sumbawa yang sampai saat ini masih dalam tahap pematangan, perencanaan, dan pengurusan perizinan. "Proyek puncak golf di Puncak, Cianjur juga masih proses perizinan," ujar Herman.

RIMO pada akhir tahun 2018 menargetkan penjualan kotor sekitar Rp 450 miliar-Rp 500 miliar dengan laba bersih sebesar Rp 150 miliar. "Laba kuartal IV-2018 mendekati target. Tahun depan kami harapkan setidaknya sama dengan tahun ini. Pertimbangannya mengingat 2019 adalah tahun politik," tutupnya.

Sekadar informasi, dalam sembilan bulan pertama tahun 2018, RIMO meraup pendapatan bersih Rp 433,28 miliar. Pendapatan ini tumbuhn 125% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 192,54 miliar. Sedangkan laba bersih RIMO pada periode Januari-September 2018 mencapai Rp 116,72 miliar. Laba bersih ini turun tipis daripada periode yang sama tahun lalu di angka Rp 117,89 miliar. Untuk mendukung kinerja tahun 2019, RIMO menganggarkan belanja modal atau capital expenditure (capex) sekitar Rp 100 miliar sampai Rp 200 miliar.

BERITA TERKAIT

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…