PLN Serap Saham Baru Dua Anak Usah ARII

NERACA

Jakarta –PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) menyerap saham baru dari dua anak usaha PT Atlas Resouces Tbk (ARII), yaitu; PT Sriwijaya Bara Logistic (SBL) dan PT Mitra Musi Jaya (MMJ). Direktur PT Atlas Resources Tbk, Lidwina S Nugraha dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin menyatakan, dengan masuknya PLN Batubara (PLNBB) sebagai pemegang saham pada SBL yang memiliki pelabuhan dan MMJ yang memiliki jalan hauling dari tambang sampai ke pelabuhan, maka akan menunjang perbaikan kinerja kedua anak usaha tersebut.”Tidak terdapat informasi/fakta/kejadian penting lainnya yang material sehingga mempengaruhi harga efek Atlas serta kelangsungan usaha Atlas,”ujarnya.

Melalui aksi korporasi pengambilalihan saham baru tersebut membuat PLNBBI memegang 25,6% dari total saham SBL. Sedangkan sisanya di pegang oleh PT Sriwijaya Muba Logistic (SML) dan PT Aquela Pratama Indonesia (API) sebesar 0,22%. Sementara itu, komposisi kepemilikan di MMJ, sebesar 73,8% dipegang PT Sriwijaya Muba Logistic (SML), API memegang kepemilikan sebesar 0,59% dan PLNBBI meegang kepemilikan sebesar 25,6%.

Sebagai informasi, PT Atlas Resources Tbk menargetkan produksi batubara sebanyak 2,8 juta ton di 2018 dan membidik laba bersih sekitar US$ 10 juta-US$ 12 juta.  Di kuartal tiga 2018, produksi batubara ARII ini sebesar 530.000 ton. Jumlah ini hanya meningkat 4,97% dari total produksi pada Juli 2018 sebanyak 504.904 ton. Realisasi produksi batubara ini tentu masih jauh dari target yang ditetapkan.

Lidwina bilang, perkiraan produksi batubara sampai akhir tahun hanya mendekati 1 juta ton. Salah satu kendala perusahaan dalam memproduksi batubara adalah terbatasnya alat berat dari kontraktor. “Kontraktor kita susah mendapatkan alat berat, alat berat itu sendiri yang harus indent paling cepat 6 bulan dan financing,” ujarnya.

Tercatat pada semester pertama 2018 kemarin, perusahaan berhasil mencatatkan pendapatan sebesar US$ 18,71 juta atau naik 84,69% daripada pendapatan di periode yang sama tahun sebelumnya sebesar US$ 10,13 juta. Beban pendapatan perusahaan juga meningkat 35,97% menjadi US$ 18,22 juta di semester I-2018.

Selain itu, beban usaha dan beban keuangan juga meningkat, alhasil ARII menorehkan rugi bersih sebanyak US$ 3,27 juta, rugi bersih pada periode yang sama tahun sebelumnya hanya US$ 2,07 juta. Saat ini perusahaan juga tengah meningkatkan penjualan ke pasar ekspor. “Target penjualan ke pasar ekspor pada 2018 sebesar 400.000 juta ton, sampai dengan Juli 2018, total ekspor sebanyak 60.232 ton,” ungkap Lidwina.

Kemudian perusahaan juga sudah memulai uji coba produksi tambang batu bara di wilayah PT Bayan Koalindo Lestari (BKL) sejak Juli 2018. Disebutkan, tambang tersebut memiliki luas konsesi 10.980 hektare (ha). Pada awal produksi, tambang di wilayah BKL ini ditargetkan mampu memproduksi sebanyak 50.000 ton.

 

BERITA TERKAIT

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…